Resep BSI Kawal UMKM Lokal Pinrang Untung di Masa Buntung
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Resep BSI Kawal UMKM Lokal Pinrang Untung di Masa Buntung

Kamis, 29 Des 2022 12:43 WIB
Muhclis Abduh
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
UMKM BSI
Foto: Istimewa
Jakarta -

Apa yang bisa membuat UMKM bertahan saat pandemi COVID-19? Pertanyaan tersebut menarik untuk ditelisik sebab pandemi COVID-19 membuat banyak UMKM tumbang. Bukan hanya pendapatan yang jebol, bahkan banyak di antaranya yang terpaksa gulung tikar.

Mari berkunjung ke Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Di sini, ada UMKM yang ternyata mampu bertahan. Bahkan bukan sekadar bertahan, tetapi mampu naik kelas dari skala mikro menjadi usaha makro.

Usaha tersebut usaha yang bergerak di bidang tanaman hidroponik. Salah satu pelaku hidroponik yakni Jiat Al Watun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jiat masih ingat, saat itu dia tertarik setelah melihat usaha hidroponik di YouTube sekitar tahun 2018 lalu. Ia kemudian mencoba berbasis hobi menanam sayur hidroponik di depan rumah.

Dia mencoba mem-posting media sosial. Ternyata postingan tersebut direspons dengan baik dan banyak yang tertarik memesan.

ADVERTISEMENT

"Banyak yang pesan dan mau konsumsi sayurnya, maka saya pikir bagus ini dikembangkan ke skala industri," bebernya saat dikonfirmasi.

Owner Dzafa Hidroponik ini kemudian meminjam modal usaha pada tahun 2019 lalu untuk pengembangan usaha. Ia meminjam sekitar Rp 10 juta.

"Tak lama saya setelah melunasi pinjaman, saya pinjam lagi Rp 50 juta lagi," jelasnya.

Masyarakat di Kabupaten Pinrang pun ternyata banyak yang mulai tertarik. Mereka ikut membuat usaha hidroponik juga.

"Kami kemudian buat Komunitas Hidroponik Lasinrang," jelasnya.

Keberadaan komunitas ternyata memberikan efek yang bagus. Mereka bisa menentukan harga pasar yang sama dan bisa saling melengkapi untuk pemesanan dengan jumlah yang besar.

"Itu kami dapat kontrak 200 kg per pekan. Nah, kami berdayakan anggota komunitas untuk memenuhi permintaan besar ini," paparnya.

Jiat mengakui, usaha hidroponiknya dapat berkembang juga berkat dukungan dari BSI Pinrang. Selain memberikan kredit bantuan usaha, juga tetap mengawal agar usaha tersebut dikembangkan lebih luas.

"Kami butuh modal besar dan BSI yang menjadi mitra menunjukkan komitmen mereka agar apapun jenis usaha untuk dapat naik kelas," jelasnya.

BSI juga membantu mengarahkan agar ada kerja sama dengan pondok pesantren untuk membina mereka ikut mengembangkan usaha hidroponik ini. Para santri diajarkan bertani hidroponik.

"Selain memenuhi kebutuhan sendiri di pesantren, ketika ada lebih itu mereka drop juga untuk dijual melalui komunitas hidroponik," rincinya.

Untung di Masa Pandemi

Satu hal yang menarik, ternyata usaha hidroponik Jiat bersama komunitas tumbuh pesat di kala pandemi. Kunci tumbuhnya usaha ini karena masyarakat sadar akan pola hidup sehat.

"Di masa pandemi orang semakin sadar pola hidup sehat. Mereka mencari sayuran organik. Di sini ceruk bisnis hidroponik menjadi sangat bagus," jelasnya.

Sebagai gambaran, jika dulunya sebelum pandemi Jiat mampu menghasilkan omzet hanya Rp 5 juta per bulan, masuk di masa pandemi omzet naik menjadi hingga Rp 8 juta per bulan.

"Permintaan naik hampir 70 persen saat pandemi dan masih di kisaran itu trennya," paparnya.

Wujudkan Islamic Ecosystem

Branch Manager BSI Cabang Pinrang, Baso Adil H Karim masih ingat, saat Jiat datang ke kantor BSI untuk konsultasi terkait usaha hidroponik yang dia jalankan.

Sebenarnya usaha ini belum terlalu populer di Indonesia. Apalagi di daerah-daerah kecil seperti Kabupaten Pinrang. Namun Baso tak pantang menyerah.

"Saya berpikir saat itu, ini tantangan bagi kami. Apapun jenis usaha nasabah, merupakan amanah bagi kami bagaimana bisa memajukan usaha tersebut," tuturnya.

Usaha yang dirintis Jiat tersebut ternyata menunjukkan progres yang bagus setelah satu tahun berjalan. Baso kemudian menyakinkan Jiat agar model bisnis dikembangkan dengan menggandeng komunitas agar lebih luas.

"Awalnya nasabah kami ini hanya untuk usaha sendiri, kami arahkan dan berikan ilustrasi bisnis model bekerja sama dengan komunitas," bebernya.

Ide tersebut disambut kemudian diaplikasikan. Keunggulan dengan adanya komunitas ini persaingan harga tidak terjadi sebab mereka menerapkan satu harga yang sama.

"Keuntungan lain yang didapatkan, saat permintaan pasokan sayuran hidroponik menjadi semakin banyak, anggota komunitas dapat membantu memenuhi pasokan," paparnya.

Melihat usaha hidroponik Jiat bersama komunitas semakin bagus, Baso mengarahkan agar dapat menggandeng pesantren untuk pemberdayaan. Lahan yang dimiliki pesantren dianggap potensial untuk digarap.

"Kami ikut memberdayakan pesantren juga nih. Jadi islamic ecosystem dari BSI juga bisa dijalankan. Pak Jiat bersama anggota komunitas hidroponiknya yang menjadi pembina," paparnya.

BSI tak sekadar mengarahkan, mereka juga ikut aktif untuk memfasilitasi agar pesantren ikut berdaya. Ikut membiayai mulai proses pembibitan, pemasangan alatnya dan sebagainya.

Buah dari kerja keras BSI Pinrang yang dipimpin Baso pun sudah terbukti. Saat pandemi COVID-19 menghantam UMKM, justru UMKM berbasis komunitas di bidang hidroponik ini tegak berdiri dan mampu naik kelas.

"Saat COVID-19 kami terapkan model komunitas dan islamic ecosystem, nasabah kami ini mampu bertahan dan tidak perlu relaksasi. Maka kami berani bilang konsep ekosistem ini berhasil," ujarnya.

Dia juga mengaku pengaplikasian islamic ecosystem di Kabupaten Pinrang yang menjadi proyek percontohan. Salah satunya berkat usaha hidroponik berbasis komunitas yang berhasil dijalankan.

"Yang berbasis komunitas itu banyak, tetapi komunitas hidroponik di Pinrang ini yang dianggap berhasil menjalankan," jelasnya.

Muhclis Abduh, Jurnalis detikcom

(ads/ads)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads