Kolom

BSI Hadir Beri Dukungan agar UMKM Naik Kelas

Efa Butar Butar - detikNews
Rabu, 28 Des 2022 18:06 WIB
Foto: Dok. BSI
Jakarta -

Tak Hanya Makanan, Halal Penting untuk Semua Aspek Kehidupan

Halal kerap menjadi acuan pelanggan untuk menentukan membeli atau tidak suatu produk, secara khusus produk pangan.

Sayang, masih banyak konsumen yang salah kaprah mengenai definisi halal yang tak hanya urusan makanan ini.

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), halal adalah suatu fatwa tertulis dari MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari'at Islam.

Sedangkan dalam UU No 33 tahun 2014 menegaskan bahwa permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha secara tertulis kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Selanjutnya, BPJPH menetapkan LPH untuk melakukan pemeriksaan dan atau pengujian kehalalan produk.

UU ini dihadirkan sebagai bentuk campur tangan pemerintah atas urgensi Jaminan Produk Halal demi memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk.

Tak hanya sebatas makanan, pengusaha yang bergerak dalam bidang kosmetik, minuman, obat, produk kimia, produk biologi, produk rekayasa genetik, barang gunaan yang dipakai, digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat, yang produk usahanya masuk, beredar, diperdagangkan di Indonesia atau yang berasal dari luar negeri perlu memiliki sertifikat halal dari MUI.

Dilansir dari halalmui.org, makanan yang tidak halal akan berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia, sekecil apapun ukurannya. Bahaya yang ditimbulkan pun tidak hanya sekedar penyakit secara fisik-material, melainkan juga mental-spiritual.

Begitu pentingnya, halal yang bertujuan untuk kenyamanan, keamanan dan keselamatan pelanggan ini, tak hanya ditujukan untuk makanan saja. Tak pula hanya untuk satu dua golongan atau agama tertentu saja.

Sertifikat halal dibutuhkan untuk berbagai aspek kehidupan bagi semua orang, lintas ras dan agama yang berstatus sebagai pelanggan.

Tangkap Potensi, BSI Bangun Islamic Ecosystem

Begitu pentingnya, halal kini berevolusi dari sekedar kebutuhan menjadi gaya hidup dalam keseharian.

Perubahan ini rupanya dibaca oleh negara-negara destinasi wisata di dunia termasuk negara dengan penduduk minoritas muslim yang kemudian beradaptasi dengan cepat sebab produk halal kini telah menjadi bagian dari bisnis dunia yang nilainya sangat besar dan menjanjikan.

Jepang misalnya, meski Islam adalah agama minoritas di sana, warga Nippon terbilang berambisi menjadi role model produk halal dunia. Kota Fuji bahkan kini telah mendeklarasikan diri sebagai kota halal untuk dikunjungi wisatawan.

Populasi muslim dunia diperkirakan mencapai 2,2 miliar jiwa pada tahun 2030 atau mencapai 23% dari populasi dunia. Jumlah ini paling banyak berada di Asia pasifik.

Dan menurut The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC), populasi muslim di Indonesia diperkirakan sebanyak 237,56 juta jiwa. Angka ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentu adalah sebuah tantangan sekaligus kesempatan yang baik bila dapat dimaksimalkan.

Dari sisi tantangan, Indonesia harus terus berbenah agar bisa menjadi 'negara adidaya' percontohan wajah halal dunia.

Urusan wisata halal, mestinya Indonesia sudah jagonya. Sebab mudah sekali menemukan makanan, penginapan, tempat ibadah hingga destinasi halal di Negara Seribu Pulau ini. Namun bukan berarti tak bisa upgrade kualitas diri. Inilah yang harus terus diwaspadai agar Indonesia tetap awas diri seputar pelayanan halal di negeri sendiri.

Satu hal lagi, bahwa saat bicara halal, sering sekali kata ini dikait-kaitkan dan ditujukan hanya pada agama Islam semata, padahal, halal yang tujuannya untuk kenyamanan, keamanan dan keselamatan pelanggan ini sebetulnya baik untuk semua orang. Lintas ras dan agama.

Tingginya jumlah penduduk Islam di Indonesia memberikan potensi besar untuk menjadi negara terdepan dalam ekonomi syariah. Tantangan-tantangan di atas, turut pula memberi peluang untuk mengembangkan sekaligus memberikan edukasi yang merata.

Peluang ini ditangkap dengan baik oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), keduanya berupaya menjajaki terciptanya Islamic Ecosystem di Indonesia yang ditandai dengan pemanfaatan produk dan jasa layanan perbankan syariah untuk meningkatkan tingkat penetrasi di kalangan warga NU.

Mengenal Ekonomi Syariah

Belakangan, tren ekonomi syariah terus berkembang. Tak hanya karena jumlah penduduk muslim dunia yang terus meningkat tapi juga sebagian warga non muslim yang kian paham manfaat yang ditawarkan oleh sistem ekonomi syariah ini.

Ekonomi syariah sendiri adalah sistem ekonomi yang mengimplementasikan nilai dan prinsip dasar syariah yang bersumber dari ajaran agama Islam, nilai dan prinsip syariah yang berlaku universal dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan ekonomi dan keuangan.

Beberapa contohnya adalah bank syariah, pegadaian syariah, asuransi syariah, koperasi syariah, dan sebagainya.

Dalam sistem ekonomi ini ada enam poin prinsip ekonomi syariah yaitu pengendalian harta individu, distribusi pendapatan, optimalisasi bisnis, transaksi keuangan, partisipasi sosial, serta transaksi muamalat.

Sedang prinsip-prinsip syariah yang dilarang dalam ekonomi syariah adalah tindakan yang mengandung unsur maisir, gharar, dan riba.

Tujuan hadirnya ekonomi syariah adalah untuk menegakkan keadilan dan persaudaraan serta untuk mencapai kesetaraan atau keseimbangan distribusi pendapatan.

Dukungan BSI untuk UMKM Naik Kelas

Tak sekedar bualan semata, hingga kini, BSI telah memberikan dukungan kepada 1.037 UMKM di tiga provinsi yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Jogjakarta, dan Surabaya agar terus naik kelas.

Dukungan ini sejalan dengan pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR pada 16 Agustus lalu yang menekankan bahwa UMKM harus terus didukung agar segera naik kelas.

Hal ini karena UMKM merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia yang memegang peran penting dalam perekonomian nasional

Dukungan ini merupakan inisiasi BSI sebagai bentuk wujud nyata komitmennya untuk mendorong perekonomian dalam negeri melalui pengembangan UMKM Center di berbagai daerah di Indonesia.

Adapun bentuk dukungan yang diberikan berupa platform per trade area mengoptimalkan peran agregator dan reseller, perluasan pasar serta peningkatan SDM, bantuan dana untuk UMKM dengan payung PEN lewat program BPUM (Bantuan Produktif Usaha Mikro), subsidi KUR, serta modal koperasi lewat LPDB serta sinergi dengan berbagai kementerian dan BUMN yang memiliki UMKM binaan yang memiliki kualitas baik.

Di samping itu, BSI juga telah meluncurkan aplikasi SALAM DIGITAL yang dapat diakses pelaku UMKM untuk mengajukan pembiayaan secara daring dan bisa memilih lokasi kantor BSI terdekat. Tak berhenti sampai di sana, BSI juga melakukan program inkubasi pencarian bakat Talenta Wirausaha BSI.

Upaya-upaya ini dilakukan untuk memberikan 'kekuatan' kepada UMKM untuk berdiri tegak di 'kaki sendiri' dan mampu naik kelas lebih tinggi lagi.

Efa Butar Butar, Blogger




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork