Sekilas Quarter Life Crisis
Setiap dari diri seseorang akan tumbuh dari anak-anak menjadi dewasa. Di sepanjang peralihan usia tersebut, akan menghadapi suatu kondisi dengan istilah yang santer terdengar disebut dengan Quarter Life Crisis atau krisis dalam hidup di seperempat abad (menginjak usia 25 tahun).
Proses mendefinisikan jati diri dengan berbagai macam bentuk kulturalisme yang menerpa dan ajakan dari samping kanan-kiri membuat banyak kegundahan dan pertimbangan untuk direncanakan secara matang. Bisa saja, satu langkah kecil dapat menentukan keadaan ke depannya. Baik buruknya hasil yang didapat juga bergantung dari langkah kecil itu. Hal ini juga berlaku dalam aspek finansial.
Generasi muda dihadapkan dengan berbagai persoalan, seperti gaya hidup atau lifestyle konsumtif, hedonisme, dan gaya hidup yang bisa disebut 'latah' yang menggunakan aset finansial bukan karena butuh, namun karena gengsi jika tidak bisa mengikuti standar dan tuntutan tren yang ada di sekitar lingkungannya.
Dengan kondisi seperti ini, jika tidak didasari dengan pengetahuan dan proyeksi perencanaan yang jelas bukan tidak mungkin mereka, termasuk saya, hanya mencari dunia untuk kesenangan dunia. Bukan berorientasi jangka panjang yaitu akhirat.
Kekhawatiran
Dengan penuh kesadaran, setiap rezeki yang didapatkan kemarin, saat ini, ataupun esok merupakan titipan dari Allah Swt. Hal tersebut membuat saya berpikir akan pentingnya prinsip halal dan haram dalam mencari rida dari Sang Pencipta dalam memperoleh rezeki.
Latar belakang saya ialah sebagai pekerja di salah satu instansi pemerintahan atau Aparatur Sipil Negara (ASN). Bukanlah hal yang mudah, namun juga tidak ada yang tidak mungkin khususnya untuk berperilaku qanaah atau jujur dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
Muncul di benak saya kekhawatiran akan rezeki yang saya dapatkan. Khususnya dengan mempertimbangkan fasilitas dan layanan perbankan yang saya gunakan untuk mengelola keuangan.
Dalam hal keuangan, terdapat regulasi dari instansi saya bahwa sistem penggajian disalurkan secara langsung melalui Bank Konvensional. Dengan kata lain, mau atau tidak mau saya harus menggunakan dan bermitra dengan Bank tersebut.
Selain itu, saya juga memiliki lebih dari satu rekening bank konvensional dengan berbagai latar belakang pembukaan rekening. Satu karena saran dari keluarga, kedua karena tuntutan dari organisasi tempat saya bekerja, dan terakhir karena kebutuhan riset tugas akhir yang mensyaratkan saya menjadi nasabah bank tersebut.
Seiring berjalannya waktu, ada banyak sumber bacaan, referensi, maupun tukar pengetahuan/sharing knowledge dengan sesama teman sejawat. Mulailah niat saya untuk beralih menggunakan bank dengan prinsip syariah untuk meminimalisasi apa yang disebut dengan praktik riba.
Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi pilihan saya. BSI digadang-gadang menjadi raksasa baru bank syariah yang diresmikan pada 1 Februari 2021 sebagai gabungan atau merger dari beberapa Bank Syariah di Indonesia, seperti PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Solusi yang Solutif
Seperti halnya definisi hijrah yang artinya berpindah dari suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik. Saya menyadari betul jika BSI menyediakan berbagai layanan dalam mengelola keuangan sesuai dengan prinsip Islam dan sangat kekinian untuk generasi muda/milenial seperti saya, maupun lintas generasi lainnya. Beberapa langkah kecil hijrah saya sebagai generasi milenial dengan Bank BSI antara lain:
Pemilihan Tabungan Easy Wadhiah
Produk tabungan bagi nasabah dengan memberikan kebebasan dari biaya administrasi dan tidak ada bunga (dana bersifat titipan). Dengan proses yang cepat, mudah, dan aman cukup dengan satu genggaman dan jari melalui BSI Mobile saya sangat dimudahkan untuk membuat rekening baru Bank BSI.
E-mas BSI
Investasi E-mas BSI menjadi langkah kecil yang saya percayakan bersama Bank BSI. Banyaknya kasus investasi bodong yang saat ini marak dan sifatnya ilegal, serta belum diakui secara agama kehalalannya maupun secara hukum legalitasnya membuat saya yakin mencoba investasi emas di BSI.
Dengan kondisi finansial yang masih merintis, saya mencoba untuk mengambil investasi dengan gram emas terkecil yaitu 10 gram. Hal ini membuat saya menjadi lebih tenang.
Di lain sisi, saya memiliki backup atau investasi dengan nilai yang relatif stabil, bisa juga menjadikan emas tersebut sebagai modal usaha atau bahkan mahar jika saya kelak menikah nanti.
Digitalisasi BSI: BSI Mobile
Layanan yang saya sukai dari BSI yaitu pengembangan BSI Mobile yang menurut saya sangat eye catching dengan tampilan interface yang menarik dan user friendly.
BSI Mobile menyediakan berbagai fitur di antaranya pembukaan rekening online, integrasi untuk top up berbagai jenis e-wallet, pembiayaan multiguna online bagi ASN, layanan ZISWAF, tarik tunai, dan layanan emas.
Tak meninggalkan pesan dakwah, BSI Mobile juga mengingatkan pengguna/nasabahnya dengan tersajinya jadwal salat, layanan islami (Juz Amma dan sebagainya), dan fitur yang cukup membantu adalah Berbagi-Ziswaf.
Banyak pilihan penyaluran zakat, sedekah, infak, maupun hibah yang tersaji. Hal ini sangat membantu bagi saya sebagai pekerja yang notabene harta yang saya dapatkan sekian persen juga menjadi hak bagi orang lain yang membutuhkan.
Dari sudut pandang keamanan, BSI Mobile juga cukup aman dengan tindakan keamanan sistem penerapan two factor authentication dan setiap aktivitas akses atau transaksi wajib memasukkan dua kategori kontrol keamanan berupa kata sandi dan pin. Hal ini menjadi tameng bagi tindak pelaku kejahatan khususnya dalam kasus pencurian data pribadi di sektor keuangan.
Tak heran jika dalam kurun waktu hingga September 2022 BSI Mobile mengalami lonjakan pengguna mencapai 4,44 juta pengguna atau naik sebesar 43%. Dituturkan langsung oleh Direktur Utama BSI Hery Gunardi, jumlah pengguna BSI Mobile semakin meningkat (97% Nasabah BSI Beralih Ke Kanal Digital. (2022, Oktober 27).
Point of View Penulis tentang BSI
BSI menjadi teman saya untuk memulai memperbaiki diri, muhasabah dan menjadi wadah bagi saya dalam memulai menata kebutuhan finansial dengan sesuai aturan syariat agama. Dengan penuh optimisme dan first impression yang sangat membekas, saya harapkan BSI dapat tumbuh dan berkembang pesat merangkul berbagai kalangan dan menjadi Perbankan Syariah terbesar di Indonesia, bahkan di Dunia. BSI Sahabat Finansial, Sahabat Spiritual dan Sahabat Sosial.
Dedek Wahyu Avyansyah, Aparatur Sipil Negara (ASN) Milenial
(ads/ads)