BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa dekade ini, manusia sudah mengalami pergeseran paradigma dari kaum sandwich menjadi generasi milenial yang dituntut mandiri dan memiliki aset semuda mungkin. Berbagai tantangan sosial yang seakan hadir dan menjadi belenggu serta beban berat kehidupan.
Karena itu, penelitian mengenai seberapa besar peran lembaga keuangan syariah mampu menjawab tantangan hidup dari kaum milenial yang kini sedang dihinggapi euphoria untuk bisa menjadi 'sultan' baru melalui gempuran kehidupan hedonisme dan pamer kekayaan sebagai bukti eksistensi sebuah pencapaian kesuksesan dalam hidup.
Memiliki properti dan kendaraan adalah sebuah keharusan sebagai media untuk unjuk kemampuan dalam tolok ukur sukses dalam berkarir. Di sinilah peran lembaga keuangan syariah untuk memfasilitasi transaksi yang dilakukan sesuai koridor syariah dan menjauhkan riba sebagai dosa besar yang efek dominonya akan dirasakan bersama.
Menjadi jembatan untuk umat untuk keluar dari fase hedonisme tanpa batas menuju masyarakat madani yang lebih beradab dan hidup sesuai tatanan yang ideal. Untuk kemudian mencapai titik 'minadz dulumatin ilan nuur'.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara BSI menjawab tantangan hidup kaum milenial?
C. Tujuan Penelitian
Dapat mengetahui efektivitas sasaran program-program yang disajikan BSI dalam menjawab tantangan hidup kaum milenial.
BAB II
Pembahasan
Permasalahan pelik yang dihadapi kaum milenial tersebut seharusnya dapat diuraikan satu-persatu, untuk dapat ditemukan benang merahnya.
Terlepas dari banyaknya tingkat stress yang terjadi akibat beragam tantangan hidup yang membuat kaum milenial ini menjadi overthinking, disinilah peran sektor lembaga keuangan syariah yakni BSI mampu tampil sebagai penjawab masalah umat untuk bisa berperan secara maksimal dan pendobrak gagasan baru dari berbagai lini tantangan problematika kehidupan.
Program yang ditawarkan juga beragam dan sangat lengkap untuk dapat dipilih dan dijadikan sarana mudah dalam pengambilan keputusan. Memutuskan untuk bisa berangkat haji semuda mungkin misalnya, BSI menawarkan layanan Tabungan Haji Indonesia.
Berhaji kini menjadi prioritas, karena kepemilikan aset lain dapat menyusul jika konsep pemenuhan aspek spiritual sudah tercapai. Selain tabungan, kepemilikan aset menjadi sebuah keharusan dalam menunjang aktivitas keseharian.
Tampil dengan program pembiayaan yang sudah sesuai syariah merupakan salah satu keunggulan dari BSI. Memiliki rumah secara syariah ditawarkan oleh BSI melalui program BSI Griya dan BSI KPR Sejahtera yang memberikan margin super ringan.
Menabung uang kini kurang diminati karena lintas informasi yang memprediksi bahwa tahun depan yakni 2023 akan terjadi resesi dan inflasi besar-besaran. Alih-alih menabung uang, tabungan berupa emas jauh lebih diminati dan keuntungannya sangat menjanjikan.
BSI meluncurkan program BSI Cicil Emas dan terbukti program Hujan Emas mampu mendorong investasi meningkat secara signifikan. Sudah terbukti program-program yang diluncurkan BSI langsung dapat dirasakan manfaatnya.
BAB III
BSI hadir dengan layanan Tabungan Haji Indonesia. Dimana system yang diberikan adalah menabung dengan nominal berapapun tapi sudah memiliki harapan untuk kelak bisa mendapatkan porsi nomor antrian keberangkatan haji. Program ini bukan merupakan hal baru di dunia perbankan.
Dulu bahkan sempat booming tentang dana talangan haji yang ternyata tidak efektif dan terjadi banyak celah penyelewengan di dalamnya. Sistem syariah yang sebaiknya menjadi cahaya bagi suatu keburukan untuk merubahnya menjadi lebih manfaat bagi umat.
Sistem lembaga keuangan yang menalangi lebih dahulu untuk kemudian nasabah secara berkala membayar cicilan haji dengan nominal yang sudah ditentukan bahkan dirasa seperti proses pembiayaan jual beli barang. Padahal objek yang diperjualbelikan di sini adalah aspek spiritual amalan ibadah, yakni umroh atau haji.
Sudah seharusnya para praktisi keuangan seperti dewan pengawas syariah mengkaji ulang sistem dana talangan haji tersebut dan menggantinya dengan sistem yang sudah sesuai koridor syariah seperti program yang ditawarkan oleh BSI, yakni melalui BSI Tabungan Haji Muda Indonesia.
Keunggulan program ini adalah kaum milenial mampu mengatasi kegelisahan untuk bisa berangkat ke tanah suci di usia semuda mungkin dengan perencanaan yang matang dan sudah sesuai tatanan syariah yang berlaku.
Akad yang digunakan adalah akad Wadiah dan Mudharabah yang di dalamnya tidak dikenakan biaya administrasi bulanan dan apabila sudah mencapai nominal tertentu akan difasilitasi dengan ATM serta otomatis terdaftar di siskohat (Sistem Kuota Haji) Kemenag, yang artinya akan mendapat porsi antrean berangkat haji atau umroh ke tanah suci.
Kemudahan yang didapat juga sudah sejalan dengan era digitalisasi, yakni mendaftar secara online untuk kemudian datang ke kantor BSI dan menyiapkan berkas untuk pendaftaran rekening tabungan Haji Muda Indonesia tersebut.
Penutup
Berbagai kemudahan sudah ditawarkan oleh BSI yang bisa menjadi pilihan bagi kaum milenial untuk terus berkembang dan mencapai goalsnya. Mulai dari prosesnya yang mudah dan program-program yang ditawarkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan kaum milenial yang seakan dituntut untuk bisa sukses semuda mungkin.
BSI mampu mencetak pengusaha-pengusaha muda melalui program BRI KUR Mikro. Dimana lapangan kerja tidak hanya didominasi oleh kaum milenial yang pasif, namun juga secara aktif terdorong untuk menciptakan peluang padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja baru.
Diharapkan dengan memiliki penghasilan dan kemampuan daya beli yang baik dari kaum milenial tersebut, dapat ikut menggerakkan roda ekonomi ke arah yang lebih baik. Pemikiran yang sepintas terlihat hedon dan konsumtif seperti membeli rumah dan mobil di kalangan milenial, dapat disikapi dengan bijak apabila pembiayaannya difasilitasi dengan baik dan mudah serta sesuai dengan koridor syariah yang akan membawa kemaslahatan umat.
Memiliki rumah dan mobil di usia muda juga akan mendorong kesejahteraan yang kelak menciptakan keluarga kecil sejahtera menuju lini masyarakat luas dan peradaban madaniah. Perubahan investasi dari cara sederhana menabung juga sudah berubah ke arah investasi emas, dan peluang ini mampu direspon baik oleh BSI sehingga segala pilihan yang beragam mampu dihadirkan melalui program-program terbaik dari BSI.
Harapannya adalah Indonesia mampu bertumbuh secara pesat di sektor ekonomi melalui pemikiran-pemikiran kaum milenial yang awalnya terkesan hedon tersebut menjadi lebih baik dan tertata serta didukung baik oleh lembaga keuangan syariah yang mampu tampil dan menjembatani kegelisahan umat.
Kesimpulan
Kehidupan hedonisme yang mengacu pada 'ubud dunya' memang seringkali menimbulkan masalah. Akan tetapi, bukan berarti tidak ada solusi untuk hal itu. Ada banyak cara untuk memanfaatkan cara pandang milenial yang cenderung konsumtif tersebut, bahkan mengubahnya menjadi sumber perubahan sosial yang akan berdampak besar bagi kehidupan bernegara jika disikapi dengan positif dan bijak.
Inilah perlunya peran sektor lembaga keuangan syariah untuk tampil sebagai obor kehidupan. Semoga BSI tetap mempertahankan komitmennya menjalankan prinsip syariah untuk menyajikan transaksi yang diridhoi Allah untuk umat.
Dewi Latifah Hanum
(ega/ega)