Judi "Online" dan Literasi Keuangan di Sekolah
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Judi "Online" dan Literasi Keuangan di Sekolah

Selasa, 12 Sep 2023 15:20 WIB
Irfan Ansori
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Ilustrasi judi online (Foto: Istimewa)
Foto: Istimewa
Jakarta -

Belakangan ini kepolisian cukup agresif melakukan penindakan terhadap sejumlah promotor judi online. Para influencer yang pernah mempromosikan situs judi online ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Di antaranya Ferdian Paleka, Areta Fabiola, Deni Sukirno, serta banyak yang sedang dalam proses penyelidikan.

Pengaruh negatif akibat kecanduan judi online nyatanya tidak bisa disepelekan. Dari masalah keuangan, gangguan mental, keseimbangan hidup, kehilangan produktivitas, sampai pada perilaku kriminal. Tekanan finansial dan psikologis akibat kecanduan judi online secara signifikan dapat menyebabkan perilaku kecemasan, depresi, hingga tindakan bunuh diri.

Aksesibilitas yang mudah membuat judi online lebih berbahaya dibandingkan judi konvensional. Hanya bermodalkan akses internet, pelaku bisa mengakses kapan saja dan di mana saja. Terkait pembatasan umur, nyatanya hal tersebut sulit ditegakkan secara efektif mengingat banyak sekali cara untuk mengelabuinya. Oleh karenanya, judi online sangat memungkinkan diakses oleh anak-anak dan remaja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merusak dan Sulit Diatasi

Beberapa orang menjadikan judi online sebagai bahan rekreasi dan hiburan semata. Mereka menikmati pengalaman dan uji adrenalin tanpa benar-benar fokus terhadap hasil finansial. Sejak awal mereka meyakini bahwa judi hanya sebagai uji keberuntungan serta menyadari potensi gambling.

ADVERTISEMENT

Faktor lingkungan juga berperan bagi seseorang terjerat judi online. Jika perjudian dianggap umum oleh orang-orang terdekatnya, maka seseorang lebih cenderung untuk menerima mencoba perjudian. Terlebih jika kesediaan akses judi online di lingkungan tersebut sangat terbuka.

Yang paling menyedihkan, mereka yang menjadikan judi sebagai solusi dari tantangan keuangan. Tantangan ekonomi dan kesulitan keuangan dapat mendorong seseorang untuk mencari cara cepat dan instan dalam mengatasi masalah finansial. Mereka inilah yang mudah sekali terperangkap pada kampanye serat iklan promosi yang dilakukan oleh para influencer.

Mereka tidak menyadari risiko yang terkait dengan judi online serta tidak memahami sepenuhnya bagaimana judi tersebut bekerja. Individu yang kurang informasi tentang perjudian akan mudah terjerat sifat adiktif yang menyebabkannya mudah kecanduan. Mereka menganggap bisa berhenti kapan saja, padahal kenyataannya kecanduan itu bisa merusak dan sulit diatasi.

Tanpa pemahaman yang baik tentang peluang dan statistik di balik permainan judi, seseorang mungkin memiliki ekspektasi yang tidak realistis terkait dengan peluang kemenangan. Semua bermuara pada manajemen keuangan yang buruk. Ketika seseorang tidak memahami bagaimana mengelola uang dengan bijaksana, mereka akan menghabiskan lebih banyak uang dalam perjudian.

Diawali dari Bangku Sekolah

Peningkatan literasi keuangan dapat berperan penting dalam mencegah orang terjerat dalam judi online. Dengan memahami manajemen keuangan yang baik, risiko finansial, dan dampak dari perjudian, mereka akan lebih mampu untuk membuat keputusan yang bijaksana terkait dengan uang mereka. Literasi keuangan penting bagi semua tanpa memandang usia dan latar belakang.

Pembelajaran literasi keuangan paling tepat diawali dari bangku sekolah. Literasi keuangan dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran dan aktivitas pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep keuangan secara praktis. Di antaranya, guru Matematika bisa membahas konsep dasar tentang pengelolaan anggaran, perbandingan harga, persentase, dan hitungan profit. Siswa dilibatkan untuk simulasi anggaran pribadi, perencanaan belanja, sampai pada penghitungan pajak. Guru Bahasa bisa membantu untuk membaca dan menganalisis artikel terkait keuangan dan investasi.

Dalam kurikulum merdeka, terdapat tema kewirausahaan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah bisa meminta siswa untuk merencanakan proyek acara, termasuk membuat anggaran, menghitung biaya, membuat proposal sponsorship, bahkan sampai pada mengelola gaji untuk mereka.

Selain itu, mereka juga bisa melakukan kunjungan ke bank atau pengelola keuangan, serta mendatangkan pembicara yang sudah expert pada bidang keuangan untuk seminar di sekolah. Melalui upaya ini, kita mengharapkan siswa akan lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan, serta dapat mengambil keputusan yang bijaksana terkait dengan keuangan mereka.

Irfan Ansori, S.Sy Guru MAN 1 Bogor

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads