Layanan Super App, Tren Layanan Digital Bank Syariah Masa Kini
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Layanan Super App, Tren Layanan Digital Bank Syariah Masa Kini

Minggu, 25 Des 2022 14:40 WIB
Askar Marlindo
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Metode pembayaran QRIS pada Bank Mandiri Syariah kerap dimanfaatkan nasabah sebagai solusi pembayaran digital. Pasalnya prosesnya mudah, cepat, dan aman.
Foto: Istimewa
Jakarta -

Bank digital masih sering dianggap menjadi pelengkap dari layanan perbankan konvensional yang ada. Bahkan, sebagian masyarakat masih mempertanyakan apa perbedaan bank digital dan bank konvensional.

Saat ini terdapat jarak kesenjangan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Jurang tersebut masih bertambah lebar karena saat ini ditambah dengan perbankan digital. Kontribusi aset perbankan syariah tidak pernah mencapai double digit dari perbankan konvensional.

Terakhir diketahui (perbankan syariah) hanya 7 persen sumbangannya. Itu juga tidak 7 persen, tetapi 6,9 persen. Saat ini seharusnya bank digital berbasis syariah juga perlu diperkenalkan kepada masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Animo masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis syariah sebenarnya cukup tinggi. Namun demikian, literasi perbankan syariah di tengah masyarakat masih perlu didongkrak. Kalau dilihat tantangannya ada dua, pertama literasi digital dan literasi syariahnya itu sendiri. Jadi memang harus dimulai dulu.

Suatu saat orang akan aware, sekarang ada pelayanan digital berbasis syariah dan beberapa segmen memang sangat syariah minded, jadi mereka tidak banyak mikir. Bank Jago Syariah pertama-tama menawarkan akad wadiah atau titipan.

ADVERTISEMENT

Adapun akad ini berarti nasabah tidak akan mendapatkan bunga dan tidak dipungut biaya admin. Ketika nasabah mendapat penawaran menggunakan akad mudharabah, akan lebih sulit untuk dapat mengidentifikasi perbedaan perbankan syariah dan konvensional. Akad mudharabah sendiri merupakan akad yang menawarkan keuntungan berupa bagi hasil.

Bank digital baru populer di perkotaan. Salah satu hal yang dapat menjadi katalis pertumbuhan bank digital syariah di Indonesia adalah adanya kesadaran masyarakat. Berdasarkan data yang dimiliki, saat ini layanan digital perbankan baru populer di kota metropolitan dan daerah-daerah di Pulau Jawa.

Selain itu, kota-kota berbasis muslim juga dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan layanan digital perbankan syariah. Sebut saja, kota Makassar, Padang, Mataram, dan Palembang dipandang dapat menjadi katalisator.

Dari data statistik, memang nasabah Bank Jago Syariah masih berkutat di Pulau Jawa. Ada beberapa di luar pulau tetapi menclok-menclok saja.

Industri perbankan terus memacu dan meningkatkan layanan digitalnya, untuk mengakomodasi perubahan perilaku nasabah dalam melakukan transaksi keuangan. Kondisi itu tercermin dari data Bank Indonesia yang mencatat nilai transaksi digital pada kuartal I dan II pada 2021 meningkat 39,39% secara year on year (yoy) menjadi Rp17.901,76 triliun.

BI memproyeksikan tren transaksi ini akan meningkat 30,1% yoy hingga mencapai Rp35.600 triliun sepanjang 2022. Tren ini yang juga ditangkap perbankan syariah dalam upaya mendorong inklusi keuangan syariah.

Mereka berlomba-lomba mengembangkan layanan digital, termasuk pembukaan rekening simpanan secara online. Hal ini salah satunya dilakukan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang baru-baru ini menambahkan fitur biometric dalam layanan BSI Mobile, aplikasi mobile banking perseroan.

Layanan ini memudahkan calon nasabah membuka rekening simpanan tanpa perlu ke kantor cabang. Fitur biometrik menjadi salah satu verifikator pembukaan rekening online melalui verifikasi foto wajah yang terintegrasi dengan data kependudukan dari Disdukcapil.

Dengan fitur ini, calon nasabah tidak perlu melakukan video call saat tahap verifikasi data diri dalam proses pembukaan rekening secara online. Animo masyarakat terhadap pembukaan rekening online cukup meningkat.

Tingginya minat ini tercermin dari jumlah pembukaan rekening online per awal Juni 2021 mencapai lebih dari 400.000 number of account (NoA) dengan rata-rata 2.000 pembukaan rekening online per hari.

Calon nasabah dari kalangan milenial mendominasi pembukaan rekening simpanan secara online. Hampir sebanyak 70% calon nasabah yang membuka rekening secara online berasal dari usia kurang dari 35 tahun.

Jumlah transaksi mencapai 8,2 juta transaksi per bulan, atau naik 126,42% yoy. Adapun, jumlah transaksi secara kumulatif mencapai 35,79 juta transaksi, atau tumbuh 83,56% yoy. Sementara itu, volume transaksi tumbuh 109,82% yoy menjadi Rp41,99 triliun.

Dengan pertumbuhan tersebut, transaksi BSI Mobile memberikan kontribusi terbesar terhadap transaksi kanal digital perseroan yang sudah menembus Rp 95,13 triliun. Setali tiga uang, bank syariah lain seperti PT Bank Mega Syariah juga memberikan layanan serupa.

Anak usaha PT Bank Mega Tbk. itu, menggunakan layanan biometric verification dan liveness detection pada aplikasi M-Syariah. PT Bank BCA Syariah juga dalam proses pengembangan layanan pembukaan rekening simpanan secara online.

Layanan baru ini akan memberikan kemudahan bagi calon nasabah untuk memiliki rekening simpanan syariah. Bagi perseroan, layanan ini diharapkan mendorong penghimpunan dana murah dan akuisisi nasabah baru.

Pengembangan layanan digital sebagai bagian dari upaya ekspansi perbankan syariah menghadapi pandemi. Digitalisasi adalah pilihan solusi yang sangat efektif, termasuk dalam digitalisasi ini adalah layanan buka rekening secara online.

Pengembangan tersebut akan semakin membuat perbankan syariah menjadi inklusif dan menjangkau semakin banyak nasabah. Ini bisa menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan inklusi dan literasi perbankan syariah di masyarakat.

Indeks literasi keuangan syariah saat ini tercatat di angka 8,93%, dibandingkan dengan indeks nasional yakni 38,03%. Sementara itu, indeks inklusi keuangan syariah juga masih 9,1%, jauh dari indeks nasional yang sudah mencapai 76,19%.

Salah satu tantangan industri keuangan syariah yakni meningkatkan pemahaman kepada masyarakat terhadap produk keuangan syariah. Selain itu, banyak masyarakat yang unbankable berada di daerah yang sulit diakses.

Ini menjadi tantangan kita. Pertama, pemahaman produk. Kedua, membuat unbankable menjadi bankable sehingga perlu pembinaan dan aksesnya. Kalau mendirikan lembaga di daerah akan mahal cost-nya, sehingga solusi teknologi menjadi penting untuk itu.

Tren digitalisasi semakin panas seiring regulator memberikan lampu hijau kehadiran bank digital di Tanah Air. Agar tak ketinggalan, perbankan syariah pun berlomba menyiapkan layanan digital SuperApp.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan tetap mempertahankan kantor cabang namun layanan dan operasionalnya diperkuat oleh digitalisasi karena kita semua menyadari digitalisasi tidak bisa dilawan.

Dengan strategi bionic banking, BSI juga menganut strategi open banking untuk bekerja sama dengan fintech dan e-commerce yang sesuai prinsip syariah. Mobile banking akan menjadi pertarungan nantinya, bank besar sudah menjadikannya SuperApp, ini juga yang akan dibangun BSI ke depan SuperApp ini.

Layanan SuperApp akan memberikan kemudahan dan kenyaman pengalaman bagi nasabah. Ia memproyeksikan bisa memfasilitasi berbagai kebutuhan sehari-hari melalui SuperApp tersebut.

Bank Syariah Indonesia atau BSI, yang memimpin pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia, juga tidak ketinggalan memacu upaya digitalisasi. Emiten berkode saham BRIS ini diketahui tengah merancang super apps guna meningkatkan layanan pada nasabah.

Aplikasi super tersebut akan meluncur pada awal 2023. Langkah ini bertujuan memperluas layanan, sekaligus meningkatkan fee based income perseroan.Tidak hanya fokus perusahaan juga terus mempersiapkan talenta dan fundamental IT serta digital.

Seluruh proses digitalisasi di BSI akan menuju pada efisiensi. Super aplikasi tersebut akan meningkatkan kapabilitas user experience dan tampilan yang jauh lebih baik dari versi mobile sekarang. Aplikasi super milik BSI nantinya tidak hanya dapat digunakan untuk transaksi, tetapi juga untuk pembiayaan termasuk untuk mendukung ekosistem islami, dari hulu hingga hilir.

BSI sejauh ini telah mengembangkan beragam fitur baru di mobile banking, antara lain customer onboarding dengan memanfaatkan layanan biometrik untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah yang ingin membuka rekening.

Saat ini BSI Mobile memiliki jumlah pengguna aktif mencapai 4,07 juta pengguna, atau tumbuh 81 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, BSI Mobile juga telah memproses 251 juta transaksi per Juni 2022, meningkat sekitar 209 persen secara tahunan.

Semoga dengan adanya aplikasi Super App ini akan meningkatkan jumlah nasabah dari BSI ke depan dan digitalisasi perbankan syariah akan semakin meningkat perkembanganya yang berujung pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.

(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads