Transformasi Digital dalam Perbankan Syariah: BSI bersama Rakyat

ADVERTISEMENT

Kolom

Transformasi Digital dalam Perbankan Syariah: BSI bersama Rakyat

Muhammad Rafliyanto - detikNews
Minggu, 25 Des 2022 17:15 WIB
Nasabah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menunggu antrean di kantor BSI Regional XI Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (5/4/2021). BSI memulai tahapan merger operasional untuk menyatukan sistem layanan guna mendorong pengembangan keuangan syariah yang ditargetkan selesai pada 1 November 2021. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/aww.
Foto: ANTARA/ARNAS PADDA
Jakarta -

Dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun ini dunia sedang mengalami transformasi yang signifikan dengan adanya pembaruan revolusi industri 4.0. Teknologi digital modern ini berkembang secara cepat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Proses transformasi itu mengubah begitu banyak hal dan menimbulkan disrupsi.

Perkembangan teknologi baru yang begitu pesat telah tumbuh dalam segala aspek kehidupan manusia, baik itu dalam aspek pendidikan, sosial-budaya dan ekonomi. Karena semakin kuat proses pengembangan ini telah melahirkan sebuah perangkat baru dengan hadirnya istilah big data, article intelligence, human resource, human machine interface, metaverse, internet of things dan sensor technology.

Dinamika lajur perkembangan ekonomi juga kini telah beralih kepada era 'digitalisasi'. Salah satu penelitian jurnal yang ditulis oleh Rokhmatul Aysa menjelaskan bahwa saat ini perkembangan ekonomi digital terus meningkat dan berkembang di Indonesia, dalam penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa pada awal tahun 2021 pengguna internet di Indonesia meningkat menjadi 202,6 juta jiwa.

Dilansir dalam situs majalah online CNBC Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menjelaskan bahwa 'Saat ini pengguna internet kurang lebih sudah mencapai 77% dari penduduk Indonesia'. Lebih lanjut Arif mengungkapkan bahwa lajur pertumbuhan ini sangat luar bisa, padahal sebelum pandemi covid-19 angkanya hanya pada kisaran 170-175 Juta.

Siapa sangka jika pandemi Covid-19 juga memberikan dampak dan pengaruh dalam perkembangan digital dan teknologi. Dalam sebuah seminar virtual yang diadakan fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Gadjah Mada mengundang salah satu tokoh nasional Bahtiar Arif, S.E., M.Fin., Ak, menjelaskan bahwa hadirnya pandemi Covid-19 menghadirkan suatu tren terkait teknologi dari revolusi industri 4.0. di antaranya ialah komputasi awan, keamanan dunia maya, Internet of Things (IoT), blockchain, analitik big data, RPA, Artificial Inteligent (AI), dan machine learning.

Lebih lanjut dalam seminar virtual tersebut Bahtiar juga menjelaskan bahwa adanya pandemi Covid-19 menyebabkan angka pengguna internet di Indonesia meningkat drastis akibat adanya perubahan dari aktifitas secara langsung menjadi virtual melalui video conference. Di era revolusi industri 4.0 dengan kondisi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), mendorong dan mengharuskan terjadinya transformasi digital.

Pada BPK sendiri, transformasi digital ialah proses untuk mengkonversi informasi teknologi terbaru dan sistem informasi dari organisasi sehingga sistem informasi dapat terhubung dan memberikan nilai tambah bagi organisasi dan juga pekerja secara umum. Hal ini tentunya sangat berkorelasi dengan penelitian yang dijelaskan oleh Rokhmatul Aysa.

Perkembangan teknologi-informasi yang cepat telah membawa kehidupan masyarakat Indonesia memasuki era baru yang biasa disebut dengan revolusi industri 4.0. Pemanfaatan berbagai jenis teknologi di bidang ekonomi, pendidikan dan sosial telah membawa sebuah transformasi yang signifikan, terutama pada bidang keuangan dan ekonomi-pembangunan.

Dilansir dalam situs resmi OJK Indonesia bahwa transformasi pola konsumsi masyarakat Indonesia ke arah digital mendorong institusi perbankan mengakselerasi proses transformasi menuju perbankan digital. Secara total, transaksi digital di seluruh dunia sejak tahun 2017-2021 tumbuh sebesar 118%, dari USD 3,09 triliun pada tahun 2017 menjadi USD 6,75 triliun pada tahun 2021.

Di Indonesia sendiri, perkembangan transaksi digital tumbuh jauh lebih tinggi, yakni sebesar 1.556 persen dalam kurun tahun 2017-2020. Transaksi uang elektronik mencapai Rp 786,35 triliun pada 2021. Nilai tersebut meningkat Rp281,39 triliun (55,73%) dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 504,96 triliun.

Lembaga keuangan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mendorong percepatan transformasi secara digital di sektor keuangan agar perbankan Indonesia menjadi lebih berkemajuan, berbudidaya, kolaboratif dan efisien dalam melayani kebutuhan masyarakat.[6] Demi merespon perkembangan dunia digital saat ini, OJK telah menerbitkan POJK No. 12/PJOK.03/2021 tentang Bank Umum (POJK Bank Umum) yang memberi penguatan terhadap kehadiran Bank Digital sebagai upaya merespons perkembangan teknologi di era digital.

Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai institusi perbankan syariah Indonesia juga memiliki pandangan mengenai transformasi digital yang saat ini sangat marak digaungkan. Pada bulan september 2022 BSI memperingati hari pelanggan nasional. Bank Syariah Indonesia menjadikan momentum ini sebagai untuk meningkatkan kualitas layanan dan senantiasa mengedepankan layanan yang Ultimate melalui beragam solusi digital untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi.

Dalam laman resmi web BSI menyebutkan beberapa layanan transaksi digital adalah BSI Mobile yang hadir untuk memberikan manfaat bagi nasabah sebagai sahabat financial, sahabat sosial dan sahabat spiritual dengan berbagai fitur kemudahan yaitu pembukaan rekening secara online, kemudahan transaksional melalui fitur transfer, belanja online, transaksi QRIS, top up pulsa, beli token listrik, top up e-wallet, pembayaran sekolah, dan pembiayaan, pembukaan Tabungan E-Mas dan juga Gadai Emas via Online.

Bank Syariah Indonesia bisa dibilang baru dalam institusi perbankan Indonesia. Namun, dalam pelayanannya BSI tetap setia membersamai masyarakat Indonesia yang ingin menjadikan BSI menjadi partner dalam kehidupan transaksi. Tentu saja hal ini pantas untuk diapreasiasi dan berharap kedepannya BSI bisa menjadi pelopor bank-bank syariah di Indonesia.

Muhammad Rafliyanto, Jurnalis Yayasan Dana Sosial Al-Falah Malang dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam

(akd/ega)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT