Kehadiran PT. Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membawa angin segar bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Banyak pelaku usaha berhasil naik kelas berkat program layanan dari bank tersebut.
Salah satunya dirasakan Yatin Supriono (52), warga Bojong, Panjatan, Kulon Progo, DIY. Pria yang akrab disapa Supri ini sukses menjadi pengusaha tahu bulat.
Hal ini bisa dilihat dari jumlah kendaraan operasional berupa mobil bak terbuka yang mencapai 14 unit miliknya. Saban hari, armada ini bergerak menggaet konsumen di tiga kabupaten, meliputi Purworejo, Kulon Progo dan Bantul. Omzet setiap armada mampu menembus Rp 700 ribu per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirintis 7 tahun lalu, usaha ini terus mengalami perkembangan pesat. Namun, titik awal usaha ini kian moncer justru saat Supri menerima program pinjaman modal dari BSI.
"Awalnya hanya punya satu armada untuk operasional, lalu bertambah jadi enam. Nah berkat bantuan modal BSI sekitar 3 tahun lalu, armadanya tambah lagi hingga total sudah 14 unit," ungkap Supri saat ditemui di Kulon Progo.
Waktu itu Supri menerima pinjaman modal sebesar Rp 50 juta. Uang ini dibelanjakan untuk menambah alat usaha dan armada baru. Merasa dimudahkan dalam proses pencairan, Supri kembali mengajukan pinjaman yang lebih besar, yaitu Rp 250 juta setahun kemudian.
Berkat pinjaman modal ini usaha tahu bulatnya kian melejit. Dari usaha kecil-kecilan akhirnya berkembang hingga mampu memperkerjakan 28 orang, meliputi kerabat dan tetangganya.
Kini, hampir 4 tahun Supri menjadi nasabah BSI. Pelbagai alasan membuatnya setia dengan bank ini, antara lain karena kemudahan dalam pencairan pinjaman.
"Tergolong mudah dan cepat sih. Jadi kita datang ke sana, terus dari BSI survei ke rumah, setelah itu dicek dan bisa di-acc paling ya cuma 2 mingguan, karena waktu itu saya pinjam untuk nominal Rp 250 juta," ucapnya.
Pelayanan BSI yang praktis dan cepat jadi alasan lainnya. Supri bercerita selama menjadi nasabah, hampir tidak pernah terjebak antrean panjang baik untuk pengambilan uang, menabung atau pengajuan pinjaman. "Karena nggak pernah antre, rasanya kaya sudah jadi pelanggan prioritas," ujarnya.
Kisah sukses UMKM naik kelas berkat BSI juga datang dari Purwanto (45). Pria asal Tegal, Jawa Tengah ini berhasil mengembangkan usaha martabak di Kulon Progo setelah ikut progam Kredit Usaha Rakyat (KUR) BSI.
"Saya merintis usaha pada 2007 lalu dan Alhamdulillah berkembang terus sehingga butuh tambahan modal. Dari situ saya coba program KUR BSI pada 2021 yang ternyata disetujui," ujar Purwanto ketika ditemui di kediamannya di Wates, Kulon Progo, Sabtu (12/11).
Pinjaman modal yang diterimanya saat itu mencapai Rp 300 juta. Modal ini digunakan untuk membuka cabang baru. Dari satu outlet, kini Purwanto telah memiliki enam cabang usaha martabak di Kulon Progo. Omzet setiap outlet berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta per hari.
"Rencananya mau nambah satu lagi, tapi dengan konsep kios permanen. Kalau yang sebelumnya kan cuma kaki lima," ujarnya.
Sistem syariah jadi alasan Purwanto tertarik dengan program KUR BSI. Dia menilai sistem ini tidak merugikan peminjam serta sesuai aturan agama Islam.
"Jadi ada akad di depan terkait pinjam meminjam, sehingga jelaslah nanti arahnya ke mana dan tentunya sesuai aturan agama."
Purwanto dan Supri hanyalah segelintir dari ribuan pelaku UMKM di DIY yang telah menerima manfaat dari BSI. Merujuk data BSI, ada sekitar 3.400 UMKM di wilayah ini sudah menjadi nasabah.
"Kalau di DIY itu sekitar 3.400-an UMKM dapat pinjaman modal dengan skema KUR sesuai tingkatannya. Nominal yang diterima mulai dari Rp 25 juta. Ada juga yang tanpa jaminan bahkan tanpa bayar, jadi jatuhnya hibah," kata Manager BSI UMKM Center, Nika Aria Bella.
Hadirnya bank hasil merger antara 3 bank pelat merah, yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah, ini memang untuk membantu para UMKM terkait pemenuhan modal usaha.
Lewat BSI pelaku UMKM bisa memperoleh pinjaman tanpa bunga dan riba. Sebab mekanisme bunga KUR sebesar 6% telah diganti dengan margin keuntungan dengan akad Ijarah, Murabahah, maupun MMQ.
BSI yang secara resmi lahir pada 1 Februari 2021 ini memiliki tiga jenis KUR untuk usaha Super Mikro, Mikro dan Kecil. KUR Super Mikro, adalah program pembiayaan untuk UMKM dengan plafon pembiayaan maksimum Rp 10 juta dan bebas biaya administrasi.
Sementara KUR Mikro, memungkinkan UMKM meminjam dengan nominal di atas Rp 10-50 juta. Adapun KUR Kecil merupakan program pembiayaan modal kerja dan investasi bagi UMKM dengan limit lebih besar, hingga Rp 500 juta.
BSI Bangkitkan UMKM
Selain KUR, BSI juga mempunyai program khusus untuk UMKM. Adalah BSI UMKM Center, bertempat di Baciro, Gondokusuman, Jogja, DIY yang jadi wadah UMKM bisa naik kelas.
Diresmikan pada 9 Juni 2022 lalu, BSI UMKM Center ini merupakan tempat pembinaan dan pengembangan UMKM. Tercatat ada 200 UMKM telah bermitra dengannya.
"Ini jadi semacam fasilitasi dan pembinaan untuk UMKM kita, di mana tempat ini bisa dijadikan display produk UMKM lokal, sekaligus ajang pelatihan dan diskusi agar produk lokal bisa naik kelas," ucap Manager BSI UMKM Center, Nika Aria Bella.
BSI UMKM Center mengusung prinsip Go Halal, Go Digital dan Go Global dalam pengembangan UMKM. Go Halal, adalah bagaimana setiap produk UMKM khususnya makanan, minuman dan camilan bisa mendapat sertifikasi halal dan layak konsumsi yang dibuktikan dengan sertifikasi Izin produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
"Jadi bisa kita dorong agar produk-produk food and beverage, bisa memiliki sertifikasi halal dan PIRT," ujar Nika.
Adapun Go Digital adalah upaya mempromosikan produk-produk UMKM yang telah terverifikasi. Dalam pelaksanaannya, promosi dilakukan lewat platform digital seperti internet dan media sosial.
Sedangkan Go Global, yaitu upaya memasarkan produk lokal ke mancanegara. Lewat Go Global, BSI UMKM Center akan membantu proses ekspor produk yang kesulitan menembus pasar internasional.
"Seperti misalnya kita carikan jaringan dan informasi apa saja terkait tata cara ekspor," ucap Nika.
Nika mengatakan BSI UMKM Center terbuka bagi seluruh UMKM di DIY dan Jawa Tengah. Tidak ada batasan bagi UMKM yang ingin bergabung dengan BSI UMKM Center. "Baik itu usaha yang masih baru, atau sudah lama tapi sulit berkembang bisa langsung ke sini dan ini semua gratis," tutupnya.
Jalu Rahman Dewantara, Jurnalis detikcom