Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup baik dari waktu ke waktu. Hal ini tak hanya disebabkan faktor demografis di mana mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam yang membantu terbangunnya ekosistem ekonomi syariah dan industri halal.
Munculnya berbagai regulasi yang mendorong dan mendukung berkembangnya perbankan syariah juga diduga turut membantu eksistensi dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia. UU No. 21/2008 tentang Perbankan Syariah misalnya, cukup memberikan kepastian dan penjelasan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan melalui perbankan syariah. Selain itu, fatwa MUI No. 1/2004 mengenai Bunga (Interest/Fa'idah) juga mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan instrumen syariah dari pada instrumen konvensional.
Salah satu bank yang syariah yang memiliki potensi dan prospek yang baik adalah Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank ini merupakan hasil merger tiga bank syariah, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan izin merger tiga usaha bank syariah tersebut pada tanggal 27 Januari 2021 melalui surat Nomor SR-3/PB.1/2021 dan diresmikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo pada 1 Februari 2021 di Jakarta.
Penggabungan tiga bank ini membuat BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. Sehingga memiliki layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta kapasitas permodalan yang lebih baik dari pada bank syariah lain di Indonesia.
Meskipun demikian, terdapat tantangan cukup besar yang dihadapi oleh BSI yaitu dampak Pandemi COVID-19. Sebab banyak sektor usaha yang gulung tikar, sehingga pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk Indonesia terganggu.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, BSI telah melakukan mitigasi risiko dengan baik, cermat, dan terukur dengan memanfaatkan digital banking untuk layanan produknya. Menurut OJK, digital banking adalah suatu layanan perbankan elektronik yang dibuat untuk bisa memaksimalkan pemanfaatan data nasabah dalam upaya melayani nasabah secara lebih mudah, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Serta membantu nasabah bisa melakukan transaksi sendiri dengan tetap memperhatikan aspek keamanan.
Selain itu, terdapat empat layanan digital banking antara lain internet banking yaitu penggunaan transaksi perbankan melalui smartphone atau laptop yang terkoneksi internet, phone banking yaitu pemanfaatan contact center bank, SMS banking yaitu layanan transaksi keuangan dengan menggunakan telepon seluler dengan format short message service (SMS), dan mobile banking yaitu layanan perbankan dengan memanfaatkan kemajuan dunia teknologi informasi dan digitalisasi layanan.
Layanan digital banking ini sejalan dengan situasi dan kondisi masyarakat saat ini yang cenderung memilih metode digital daripada konvensional. Cukup menggunakan handphone yang mereka genggam misalnya, mereka bisa langsung mengakses berbagai macam kebutuhan transaksi keuangan. Mulai dari pembayaran kredit, transfer dana, pembelian, pengecekan saldo, berbagi zakat, infak dan sedekah, berinvestasi, dan lain sebagainya tanpa harus mengantre dan menghabiskan banyak waktu.
Bahkan, melalui aplikasi yang dapat dengan mudah diunduh ini, BSI menyediakan layanan pembuatan rekening BSI yang sangat mudah dan praktis. Sehingga masyarakat dapat membuka rekening BSI dengan lebih cepat dan efisien.
Fitur dalam aplikasi BSI juga cukup lengkap. Tersedia informasi waktu salat yang ter-update setiap hari. Selain itu, aplikasi ini juga memberi informasi mengenai lokasi masjid terdekat dari pengguna aplikasi termasuk di dalamnya informasi mengenai arah kiblat.
Terkait investasi emas, aplikasi BSI juga menyediakan informasi mengenai harga beli dan jual emas per gramnya dengan fitur-fitur yang bisa dimanfaatkan, seperti pembelian, penjualan, transfer, dan tarik fisik emas. Aplikasi BSI juga menyediakan layanan top up e-wallet, yaitu layanan elektronik yang berfungsi untuk menyimpan data dan instrumen pembayaran dengan menggunakan kartu dan juga uang elektronik, menampung dana dan juga melakukan pembayaran.
Walaupun BSI telah menerapkan digital banking yang menarik, variatif, dan modern, ada aspek lain yang harus menjadi perhatian bersama. Yakni terkait dengan keamanan pengguna karena pelaku kejahatan bisa saja memanfaatkan kelemahan sistem perbankan untuk melakukan tindak pencurian dan pemalsuan data pribadi pengguna aplikasi BSI. Sehingga langkah-langkah pencegahan, perawatan, dan proteksi keamanan aplikasi harus terus dilakukan secara reguler dan menyeluruh.
Secara umum, aplikasi BSI ini sangat membantu bagi para nasabah yang ingin menjalankan ajaran Islam dalam aspek perbankan. Sehingga diharapkan masyarakat tidak ragu terhadap kemajuan yang ditunjukkan oleh BSI yang dapat bersaing dengan perbankan konvensional di Tanah Air maupun secara global.
Rohman
(prf/ega)