Kisah Pejuang UMKM Purbalingga Menolak Kalah Saat Pandemi Melanda
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Kisah Pejuang UMKM Purbalingga Menolak Kalah Saat Pandemi Melanda

Senin, 26 Des 2022 09:45 WIB
Vandi Romadhon
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
BSI UMKM Center Surabaya yang berada di Jalan R.A Kartini
Foto: dok. Faiz Nashrillah
Jakarta - Pandemi COVID-19 menjadi hantu yang menakutkan bagi para pelaku usaha di Indonesia. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tak sedikit yang ikut terkena imbas dari kengeriannya.

Dilema antara menjaga masyarakat dari terjangkitnya wabah corona dan menjaga eksistensi dunia usaha, menjadi persoalan serius yang dihadapi pemerintah. Berbagai skema dilakukan agar iklim usaha tetap bertumbuh di tengah guncangan.

Namun, tak semua pelaku usaha berakhir kalah karena harus gulung tikar dan menyerah. Bahkan, ada kisah menarik dari pelaku UMKM di Purbalingga yang mampu menggerakkan ratusan orang untuk bangkit bersama.

Dwi Suyoko, pria asal Desa Pengalusan Kecamatan Mrebet Purbalingga memilih untuk tidak tinggal diam setelah usahanya bangkrut total akibat adanya pandemi COVID-19. Usaha yang dia rintis di Jakarta Utara kala itu, lumpuh pada medio 2019.

"Waktu itu saya merintis usaha jualan teh Thailand dengan brand Nana Thai Tea, April 2018 mulai dengan gerobakan di pinggir jalan progresnya baik omzet rata-rata setiap harinya Rp 1 juta," kata Suyoko sapaan akrabnya.

Capaian yang cukup menjanjikan itu membuat orang di sekitarnya menjadi tertarik untuk bekerja sama. Mulai dari teman terdekat, kata dia, datang menawarkan untuk terlibat menjadi mitra usaha.

"Kebetulan ada temen yang tahu, dia tertarik pengen punya bisnis yang sama kayak punya saya, kita join akhirnya saya belajar tentang sistem kemitraan atau franchise dia jadi mitra pertama saya," ujarnya.

Merasakan upaya yang dirintis menjanjikan, Suyoko lebih serius melakoninya. Berbagai hal positif datang dalam hidupnya, hingga mitra usahanya terus bertambah dari waktu ke waktu.

Alhasil setelah satu setengah tahun berjalan, pada akhir 2019 dia berhasil membuka hingga 30 cabang Nana Thai Tea yang tersebar di sekitaran Jabodetabek.

Peribahasa semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang bertiup, nampak mulai dirasakannya. Di tengah kebahagiaan capaian kesuksesan, pandemi COVID-19 mulai menjadi momok dan berpengaruh terhadap usahanya.

"Bisnis yang tadinya naik, sampai ada pandemi tutup semua yang di Jabodetabek dan akhirnya saya pulang kampung Februari 2020 tidak ada penghasilan sama sekali, itu titik terendah dalam hidup saya," katanya.

Padahal kala itu, istrinya tengah hamil tua anak pertama. Mendekati persalinan, ketakutan sempat membayangi karena kondisi menyebabkan dia menjadi seorang pengangguran yang tidak memiliki penghasilan.

"Wah sedih sekali kalau dibayangkan, saya sempat nangis di depan toko dekat rumah sakit bersalin, karena hanya membeli tisu basah saja untuk anak duitnya kurang, saya merasa gagal sebagai seorang ayah," kenangnya.

Hari-hari sempat dijalaninya dengan merenungi keadaan. Bahkan untuk menutupi rasa malu karena tidak punya pekerjaan, Suyoko setiap hari harus pergi keluar rumah agar keluarga dan tetangga menganggapnya bekerja.

"Kalau dibayangkan lucu, malu saya kalau mertua tau saya nganggur, setiap pagi keluar cuma merenungi keadaan," lanjutnya.

Namun, seolah tak mau larut dia akhirnya berpikir untuk menjual konsep yang pernah dijalaninya saat di Jakarta. Dengan bekal tidak ada modal, dia menawarkan konsep franchise dengan brand New Story yang berfokus pada penjualan minuman teh melalui media sosial.

"Saya buat proposal kerja sama kemitraan, saya tawarkan New Story setiap hari melalui medsos, di saat-saat terakhir saya hampir menyerah ada orang yang tertarik, orang Batam menanyakan konsep saya dan setelah dijelaskan akhirnya bersedia kerja sama," ungkapnya.

Mendapat angin segar semangatnya kembali tumbuh, satu persatu mitra berdatangan hingga di bulan ketiga dia menyebut telah memiliki mitra sebanyak 52 orang dari berbagai daerah yang telah membuka outlet.

Tak ingin usaha yang dibangun gagal kembali, dia akhirnya mengikuti program wirausaha muda Bank Syariah Indonesia (BSI). Dari ribuan peserta, dirinya terpilih menjadi 100 orang wirausahawan yang mendapatkan bantuan permodalan dari BSI.

"Nah, dari 100 ini mendapat bantuan permodalan selain itu mentoring. Panitia wirausaha muda BSI ini mengundang beberapa expert saya dapat bimbingan dan sampai hari ini masih intens," tuturnya.

Berkat sentuhan dari BSI UMKM yang dia rintis kini berkembang cukup pesat. Dia mengaku pola bantuan yang dilakukan kepada wirausahawan tidak hanya sebatas bantuan modal, tapi memperbaiki manajerial usahanya.

"Sekarang saya sudah ada hampir 300 outlet New Story yang tersebar di lebih dari 100 kota se-Indonesia. Secara pribadi saya sering berhubungan dengan perbankan, tapi saya baru pernah dengan BSI ini, komunikasinya sangat aktif dalam hal memberikan advice bagi nasabahnya," ungkapnya

"Mereka bener-bener memantau mitranya berkembang atau tidak dan siap memberikan bantuan," lanjutnya

Sementara itu, Branch Manager BSI KCP Purbalingga Taufick Nur Syamsi mengatakan saat ini pihaknya tengah konsen dalam program membantu UMKM untuk naik kelas. Selain permodalan dalam bentuk KUR, edukasi bagi para pelaku usaha juga dilakukan.

"Kami menyiapkan pinjaman tanpa bunga dan riba karena mekanisme bunga KUR 6% diganti dengan margin keuntungan dengan akad Ijarah, Murabahah, maupun MMQ. Untuk UMKM edukasi dan membentuk ekosistem usaha juga kami lakukan," kata Taufick.

Saat ini, pihaknya menyiapkan kuota untuk KUR sebesar Rp 35 miliar, total penyerapan per bulan Oktober telah mencapai Rp 30 miliar. Dengan persentase penyerapan dari sektor UMKM yang paling tinggi.

"Untuk KUR dari angka Rp 30 miliar yang terserap, sebagian besar dari sektor UMKM. Alhamdulilah karena kami juga memantau dan memberikan solusi bagi nasabah yang mendapatkan permasalahan dalam bisnisnya kredit macet sangat kecil," tuturnya.

Vandi Romadhon, detikcom (prf/ega)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads