Proklamasi Che Guevara
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Proklamasi Che Guevara

Rabu, 09 Agu 2006 10:11 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Jangan hiraukan bendera. Sebab, kita berjuang menegakkan persoalan suci, menyelamatkan kemanusiaan. Jika kita mati di bawah bendera Vietnam, Venezuela, Guatemala, Laos, Ghana, Kolombia, Bolivia atau Brasil, sebenarnya sama mulianya bagi seorang Amerika, Asia, Afrika, atau bahkan orang Eropa sekalipun.Kalimat itu digoreskan Ernesto Guevara, yang lebih dikenal dengan sebutan Che Guevara. Dia merupakan pemberontak sejati. Tokoh revolusioner, dan pengibar bendera perang bagi pemimpin di sebuah negara yang bertindak lalim dan tiran terhadap rakyatnya.Che tidak kenal kompromi. Ia tidak bisa diajak diskusi atau dipaksa melakukan gencatan senjata, jika sikap dan tabiat pemimpin sebuah negeri tidak berubah. Namun sebaliknya, ia rela hati mengajak 'berdamai' jika tindakan tidak terpuji terhadap rakyat sebuah negeri disudahi. Untuk itu taklah salah jika Che, yang dalam bahasa kita bermakna Bung itu menjadi pahlawan kaum pemberani, petani, dan anak muda yang menginginkan perubahan bagi sebuah negeri.Che Guevara telah menyatukan sikap dan perbuatan. Pedoman itu dilaksanakan secara konsekuen. Ia memanggul senjata di hampir seluruh pertempuran yang ada di Amerika Latin. Berpindah-pindah tempat dari satu hutan ke hutan yang lain. Menjadi sahabat petani, kaum miskin, para reformis, serta siap menampung keluh-kesah, dan memberikan apa saja yang bisa.Perang terlama yang dilakukan adalah dalam 'pembebasan' Kuba dari rezim Batista. Bersama Fidel Castro, laki-laki yang berprofesi dokter itu melakukan gerilya. Strategi cerdas yang dilakukan akhirnya mengantar Kuba memasuki jaman baru, menang dan mengangkat Fidel sebagai pemimpin revolusi.Dalam pemerintahan Fidel Castro, laki-laki kelahiran Rosario, Argentina 14 Juni 1928 itu diberi kewenangan untuk memimpin bank nasional. Ini adalah bagian lain dari revolusi. Sebab Kuba nyaris bangkrut akibat kekayaannya dibekukan, dan terkena embargo. Berkat langkah Che, perbankan nasional Kuba sehat dan menyehatkan perekonomian negeri yang paling dibenci Amerika itu.Dari perbankan Che menduduki posisi menteri perindustrian. Jabatan ini memberinya ruang bagi ide-ide brilliannya. Ia juga melangkah jauh, melakukan reformasi agraria. Rakyat miskin yang terlalu lama ditindas oleh rezim yang berkuasa diberi hak untuk mendapat tempat tinggal yang layak dan lahan garapan.Berkat langkahnya yang konsisten memperjuangkan kemanusiaan, negeri Kuba mulai berjalan normal. Adakah tugasnya sebagai pengabdi kemanusiaan yang di kalangan anak muda dijuluki sebagai 'Bapak Generasi Cinta' itu rampung? Mungkin ya untuk Kuba. Tapi di belahan dunia yang lain?Memang, terlalu banyak penjajahan dan pengingkaran terhadap nilai kemanusiaan di bumi ini. Itu pula yang membuat Che yang telah menjadi manusia 'mapan' itu keluar dari Kuba. Ia berangkat ke Bolivia untuk kembali berperang. Sayang, dalam sebuah pertempuran kecil, humanis yang mengaku marxis itu tertangkap. Che ditembak mati. Tokoh yang dicintai lawan dan kawan itu akhirnya menghadap Yang Kuasa. Berbagai negeri berkabung. Perkabungan itu masih berlangsung hingga kini. Peristiwa yang terjadi 9 Oktober 1967 itu terus diperingati.Konsistensi perjuangan Che layak diketengahkan di tengah semaraknya peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Telah enampuluhsatu tahun negeri ini terbebas dari penjajah. Tapi benarkah begitu dari sisi kemanusiaan? Sebab, mencerdaskan bangsa, mensejahterakan rakyat, serta orang miskin dan anak terlantar menjadi tanggungan negara tetap berujut harapan.Untuk itu, di tengah usia Republik yang kian menua ini, keramaian pesta tujuhbelasan perlu dijadikan wahana menggugah kesadaran kita sebagai bangsa. Kapankah cita-cita para pahlawan itu mampu kita wujutkan? Atau memang kita termasuk bangsa pemuja seremoni, sehingga apresiasi terhadap sejarah dan pahlawan cukup hanya dengan tabur bunga di pusara?Keterangan Penulis:Djoko Su'ud Sukahar, pemerhati budaya, tinggal di Jakarta. Alamat e-mail jok5000@yahoo.com. (Djoko Su\'ud Sukahar/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads