Memperkuat Pilar Perekonomian Bangsa Lewat UMKM Center
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Memperkuat Pilar Perekonomian Bangsa Lewat UMKM Center

Rabu, 28 Des 2022 10:04 WIB
Setia Lesmana
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Transformasi Digital Bank Syariah Indonesia Mendukung Inklusi Keuangan
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar penting perekonomian negara. Sektor UMKM juga mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi di Indonesia.

Mengacu data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07% atau senilai Rp 8.573,89 triliun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia harus dimulai dari pulihnya UMKM. Maju dan berkembangnya UMKM akan menjadi daya ungkit besar bagi kebangkitan perekonomian nasional. Karena itu, Menteri Erick pun mendorong BUMN agar bersinergi dengan UMKM, karena dengan memperkuat UMKM sejatinya memperkuat pilar ekonomi negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Syariah Indonesia (BSI) pun mempertegas komitmennya dalam melakukan pemberdayaan ekosistem bisnis berbasis ekonomi kerakyatan. Sebagai bank syariah terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia, BSI terus menciptakan sumber pertumbuhan baru dengan memberdayakan UMKM melalui pendanaan hingga pendampingan usaha.

"Apa yang kita harus lakukan untuk membangkitakan ekonomi umat? Ya salah satunya adalah bagaimana pembiayaan menjadi akses untuk membangun ekonomi. Untuk mendukung hal itu, kita gabungkan seluruh Bank Syariah milik BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia, yang sekarang masuk 10 besar di Indonesia," tegas Erick.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan BSI mengedepankan aspek-aspek pemberdayaan dan pendampingan dalam memperkuat ekosistem bisnis yang dirintis masyarakat di tataran akar rumput. Dengan cara itu, maka akan terjadi akselerasi pertumbuhan bisnis sehingga pelaku usaha dapat naik kelas atau skala usahanya semakin besar.

"Jika bisnis UMKM mampu sustain (berkelanjutan) maka hal itu dapat memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat. Jika ekonomi rakyat, maka negara pun kuat," tegasnya.

Menurut Hery, BSI mendukung UMKM secara totalitas. Tidak hanya menyediakan pembiayaan melalui kredit usaha rakyat (KUR) berbasis syariah, BSI juga memberikan pelatihan dan pendampingan melalui UMKM Center. Kemudian, BSI berupaya meningkatkan akses pasar digital serta penguatan rantai pasok halal.

UMKM Center

Lebih lanjut Hery membeberkan, terdapat lima kendala utama yang seringkali menghambat pertumbuhan UMKM. Yakni aspek legalitas, akses pembiayaan, minimnya pendampingan, minimnya inovasi dan rendahnya daya saing, serta persoalan pemasaran. Menurut Hery, peta jalan (road map) kemitraan BSI dengan UMKM didasarkan kepada lima hal tersebut.

Kehadiran UMKM Center ini juga menjadi bagian dari upaya BSI membentuk ekosistem UMKM yang unggul dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha di segmen tersebut. Fasilitas dan layanan di UMKM Center BSI juga diharapkan menjadi wadah bagi pelaku UMKM agar mendapatkan pelatihan, pembinaan, pembiayaan hingga membantu proses pemasaran produk.

"UMKM Center diharapkan dapat memfasilitasi UMKM di daerah untuk pemasaran, pelatihan bersama serta ajang co-working space dan berbagi informasi sesama pelaku UMKM," kata Hery.

UMKM Center, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya BSI meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku UMKM, sehingga akan terbentuk ekosistem UMKM Indonesia yang unggul dan berkualitas. Selain itu, UMKM Center juga memainkan perannya sebagai connecting the dot yang mampu menghubungkan para pihak, sehingga tercipta sinergi dan kolaborasi bisnis.

Pengamat Ekonomi Syariah dari IPB University, Irfan Syauqi Beik optimistis pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan meraih manfaat besar, menyusul ditetapkannya PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI sebagai bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bank Syariah Indonesia (BSI), bisa mempermudah akses pembiayaan bagi masyarakat yang membutuhkan modal.

Salah satunya, perbankan melakukan jemput bola atau menyediakan berbagai layanan digital bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang butuh modal. BSI secara konsisten harus meningkatkan komitmennya mendukung ekonomi kerakyatan sehingga aktivitas UMKM makin bergeliat.

"Sistem bagi hasil pada BSI dirasa cocok untuk memperluas sumber pembiayaan pelaku UMKM," kata Direktur Ritel Banking BSI, Ngatari.

Pembiayaan Syariah

BSI menyediakan program pembiayaan UMKM secara Syariah atau sistem bagi hasil. Dari ketiga segmen UMKM, pelaku usaha mikro dan kecil menempati porsi lebih besar. Jumlahnya setiap tahun terus meningkat seiring pertumbuhan skala usaha pelaku UMKM maupun bertambahnya UMKM yang menjadi mitra.

Sepanjang 2021 misalnya, pembiayaan segmen UMKM BSI mencapai Rp 38,3 triliun atau sekitar 23 persen dari total penyaluran pembiayaan. Jumlah terus naik, sebagai contoh hingga kuartal III 2022, pembiayaan UMKM mencapai Rp 39,4 triliun atau 23,05 persen dari total pembiayaan BSI. Hingga 27 September, alokasi penyaluran KUR 2022 BSI sudah mencapai Rp 9,5 triliun, atau tersisa hanya Rp 3 triliun saja total KUR tahun 2022 ini sebesar Rp 12,5 triliun.

Talenta Wirausaha

Tak puas dengan membina dan mendampingi UMKM yang bisnisnya sudah berjalan lama, BSI pun melirik para pemuda yang bertekad kuat terjun menjadi wirausahawan. Menurut Direktur Ritel Banking BSI Ngatari, program ini bertujuan mencetak lahirnya wirausaha muda di Tanah Air. BSI pun menggelar program Talenta Wirausaha BSI untuk membersamai mereka tumbuh dan berkembang atau naik kelas tanpa batas.

"Melalui Talenta Wirausaha BSI, kami fasilitasi terjadinya transfer of knowledge dan pengalaman dari para pelaku usaha yang sudah berpengalaman dan sukses ke anak-anak yang sedang menapaki kesuksesan mereka. Ada kegiatan mentoring dan coaching, untuk mengakselerasi perkembangan kapasitas peserta," ujarnya.

Talenta Wirausaha BSI merupakan program inkubator bagi para wirausaha muda untuk membangun dan meningkatkan kapasitas usahanya (scale up), sehingga mampu bertahan dan bersaing dengan beragam bisnis yang sudah mapan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, terdapat empat tahapan kegiatan utama. Pertama, on boarding berupa talkshow di berbagai kota tentang talenta kewirausahaan di kalangan generasi muda. Kedua, workshop berupa pelatihan dan pendampingan bersama mentor expert tentang pengembangan produk, pemasaran dan akses pembiayaan.

Ketiga, awarding sebagai acara puncak penjurian dan penganugerahan kepada talenta wirausaha muda terbaik Indonesia. Keempat, partnership berupa kesempatan bagi wirausaha muda untuk bermitra dengan BSI.

Dalam menentukan UMKM terpilih, BSI mengkategorikan para wirausaha dalam tiga kategori diantaranya UMKM pemula, UMKM rintisan, dan UMKM berdaya. Sehingga, masing-masing segmen dapat bersaing sesuai dengan peers dan tingkat kapasitas usahanya.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI Hery Gunardi berharap ajang BSI talenta wirausaha dapat terus berlanjut pada tahun depan. Hery menyampaikan ajang BSI talenta wirausaha mendorong munculnya para wirausaha muda yang mempunyai potensi usaha dan ide-ide kreatif dalam mengembangkan bisnis.

"Yang memang bankable untuk dapat KUR syariah bisa Rp 25 juta hingga Rp 100 juta sesuai kebutuhan pemenang, tapi kita juga menyediakan pembiayaan dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) kita," ujar Hery

"Pertumbuhan di ekonomi syariah harus lebih bisa bermanfaat bagi masyarakat. Bank harus menciptakan pengusaha sebanyak mungkin, ini yang menjadi alasan kita melunturkan program talenta wirausaha BSI," ucap Hery.

Tak hanya berkontribusi dalam pembiayaan dan pendampingan, menurut Ngatari BSI juga bersinergi dengan sejumlah universitas dalam memberikan kurikulum ekonomi syariah. Hery menilai hal ini akan menciptakan link and match antara dunia pendidikan dan sektor industri keuangan syariah.

"Kalau dulu, lulusan ekonomi Islam belum tentu bisa kerja di bank karena mismatch, oleh karena itu kita bantu masuk dan menyediakan kurikulum ekonomi syariah di kampus-kampus ternama," kata Hery.

Dalam menentukan UMKM terpilih, Ngatari mengatakan bahwa BSI membagi wirausahawan dalam tiga kategori, yaitu UMKM pemula, UMKM rintisan dan UMKM berdaya. Sehingga, masing-masing segmen UMKM dapat bersaing sesuai dengan peers dan tingkat kapasitas usahanya.

"Program Talenta Wirausaha BSI menjadi wujud keseriusan perseroan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas UMKM yang sustain, memiliki kapabilitas dan kualitas yang mampu bersaing di pasar lokal dan global. Para pelaku usaha dapat memperoleh kesempatan pendanaan dengan sistem syariah sehingga UMKM dapat mengambil peran sebagai segmen yang berkontribusi membangun perekonomian nasional," ujar Hery

Pujian pun datang dari Menteri Erick. Ia pun berharap program Talenta Wirausaha BSI dapat mencetak wirausaha muda yang andal, sekaligus mendukung akselerasi pertumbuhan UMKM Indonesia. Sebab, saat ini tingkat wirausaha di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lain.

"Wirausaha di Indonesia baru 3,47 persen, sementara Singapura saja sudah mencapai 8,76 persen. Jika Indonesia ingin maju dan sejahtera, maka pelaku wirausaha harus dilipatgandakan," ujarnya.

Setia Lesmana, Jurnalis Tajuk.co

(ads/ads)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads