Menimbang Perlabuhan Sandiaga Uno ke PPP
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Menimbang Perlabuhan Sandiaga Uno ke PPP

Senin, 26 Jun 2023 13:00 WIB
Didik Tri Atmaji
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Sandiaga Uno
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Desas-desus mundurnya Sandiaga Uno dari Partai Gerindra sejak akhir 2022 lalu, belakangan telah terjawab. Politisi muda yang saat ini membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu dinyatakan telah resmi berpamitan dari partai politik (parpol) besutan Prabowo Subianto itu.

Kini, politisi muda tersebut berlabuh di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sinyal bahwa dirinya hendak bergabung ke PPP pernah ditampilkan dari gaya berpakaian. Outfit yang dikenakannya cenderung berwarna kehijauan. Sepengetahuan saya, Sandi memang beberapa kali menunjukkan cara berpolitiknya lewat pakaian.

Hal itu bisa dilihat saat dirinya tampil sebagai kontestan Pilpres 2019 yang acapkali mengenakan outfit warna kebiruan. Sudah pasti outfit Sandi kala itu berwarna kebiruan karena didukung PAN dan Partai Demokrat yang identik dengan warna biru. Sedangkan saat diisukan gabung di PPP, dia terlihat lebih sering pakai baju bercorak kehijauan.

Gaya politik Sandi dari caranya berpakaian membuat banyak kalangan berspekulasi bahwa PPP-lah partai yang bakal menjadi tempatnya berlabuh. Hal itu juga pernah diklaim juru bicara PPP Usman M Tokan yang pernah menyebut Sandi bakal masuk ke partai berlambang kabah itu (detikcom, 5/4). Belakangan, semua semua terbukti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angin Segar

Jika dicermati secara mendalam, kepindahan Sandi ke PPP sejatinya menjadi harapan sekaligus angin segar bagi partai yang didominasi warna hijau itu. Betapa tidak, figur dan popularitas Sandi tentu akan membuat elektabilitas partai terdongkrak.

Bergabungnya eks Wakil Gubernur Jakarta itu jadi berlabuh di tubuh PPP tentu akan menjadi nilai tawar partai atas dukungan politiknya pada PDIP yang telah mengusung Ganjar sebagai capresnya. Di sisi lain, memang ada potensi dari seorang Sandi untuk disandingkan dengan Ganjar sebagai pasangan capres-cawapres ala PDIP-PPP.

ADVERTISEMENT

Tidak ada alasan bagi partai berlambang Kabah itu untuk tidak mengajukan Sandi sebagai cawapresnya Ganjar. Dan PDIP tentu bakal mempertimbangkan beberapa hal dari sosok Sandi. Pertama, elektabilitas. Berdasarkan survei yang pernah diselenggarakan Politika Research and Consulting (PRC), elektabilitas eks Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno itu menempati posisi pertama sebagai calon wakil presiden (cawapres) top of mind.

Ia mampu meraih elektabilitas sebesar 11,4 persen. Angka itu bahkan di atas perolehan capres yang diusung Koalisi Perubahan Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 11,3 persen. Sedangkan dalam simulasi elektabilitas cawapres 13 nama, Sandi kembali kokoh di urutan pertama. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu meraih elektabilitas sebesar 19,3 persen.

Berdasarkan laporan hasil survei Indikator Politik Indonesia bulan lalu, elektabilitas Sandi mampu menempati posisi kedua setelah Ridwan Kamil yang menduduki posisi teratas (28,7 persen). Sandiaga Uno di urutan kedua sebesar (15,2 persen) dan Erick Thohir dipaparkan menguat menjadi (15 persen) (Antara, 1/5).

Namun mengacu pada hasil survei terbaru yang dirilis Lembaga survei Charta Politika terkait Pilpres 2024, elektabilitas Sandiaga Uno bahkan meroket dengan perolehan 19,8 persen. Di posisi kedua, Ridwan Kamil sebesar 18,4 persen, sedangkan Mahfud Md membuat kejutan dengan capaian 15,2 persen. Tentu, capaian-capaian tersebut mengalahkan Agus H Yudhoyono (10,9 persen), Muhaimin Iskandar (3,5 persen) serta Airlangga Hartarto (2,2 persen) yang tentunya telah lama bersafari politik (detikcom, 15/5).

Kedua, kekuatan finansial. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, siapa yang tak kenal sosok pengusaha sukses satu ini. Dalam laporan Media Indonesia (20/4/2022), total harta Sandiaga pada 2021 mencapai Rp 10,6 triliun. Laporan itu didasarkan data LHKPN 2021 yang mencatat harta mencapai Rp 10.617.085.468.830 (Rp 10,6 triliun).

Lalu jumlah tersebut meningkat sekitar Rp 6,8 triliun dibandingkan pada 2020, yakni Rp3,81 triliun. Sedangkan pada 2022, kekayaan Sandi kembali naik sekitar Rp 300 miliar dibanding hartanya pada 2021 yakni Rp 10,9 triliun (detikcom, 20/3).

Sebagai pejabat sekaligus pengusaha sukses, Sandi masuk dalam daftar 10 pejabat dengan LHKPN tertinggi dengan total kekayaan Rp 10,9 triliun. Artinya secara finansial ia mempunyai aset dan logistik yang mumpuni untuk maju sebagai cawapres mendampingi Ganjar yang diusung PDIP.

Ketiga, faktor pengalaman dan jaringan. Sebagai sosok yang pernah maju sebagai calon presiden 2019 lalu, tentu Sandi lebih memiliki banyak pengalaman dibanding sederet nama yang masuk dalam radar calon wakil presiden seperti Erick Thohir, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, hingga Mahfud MD.

Banyak pengamat menyebut, hasil Pilpres 2019 paling tidak menjadi bukti bahwa sosok Sandi cukup memiliki pengaruh yang cukup kuat. Berkaca pada Pilpres 2019, jumlah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 (55,50 persen suara). Sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 (44,50 persen suara). Dilihat dari hasil perolehannya, selisih suara kedua pasangan hanya mencapai 16.957.123 atau hanya 11 persen suara (Kompas, 21/5/2019).

Meminjam analisis Andi Ali Armunanto (pakar politik Universitas Hasanuddin), untuk potensi baik elektoral politik maupun jaringan, Sandi dikatakan masih unggul dibanding tokoh-tokoh lainnya. Ini merupakan potensi luar biasa yang tak dimiliki setiap politisi yang masuk dalam radar calon wakil presiden 2024 sebagaimana pernah diucapkan Presiden Jokowi.

Figur Sandi juga bisa menjadi booster elektoral bagi Ganjar dalam meraup suara di luar Jawa. Ia memiliki daya tarik dan citra yang bagus di masyarakat NTB, NTT, Sulawesi, bahkan sampai Papua. Citra Sandi sangat disayangi publik.

Keempat, branding religius. Ini bisa menjadi nilai plus bagi Ganjar jika menggandeng Sandi sebagai calon wakil presidennya. Sebab, Sandi mampu merepresentasikan sosok muslim yang dapat diterima semua kalangan. Dalam kesehariannya, figur Sandi cenderung memperlihatkan kesalehannya.

Sikapnya yang santun mampu mem-branding diri serta membangun citranya sebagai sosok politisi religius. Dan religiositas itu sangat penting bagi Ganjar dan PDIP dalam membangun kolaborasi nasionalis-religius menuju Pilpres 2024 yang semakin dekat.

Didik T. Atmaja analis bidang politik nasional pada Sino Nusantara Institute, alumnus FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang

Simak juga 'Jadi Ketua Bappilu PPP, Sandiaga: Saya Deg-degan, Ini Tugas Berat':

[Gambas:Video 20detik]



(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads