Bank Syariah Digital Lebih Dekat, Hemat, Efisien, Cepat dan Murah
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Bank Syariah Digital Lebih Dekat, Hemat, Efisien, Cepat dan Murah

Rabu, 28 Des 2022 13:58 WIB
Harlis Setiyowati & Muhammad Alfathan Harriz
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Ilustrasi Bank Syariah Indonesia
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Kemajuan teknologi tuntutan semua orang untuk melek teknologi pula. Kemudahan berkomunikasi baik untuk dunia bisnis, dunia pendidikan bahkan dunia kesehatan pun bisa dilakukan secara digital. Bahkan, penipuan pun marak berteknologi canggih. Artinya, siapa pun yang mau belajar, pasti akan bisa mengikuti trend teknologi digital.

Inovasi dalam industri perbankan syariah adalah Bank digital syariah. Munculnya bank digital syariah untuk 1) meningkatkan daya saing dengan dan 2) perkembangan teknologi sebagai adaptasi terhadap era baru.

3) Tren baru di industri perbankan yang memicu temuan baru. Kualitas layanan mobile banking, baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan nasabah dalam melakukan transaksi di masa pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mempertahankan nasabahnya di masa pandemi COVID-19 ini, dimana akibat Covid-19 menurunkan aktivitas pembayaran. Hal ini mendorong akselerasi adopsi teknologi keuangan digital.

Upaya Bank syariah dalam mempertahankan nasabah dengan mengoptimalkan penerapan digital banking. Sehingga membuat transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh. Mengoptimalkan inovasi dengan menempatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui digitalisasi layanan sehingga hubungan antar bank dengan masyarakat menjadi lebih dekat, hemat, efisien, cepat, dan murah.

ADVERTISEMENT

Keragaman produk pembiayaan dalam perbankan syariah membutuhkan sistem yang lebih aplikatif untuk memudahkan nasabah dalam memahami, memahami, dan menggunakan produk pembiayaan tersebut dengan sebuah aplikasi.

Aplikasi fintech ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya perlunya jaringan internet yang mendukung efisiensi kegiatan pembiayaan di bank syariah. Seremnya lagi, adanya aktivitas cyber crime yang membuat minat nasabah untuk menggunakan aplikasi ini menjadi berkurang.

Pengalaman pribadi, ketika tertipu secara online pada tahun 2019, ketika telah menjadi korban, tidak ada lagi yang bisa membantu. Berserah diri dan mencoba ikhlas dan berharap kemudahan rezeki yang lainnya.

Alhasil, ketika tertipu oleh orang yang mengaku seorang doktor pada perkumpulan organisasi profesi. Kini, saya dengan mudah menjadi seorang doktor bahkan mendapatkan beasiswa.

Yakin bahwa ketika dizalimi, kita sudah simpan energi positif pada si penipu. Rezeki penipu pun akan beralih pada orang yang terzalimi. Regulasi yang berkaitan dengan pembiayaan FinTech sudah banyak perbaikan.

Hal ini dapat diminimalisir resiko bagi nasabah. Juga, perlunya meningkatkan pemahaman dan pengetahuannya demi kenyamanan dan keamanan bertransaksi di perbankan syariah.

Berkurangnya interaksi antara nasabah dan bank mulai berkurang, karena nasabah dapat menggunakan fasilitas teknologi yang cepat dan mudah untuk bertransaksi. Perkembangan teknologi perbankan melalui digital banking tidak hanya berdampak bagi bank konvensional tetapi juga di bank syariah.

Layanan digital di bank syariah masih terbatas pada layanan secara online melalui ATM, CDM, sms banking, mobile banking, internet banking, informasi pemasaran produk, deskripsi produk dan persyaratannya, transfer, pembayaran, penarikan, dan penyetoran dana. Perbaikan teknologi untuk mempermudah akses layanan transaksi keuangan nasabahnya.

Penggunaan teknologi digital yang kian meningkat, konsumen Indonesia telah terbiasa dan memilih layanan yang lebih cepat, transparan, luas, dan dapat dipersonalisasikan dengan kebutuhan nasabah, Zeithaml, dan Berry dalam Kotler (1997 : 53) menentukan lima dimensi kualitas pelayanan meliputi: tangibles (bukti langsung), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati).

Dengan menerapkan digital banking, bank berharap bahwa dapat diandalkan dan memiliki daya tanggap yang tertinggi terhadap kebutuhan nasabah. Selama ini nasabah sudah merasa puas dan terbantu dengan adanya digital banking ini.

Digitalisasi bergerak dengan sangat cepat, mulai dari berkirim uang hingga berbelanja semua dilakukan secara daring. Seiring dengan kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara cashless, penggunaan digital banking khususnya mobile banking turut mengalami peningkatan.

Namun masih ada keluhan-keluhan dari para nasabah terkait dengan layanan m-banking syariah. Di sisi lain, masih rendahnya penggunaaan teknologi digital oleh pelaku usaha UMKM meski UMKM memiliki kontribusi yang besar dalam perekonomian.

Oleh karena itu, bank Syariah sebagai Lembaga keuangan Syariah yang diharapkan tidak berorientasi profit semata namun juga berorientasi sosial. Perlunya, meningkatkan pembiayaan Syariah berbasis bagi hasil dan memberdayakan masyarakat, sehingga siap berbasis digitalisasi untuk pelaku usaha UMKM khususnya.

Sumber daya manusia atau pelaku industri di sektor perbankan, tidak hanya dituntut untuk menerapkan teknologi digital, juga lebih memahami perubahan perilaku konsumen yang semakin mengarah ke ranah digital yang dapat lebih memudahkan kebutuhan transaksi nasabahnya yaitu Customer service dan tenaga marketing atau pemasar.

Harlis Setiyowati & Muhammad Alfathan Harriz, Universitas Pradita

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads