PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen untuk mendorong perekonomian dalam negeri melalui pengembangan UMKM Center di berbagai daerah di Indonesia. UMKM Center merupakan wujud nyata dari sinergi antara perbankan, regulator, dan pelaku UMKM yang diinisiasi oleh BSI di berbagai daerah.
Pengembangan UMKM Center dilakukan agar wadah pelatihan dan pembinaan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM. Untuk tahap awal UMKM Center baru dikembangkan di tiga provinsi.
Langkah ini merupakan upaya BSI untuk menaikan kelas bagi UMKM. Melalui UMKM Center para pelaku akan bersinergi satu sama lain dan tercipta sebuah ekosistem halal. Saat ini jumlah UMKM yang dibina oleh BSI di 3 provinsi tersebut sekitar 1.037 UMKM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdapat 777 UMKM yang dibina oleh BSI, 143 UMKM di Yogyakarta, dan 117 UMKM di Surabaya.Sementara UMKM yang sudah memperoleh pembiayaan dari BSI sekitar 777 pelaku di Aceh, 20 UMKM di Yogyakarta, dan 34 UMKM di Surabaya.
BSI juga melakukan pelatihan bagi para pelaku pemula di UMKM Center. Di Aceh misalnya, BSI sudah melakukan 14 kali pelatihan dengan jumlah peserta 1.787 orang, di Yogyakarta 3 kali pelatihan dengan jumlah peserta 123 orang, dan di Surabaya 1 kali pelatihan dengan peserta 55 orang.
Beberapa bentuk pembinaan dan pelatihan tersebut di antaranya melakukan pendampingan terintegrasi, monitoring hasil pembekalan, melakukan penilaian hasil dari pembekalan dan pendampingan.
Tujuan akhir dari pelatihan tersebut adalah mendukung kegiatan UMKM Indonesia, meningkatkan minat wirausaha, memajukan Ekonomi Syariah Indonesia, menciptakan dan mengembangkan halal ecosystem, serta membuat para pelaku UMKM untuk naik kelas.
BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, terus berupaya agar para UMKM bisa terus berkembang dan naik kelas, serta bisa bersaing di level nasional maupun internasiona. Lewat pembangunan UMKM Center, BSI berharap UMKM di daerah bisa mendapatkan pembinaan, pelatihan, dan pembiayaan yang lebih mudah dan lebih terarah. Mereka juga diberikan ruang untuk membuat komunitas guna bertukar pikiran agar mereka bisa saling bersinergi satu sama lain.
Bagaimanapun peran perbankan sangat besar dalam mendorong bisnis UMKM naik kelas. Pelatihan yang diberikan membuat UMKM akan semakin paham cara pembukuan dan meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran.
Dampak pendampingan bagi para pelaku UMKM akan menjadi lebih tahu dalam pengelolaan keuangan, pencatatan, kemudian penjualan jadi lebih sadar tentang valu juga dari sisi kehalalan, UMKM akan menjadi lebih melek dan akses pasar.
Dari sisi perbankan, bank-bank syariah di Indonesia juga terus berupaya agar UMKM bisa melompat lebih tinggi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendukung UMKM naik kelas, salah satunya melalui optimalisasi BSI UMKM Centre yang saat ini telah ada di Aceh, Surabaya dan Yogyakarta.
Untuk mendukung UMKM naik kelas dari sisi kapasitas dan omset, BSI mendorong melalui penguatan pengetahuan dan bisnis melalui serangkaian program pendampingan, pelatihan dan pembinaan.
Dari sisi bisnis, BSI turut memfasilitasi para pelaku UMKM untuk membuat ekosistem market yang mendorong peningkatan penjualan produk UMKM. Selain program diatas, BSI juga terus meningkatkan maintenance terhadap alumni program BSI Talenta Wirausaha dan program beasiswa ISDP BSI Maslahat melalui berbagai kegiatan salah satunya yang telah dilaksanakan adalah BSI MuslimPreneur Pitching Week Bertajuk 'Merdeka Berwirausaha'.
Per Agustus 2022, total UMKM binaan BSI mencapai lebih dari 1.100 pelaku usaha UMKM yang tersebar di Aceh, Yogyakarta dan Surabaya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 UMKM berpotensi untuk Go Global di pasar ekspor melalui program kerja sama BSI dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai.
ITPC Dubai berfungsi sebagai jalur perantara pemasaran Internasional untuk mempromosikan produk Indonesia ke UEA. Sebanyak 20 UMKM yang memiliki potensi untuk ekspor tersebut sedang dalam tahap proses kurasi.
Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal. Lebih dari 229 juta penduduk Indonesia adalah muslim atau mencakup 87,2 persen dari total sekitar 270 juta penduduk. Untuk industri makanan halal misalnya, memiliki potensi hingga Rp 2.422 triliun, pakaian Rp 294 triliun, perkembangan media halal Rp 140 triliun, dan wisata halal Rp 154 triliun.
Adapun, untuk industri kesehatan Rp 70 triliun, bidang kosmetik Rp 56 triliun, haji dan umrah Rp 56 triliun, serta bisnis syariah yang di antaranya adalah investasi, memiliki potensi sekitar Rp 1.803 triliun.
Untuk semua jenis usaha ini, Bank Syariah Indonesia berusaha untuk menyalurkan pembiayaan dan bagaimana kita mengkolaborasikan antara UMKM, juga berusaha untuk membuat mereka menjadi besar dan lebih besar.
BSI juga terus berupaya dalam mengembangkan ekosistem Islam. BSI berkomitmen memperkuat sinergi dengan Bank Indonesia serta berbagai Lembaga/institusi lain untuk mendukung percepatan dan penguatan ekosistem Global Halal Hub sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia berpeluang menjadi pusat produk dan destinasi halal dunia. Beberapa UMKM yang terlibat pada ekosistem halal, seperti Anshar dan Fajri, pun memiliki mulia untuk memberi manfaat kepada sekitar.
Keduanya menjalankan bisnis secara kekeluargaan dan dengan penuh keyakinan bahwa dengan membantu sesama, adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah..Percayalah in tansurul allaha yansurkum wa yutsabbit aqdaamakum.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai bank syariah terbesar di Indonesia mendorong UMKM untuk naik kelas melalui berbagai produk dan layanan keuangan syariah. Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar menyampaikan, dukungan BSI terhadap UMKM ditunjukkan melalui empat strategi.
Pertama, BSI memberikan pendampingan dan dukungan pembiayaan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha nasabah. Ini dengan harapan agar nasabah dapat melakukan ekspansi usaha dengan skala yang lebih besar.
Kedua BSI memberikan pelatihan kepada UMKM seperti pelatihan manajemen usaha, pengelolaan keuangan, packaging, dan pemasaran yang bekerjasama dengan BSI university dan pihak lainnya.
Ketiga mengikutsertakan UMKM dalam kegiatan pameran yang bersifat nasional dan internasional. Keempat, melakukan pembinaan secara kontinyu termasuk kepada nasabah UMKM yang sudah lunas dan bisa ditingkatkan pembiayaannya naik kelas ke SME (Small Medium Enterprise).
Strategi ini ditopang BSI dengan memberikan akses terhadap UMKM yang belum bankable menjadi UMKM yang bankable Secara jaringan, BSI mempunyai Kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga mempermudah masyarakat untuk dapat mengakses BSI.
Kemudian BSI bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari Kemenko, Kemenkop, Kemenparekraf, Organisasi Masyarakat seperti Muhammadiyah, NU, MES dan lain-lain untuk melakukan kegiatan Inklusi Keuangan syariah, sehingga diharapkan masyarakat yang unbankable akan menjadi bankable.
Selain itu, BSI mempunyai produk KUR Super Mikro di mana terdapat penjaminan pembiayaan, sehingga bagi nasabah yang layak tapi tidak bankable misalnya, tidak memiliki jaminan dapat dibiayai dengan produk ini.
Diharapkan pembiayaan KUR Super Mikro ini bisa menjadi inkubator UMKM untuk selanjutnya bisa menjadi bankable. Kemudian BSI mengembangkan pembiayaan dengan pola kemitraan atau pola inti plasma, di mana terdapat perusahaan besar sebagai off take atau avalis yang membawahi UMKM-UMKM binaan BSI.
Perusahaan besar ini nantinya akan mensupervisi UMKM tersebut mulai dari penyediaan bahan baku (bibit), proses produksi atau budidaya, sampai dengan menyerap hasil produksi (pemasaran). Dengan pola ini pembiayaan akan lebih aman, UMKM juga bisa berkembang, dan perusahaan juga dapat memperbesar produksinya
BSI menyadari bahwa 60 juta UMKM di Indonesia merupakan tulang punggung ekonomi bangsa dan perlu mendapatkan dukungan serta akses dalam mengembangkan usaha, beradaptasi dengan teknologi yang memungkinkan untuk go digital.
Dalam mewujudkan hal tersebut,BSI telah bekerjasama dengan salah satu marketplace seperti Shopee, dalam rangka memberikan pelatihan UMKM go digital kepada nasabah UMKM BSI di seluruh indonesia.
Ini bertujuan UMKM dapat bersaing dan eksis pada era digital dan kondisi pandemi COVID -19. Program ini sudah dilakukan sejak bulan Mei 2021 dengan target tahun ini menyasar 1000 UMKM.
Termasuk pada transformasi layanan digital BSI baik akses pembayaran, simpanan maupun pendanaan yang dapat mendukung UMKM go digital. Misalnya QRIS, EDC, Mobile Banking, Net Banking, CMS, buka rekening online (Burekol) sampai proses pembiayaan digital melalui aplikasi apple dan Ikurma.
BSI akan terus berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia dan eksistensi UMKM dalam menghadapi pandemi COVID-19 melalui pendanaan, pendampingan dan pelatihan UMKM go digital untuk semakin memajukan dan mensejahterakan UMKM di Negara yang kita cintai ini karena bila UMKM cepat naik kelas maka seluruh Nasabah BSI juga akan menjadi lebih cepat makmur dan sejahtera. Semoga.
Askar Marlindo
(akd/ega)