Dedolarisasi dan Potensi Keanggotaan BRICS
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Dedolarisasi dan Potensi Keanggotaan BRICS

Selasa, 23 Mei 2023 11:06 WIB
Virdika Rizky Utama
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
BRICS, Medan Diplomasi bagi Tatanan Dunia Baru?
Negara-negara BRICS (Foto: DW News)
Jakarta -

Dalam beberapa waktu belakangan ini, Indonesia gencar menunjukkan upayanya dalam mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS melalui dedolarisasi. Pada Mei 2023, Indonesia bekerja sama dengan Bank Sentral Korea Selatan dan beberapa negara Asia Tenggara dalam penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi, yang merupakan contoh nyata dari upaya ini.

Tujuan utama dedolarisasi adalah untuk menciptakan stabilitas nilai tukar rupiah dan meningkatkan kedaulatan moneter. Seiring dengan fenomena dedolarisasi yang terjadi di berbagai negara, terutama di negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), perubahan struktural ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang signifikan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Penggunaan dolar AS sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional diperkirakan akan terus menurun dalam beberapa dekade mendatang. Sementara itu, pembicaraan mengenai mata uang gabungan negara-negara BRICS dan penggunaan mata uang lokal dalam sistem pembayaran global semakin ramai. Namun, penggantian dolar AS sebagai mata uang dominan dalam perdagangan internasional memerlukan waktu yang panjang dan melibatkan berbagai faktor yang saling berinteraksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia, sebagai negara dengan potensi ekonomi yang besar, dapat memperkuat kerja sama dan koordinasi di antara emerging market melalui forum seperti BRICS. Hingga saat ini, Indonesia masih mempertimbangkan untuk menjadi anggota BRICS. Kendati demikian, Indonesia adalah kandidat potensial untuk BRICS karena sebagai emerging market dan negara muslim terbesar. China mengakui hal ini. Terlebih lagi, Indonesia berkomitmen terhadap stabilitas global dan ekonomi dunia yang terbuka.

Namun, BRICS belum memiliki aturan dan prosedur untuk perluasan keanggotaan. Adaptasi paradigma dan pandangan diperlukan jika Indonesia ingin bergabung dengan BRICS dan mengimbangi kemampuannya.

ADVERTISEMENT

Apabila Indonesia tergabung dalam keanggotaan BRICS, diyakini dapat membawa sejumlah manfaat, baik dari segi politik, ekonomi, maupun strategis. Namun, keanggotaan ini juga akan membawa sejumlah tantangan, seperti perbedaan sistem politik dan nilai-nilai antara negara-negara anggota BRICS, serta potensi persaingan ekonomi.

Untuk menghadapi tantangan ini, Indonesia perlu mempertimbangkan dengan cermat langkah-langkah yang akan diambil. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun kerjasama yang lebih erat dan inklusif di antara anggota BRICS, serta meningkatkan koordinasi dengan negara-negara emerging market lainnya, seperti yang ada dalam kelompok MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia).

Indonesia juga perlu meningkatkan kapasitas diplomasi dan negosiasi dalam menghadapi dinamika yang kompleks di dalam BRICS, serta memanfaatkan keanggotaan ini sebagai platform untuk mempromosikan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Potensi Konflik Kepentingan

Indonesia menghadapi tantangan dan ancaman geopolitik yang cukup kompleks jika terus melakukan dedolarisasi dan bergabung dalam penggunaan mata uang BRICS. Salah satu tantangan utama adalah adanya potensi konflik kepentingan dengan negara adidaya seperti Amerika Serikat, yang mungkin merasa terancam oleh penurunan dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Hal ini bisa mempengaruhi hubungan diplomatik dan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta negara-negara Barat lainnya, yang masih memiliki pengaruh signifikan dalam perekonomian global.

Selain itu, Indonesia juga harus siap menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik yang mungkin muncul akibat perubahan struktural ini. Perubahan dalam sistem moneter global dan penggunaan mata uang BRICS memerlukan adaptasi dan koordinasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi keuangan. Terlebih lagi, proses ini akan melibatkan negara-negara dengan latar belakang politik, ekonomi, dan budaya yang beragam, sehingga meningkatkan risiko ketidakstabilan dan ketegangan geopolitik.

Selanjutnya, Indonesia juga harus waspada terhadap potensi ancaman terhadap stabilitas regional dan global yang mungkin timbul dari rivalitas antara negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia, yang masing-masing memiliki kepentingan strategis di kawasan Asia Pasifik. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS dapat memperburuk ketegangan ini dan menempatkan Indonesia dalam posisi yang lebih rentan terhadap tekanan eksternal.

Untuk mengatasi tantangan dan ancaman geopolitik ini, Indonesia perlu membangun strategi yang seimbang dan fleksibel. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain melibatkan diplomasi multilateral yang aktif untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara adidaya, sekaligus mempererat kerja sama dengan negara-negara BRICS dan emerging market lainnya. Selain itu, mengedepankan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan akan menjadi penting dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan proses dedolarisasi dan penggunaan mata uang BRICS.

Indonesia juga perlu memperkuat kerja sama regional dengan negara-negara ASEAN dan menjaga hubungan yang baik dengan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Mengembangkan jaringan kerja sama dan dialog dengan mitra regional dapat membantu mengurangi potensi ketegangan geopolitik dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil untuk dedolarisasi dan keanggotaan BRICS.

Indonesia perlu terus memperkuat sektor ekonomi dan meningkatkan daya saing untuk menghadapi persaingan global. Diversifikasi ekonomi, inovasi teknologi, dan investasi dalam sumber daya manusia akan menjadi langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi yang kuat. Pemerintah juga harus memastikan adanya kebijakan yang mendukung dedolarisasi, seperti mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam kebijakan perdagangan dan investasi, serta mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi domestik maupun internasional.

Penguatan lembaga keuangan dan sistem pembayaran juga diperlukan untuk memfasilitasi penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan. Di samping itu, Indonesia perlu membangun kapasitas diplomasi yang kuat untuk berperan aktif dalam negosiasi dan kerja sama di forum internasional, termasuk dalam BRICS. Mempromosikan kepentingan nasional dan membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan negara-negara anggota BRICS dan mitra lainnya akan menjadi kunci dalam memanfaatkan potensi keanggotaan BRICS.

Dalam menghadapi tantangan geopolitik, Indonesia juga harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip kebijakan luar negeri yang independen, bebas dari campur tangan negara lain, dan berdasarkan pada kepentingan nasional. Dalam hal ini, menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan berbagai kekuatan global akan menjadi penting untuk melindungi kepentingan nasional dan menghindari konflik yang merugikan.

Secara keseluruhan, dedolarisasi dan potensi keanggotaan BRICS dapat memberikan peluang besar bagi Indonesia dalam mencapai stabilitas ekonomi, meningkatkan kedaulatan moneter, dan memperkuat peran negara ini di tingkat internasional. Namun, tantangan geopolitik yang kompleks juga harus dihadapi dengan bijak dan strategis. Dalam mengambil langkah-langkah selanjutnya, Indonesia perlu mempertimbangkan dengan cermat manfaat dan risiko yang terkait, serta membangun strategi yang seimbang dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan nasional yang diinginkan.

Virdika Rizky Utama researcher at PARA Syndicate

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads