Wanita Lelanange Jagad
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Wanita Lelanange Jagad

Selasa, 10 Okt 2006 08:04 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Dalam jagad pewayangan ada istilah lelanange jagad. Sebutan itu ditujukan pada tokoh Arjuna, satria Pandawa yang rupawan. Ia sakti mandraguna dan memiliki kemampuan memanah. Panah yang dipunya juga bukan asal panah. Panah yang bernama Pasopati ini kehebatannya bisa melebihi rudal nuklir. Mampu menjangkau sasaran di dunia hingga “akherat”. Sasaran di bumi manusia sampai ke istana para dewa.Karena berwajah ganteng, Arjuna ini juga digandrungi para wanita. Kemana saja pergi, perjalanannya selalu diikuti dengan petualangan cinta. Arjuna tak menolak itu. Maka, selama berkarier sebagai ksatria Pandawa, Arjuna punya banyak “simpanan” wanita (istri). Kendati yang disebut hanya dua, Srikandi dan Woro Subadra.Dua istri yang menjadi pendamping Arjuna ini juga istimewa. Subadra tampil sebagai ibu rumahtangga yang halus budi dan bahasanya. Sedang Srikandi, tingkahnya menyerupai laki-laki. Beringas, kasar dan tegas, serta di perang Bharatayudha ikut tampil di medan laga sebagai Bhayangkari.Arjuna memang sempurna sebagai manusia. Kesempurnaannya tak terusik peristiwa dan waktu. Sebab eksistensi Arjuna sebagai lelanange jagad didukung dua faktor. Pertama Arjuna hidup di dunia pewayangan, dunia perlambang, yang menggariskan tokoh dalam perwatakan hitam - putih. Sedang yang kedua, bagi warga Hindu, Arjuna adalah bagian dari manusia suci yang memang digariskan begitu oleh Hyang Widhi.Namun dalam kenyataan hidup, adakah manusia yang mendekati lelanange jagad ini? Dan kalaulah ada, benarkah lanang (lelaki) itu harus laki-laki? Sebab dalam jagad wayang, semua itu hanyalah simbol. Lambang, bayang-bayang untuk menyatakan dominasi spiritualitas dan ekonomi (duniawi).Dalam jaman ini dan ke depan, lelanange jagad taklah harus lelaki. Ia bisa jantan tapi wanita. Toh Arjuna sendiri, dalam pembawaannya juga klemak-klemek kayak wanita, serta tutur bahasanya halus sehalus sutra China. Itu yang menjadi alasan, hingga peran tokoh Arjuna selalu dipilih wanita.Tapi alasan apakah yang membenarkan sosok Arjuna bisa laki atau perempuan? Secara esensial, Arjuna pada hakekatnya bukan pada soal gender, tetapi lebih pada pengertian, bahwa yang disebut laki-laki itu adalah seseorang yang sembodo (mumpuni). Dia punya modal untuk hidup di jagat besar (makrokosmos), juga punya bekal kehidupan spiritual (mikrokosmos). Dua pilar itulah yang menjadi dasar laki-laki ditahbiskan sebagai kepala rumahtangga.Jika itu yang menjadi batasan, ketika emansipasi menjadi bagian dari keseharian, maka rasanya peranan macam itu memang tak seharusnya didominasi lelaki. Sebab banyak wanita yang punya kemampuan itu. Tak berlebihan, jika pandangan Jawa yang bersifat patriarchat itu perlu direvisi. Sebab kini telah banyak lelaki berubah jadi Subadra, dan justru Subadra yang pegang kendali rumahtangga.Benarkah begitu? Simak gambaran lelaki yang bertanggungjawab dan sempurna menurut pandangan Jawa. Laki-laki itu dianggap sembodo jika punya griyo (rumah), karyo (pekerjaan), turonggo (kuda atau kendaraan), dan kukilo (burung atau hiburan). Dan untuk syarat itu, tak sedikit wanita yang telah meraihnya berlebih-lebih. Adakah dengan begitu kita rela istri kita tampil sebagai lelanange jagad? Jawabnya, kalau mengaku rela, pasti itu hanya rela-relaan. Pura-pura rela. Untuk itu, rasanya lebih moderat kalau wanita yang punya potensi begitu disebut saja sebagai wewadone jagad. Wanita yang mumpuni. Jaman telah berubah. Perubahan mengusung banyak perbedaan. Rasanya, egoisme gender memang harus didefinisikan kembali.Keterangan Penulis:Djoko Su'ud Sukahar, pemerhati budaya, tinggal di Jakarta. Alamat e-mail jok5000@yahoo.com. (Djoko Su\'ud Sukahar/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads