Go Digital dan Mendunia Lewat BSI UMKM Center
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Go Digital dan Mendunia Lewat BSI UMKM Center

Jumat, 23 Des 2022 13:35 WIB
Dwi Aditya Putra
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Ilustrasi Bank Syariah Indonesia
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Hadisatul Ahadiyah senang. Seluruh produk makanan dan minumannya kini bisa mejeng di UMKM Center milik PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terletak di Jalan RA Kartini, Kecamatan Tegalsari, Surabaya. Harapannya sederhana, produknya bisa dikenal lebih luas di luar wilayah Jawa Timur.

Saat ini, pasar untuk cemilan seperti makaroni hasil olah tangannya baru menjangkau wilayah Surabaya, Bekasi, dan Bogor. Sementara untuk minuman sehat seperti teh rosella, temulawak, dan sari asam jawa, masih dipasarkan di sekitar area Surabaya.

"Sangat membantu. Karena ada tempat display produk untuk tempat pemasaran. Jadi bisa dikenal dari tamu-tamu BUMN dari BSI juga," ujar Ahadiyah yang merupakan Owner Aqisa Rumah Rosela, saat berbincang melalui sambungan telepon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesenangan Ahadiyah tidak dirasakan sendiri. Seluruh kelompok Usaha Mikro Kecil (UMK) tergabung di Manggasari, Kecamatan Tambaksari, Surabaya lainnya juga merasakan demikian. Mayoritas pelaku usaha yang notabene-nya belum melek digital, sedikitnya terbantu dengan hadirnya UMKM Center di Surabaya.

"Makanya BSI (UMKM Center) ini sangat bagus bisa jadi offline nya teman-teman UMKM," klaim Ahadiyah yang juga sebagai Ketua UMKM Manggasari, Kecamatan Tambaksari, Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

Sejalan dengan tagline besar BSI, 'Go Halal, Go Digital, Go Global', perusahaan dinahkodai Herry Gunardi itu berkomitmen penuh mendukung UMKM di Tanah Air. Melalui UMKM Center, perusahaan membekali berbagai pelatihan. Mulai dari pengembangan, pembiayaan, hingga membantu proses pemasaran produk. Tujuannya agar mereka bisa naik kelas.

Salah satu bentuk dukungan BSI UMKM Center Surabaya, yakni memfasilitasi sertifikasi halal bagi pelaku UMKM. Sertifikasi ini menjadi penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dijual. Apalagi, dari sekitar 100-an usaha mikro kecil (UMK) yang bergabung di UMKM Center Surabaya, sebagian belum memiliki sertifikasi halal.

"Jadi pertama, kaya sertifikasi halal. Kita bisa membantu sertifikasi halalnya banyak kerja sama dengan Pusat Kajian Halal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)," kata Pengelola BSI UMKM Center Surabaya, Ahmad Rifai saat dihubungi.

UMKM Center Surabaya juga membekali kegiatan pemasaran. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital atau biasa dikenal dengan sebutan digital marketing. Dalam pelaksanaanya, mereka bekerja sama dengan salah satu platform wirausaha Majoo.

Majoo adalah aplikasi wirausaha lengkap untuk kelola bisnis agar jadi maju. Satu aplikasi Majoo bisa digunakan untuk segala solusi yang bisa digunakan semua jenis usaha. Mulai dari pengelolaan penjualan, pelanggan, pembayaran, inventori, keuangan, karyawan, sampai dengan pembiayaan usaha.

"Itu mereka (Majoo) yang menawarkan sekaligus memberikan inside tentang UMKM dan digital marketing," imbuhnya.

Rifai menyadari sebagian UMK menjadi mitra binaan BSI di UMKM Center Surabaya masih dikatakan belum melek digital. Karena sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu rumah tangga. Walaupun, tidak menutup kemungkinan ada juga beberapa pelaku usaha menengah sudah menguasai teknologi.

Namun dalam upaya membantu mereka belum tersentuh teknologi, BSI punya caranya sendiri. Rifai dan kawan-kawan melakukan pendekatan persuasif kepada para pelaku usaha. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, BSI turun gunung mengajari satu per satu dan melibatkan beberapa praktisi di bidangnya.

"Karena kalau sudah kategorinya ibu-ibu rumah tangga dan separuh baya, susah mengikuti melek digital. Jadi harus dibantu satu-satu," ujarnya.

UMKM Center turut memberikan ruang bagi pelaku usaha belum melek digital. BSI membuka jalan untuk memasarkan produknya lebih luas. Selain membantu promosi lewat online, beberapa ruang sudut bangunan terletak di JL R.A Kartini Nomor 107 - 109 itu, juga dijadikan etalase khusus bagi UMKM. Di mana seluruh mitra binaan bisa menaruh produk mereka masing-masing.

"Jadi, alhamdulillah kita banyak membantu support juga kegiatan mereka. Mereka terbantu sekali dengan adanya kita," imbuhnya.

Dukungan BSI tidak berhenti di situ. Dalam jangka menengah dan panjang, BSI berkeinginan membawa para binaannya agar bisa menembus pasar ekspor. Sebagai langkah awal, perseroan akan bekerja sama dengan platform Shopee. Shopee sendiri memiliki UMKM Center Ekspor di beberapa wilayah. Lewat kerja sama tersebut, BSI berharap para binaannya bisa mendunia.

"Insyaallah di bulan depan kita akan adakan pelatihan bersama dengan Shopee kurang lebih maksimalkan penjualan ekspor mereka," ujarnya.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kehadiran UMKM Center menjadi wujud nyata keberpihakan BSI terhadap sektor UMKM dengan menargetkan pertumbuhan pembiayaan UMKM sekitar 6 persen pada tahun ini. Visi besar BSI untuk mendukung pengembangan pelaku UMKM pun beralasan kuat.

Mengacu data Kementerian Koperasi dan UKM per Maret 2021, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun.

Sektor UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,42 persen dari total investasi di Indonesia. Menurut data nasional, jumlah pelaku UMKM pun mencapai 99 persen dari total usaha di Indonesia.

Dia menyadari UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia perlu terus dikuatkan. Karena di tengah krisis akibat pandemi dan ancaman resesi global, UMKM akan sangat rentan dari sisi permodalan. Langkah ini juga menjadi komitmen dukungan agar UMKM di Tanah Air terus bertumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional di tengah tantangan kondisi ekonomi dan ancaman resesi global.

Kehadiran UMKM Center juga menjadi bagian dari upaya BSI membentuk ekosistem UMKM yang unggul dan berkualitas. Dengan begitu dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha di segmen tersebut.

"Dengan demikian, diharapkan pelaku UMKM yang memanfaatkan program tersebut dapat naik kelas dan meningkatkan skala usahanya. Diantaranya melalui optimalisasi potensi bisnis hingga dukungan proses digitalisasi usaha," kata Herry dalam keterangan persnya.

Alasan BSI Masuk Sektor UMKM

Direktur Retail Banking BSI, Ngatari menjelaskan salah satu alasan BSI masuk ke sektor UMKM bukan tanpa dasar. Sejak diresmikannya pada 1 Februari 2021 lalu, BSI sudah mengemban amanah yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo dan stakeholders. Di mana BSI diharapkan mampu membangkitkan ekonomi syariah di Indonesia dan memiliki daya saing tinggi di kancah global.

Salah satu pesan Jokowi yakni meminta produk dan layanan keuangan syariah dari BSI harus kompetitif. Serta memenuhi kebutuhan berbagai segmen mulai dari UMKM, ritel, hingga korporasi dan mampu memfasilitasi UMKM agar cepat naik kelas.

Hal inilah, kata Ngatari yang menjadi spirit BSI untuk menjadikan UMKM sebagai salah satu segmen yang didorong untuk naik kelas. Perseroan meyakini bahwa segmen Small Medium Enterprises (SME) dan UMKM adalah salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

"Untuk itu, Bank Syariah Indonesia perlu ambil bagian untuk bersama memajukan pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya saat dihubungi.

BSI menyadari bahwa 60 juta UMKM di Indonesia merupakan tulang punggung ekonomi bangsa. Mereka perlu mendapatkan dukungan akses dalam mengembangkan usaha dan beradaptasi dengan teknologi yang memungkinkan untuk go digital. Sehingga diharapkan tercipta UMKM yang berkelanjutan dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.

Dia menekankan BSI berkomitmen mendorong perekonomian dalam negeri melalui pengembangan UMKM Center di berbagai daerah di Indonesia. Ini sebagai wadah pelatihan dan pembinaan serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM.

Tahap awal, UMKM Center didirikan di tiga provinsi. Pada 29 Desember 2021, BSI melakukan launching UMKM Center pertamanya di Provinsi Aceh. Kemudian pada 9 Juni 2022, BSI melakukan ekspansi keduanya di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selang sebulan berikutnya, tepat 21 Juli 2022, Surabaya menjadi lokasi ketiga.

Pemilihan lokasi Surabaya juga bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM yang telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap perekonomian Jawa Timur pada 2021 mencapai 57,81 persen atau setara dengan Rp 1.418,94 triliun.

Di sisi lain, kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) se-Jawa Timur untuk Produk Domestik Bruto (PDB) juga cukup besar. Selama 2021 hingga 2022, kontribusi UMKM tercatat mencapai 57,25 persen dan mampu menyerap 97 persen tenaga kerja se-Jawa Timur.

"Alasan memilih kota tersebut adalah lokasi yang strategis dan potensi bisnis yang tinggi serta optimalisasi para pelaku UMKM yang ada di wilayah tersebut," jelasnya.

Sampai saat ini, UMKM yang dibina oleh BSI di tiga provinsi tersebut mencapai 1.134 UMKM. Jumlah itu terdiri dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdapat 831 UMKM, 218 UMKM di Yogyakarta, dan 128 UMKM di Surabaya. Sementara UMKM yang sudah menjadi nasabah BSI sebanyak 777 pelaku UMKM, Aceh, 218 UMKM di Yogyakarta, dan 56 UMKM di Surabaya.

"BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, terus berupaya agar para UMKM bisa terus berkembang dan naik kelas, serta bisa bersaing di level nasional maupun internasional." ujarnya.

Lewat pembangunan UMKM Center, BSI berharap UMKM di daerah bisa mendapatkan pembinaan, pelatihan, dan pembiayaan yang lebih mudah dan terarah. Mereka juga diberikan ruang untuk membuat komunitas guna bertukar pikiran agar bisa saling bersinergi satu sama lain.

Selain itu, di BSI UMKM Center juga dilakukan Program Business Matching, yang mempertemukan pelaku UMKM dengan pemutus pembiayaan, sehingga mempermudah akses permodalan. Hingga per September 2022, pembiayaan mikro BSI mencapai Rp 18,12 triliun tumbuh 37,32 persen secara year on year pada periode yang sama.

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI terus berupaya memberikan layanan perbankan syariah yang kompetitif, bersaing dan sesuai prinsip syariah. Perseroan berharap dapat ambil peran untuk mendorong kemajuan ekonomi di Tanah Air dengan mendorong seluruh segmen untuk tumbuh sehat dan sustain.

"Termasuk segmen mikro yang kami meyakini bahwa segmen potensial ini harus terus didampingi dan didukung karena kontribusinya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," imbuhnya.

Harapan BSI terhadap segmen mikro harus terus bangkit berkualitas. Semakin bankable dan naik kelas dari segala aspek. Sehingga keberadaan segmen UMKM mampu bersaing dan kompetitif dengan usaha-usaha yang sudah mapan.

Pengamat ekonomi syariah Institut Pertanian Bogor (IPB) Irfan Syauqi Beik mengapresiasi komitmen BSI untuk masuk ke pasar UMKM. Menurutnya ini dapat menjadi kampanye positif bahwa perbankan syariah memang sudah sejak awal mendukung pengembangan UMKM.

"Pasar UMKM ini adalah pasar yang sangat luas. Karena itu, komitmen BSI utk masuk ke pasar ini perlu diapresiasi," katanya saat dihubungi terpisah.

Walaupun demikian, ke depan Irfan menyarankan BSI perlu mengembangkan beragam model bisnis yang relevan dengan UMKM. Perlu diingat, karakteristik UMKM ini beragam mengikuti sektor industrinya.

Pemilihan akad yang tepat sesuai dengan kebutuhan UMKM juga menjadi penting bagi BSI. Jangan semua dipukul rata dengan akad murabahah atau jual beli dengan margin profit. Akad salam misalnya, bisa dieksplorasi untuk dikembangkan pada pembiayaan UMKM sektor pertanian.

Kemudian, dia juga mendorong agar kualitas SDM BSI terus ditingkatkan. Terutama terkait dengan kompetensi penguasaan bisnis yang beragam. Kantor-kantor cabang BSI yang dekat dengan sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura misalnya, perlu diisi oleh SDM BSI yang paham sektor tersebut.

"Perlu edukasi juga berkelanjutan kepada masyarakat sasaran, agar mereka juga paham tentang proses bisnis bank syariah. Jadi UMKM ini harus diedukasi sehingga mereka paham esensi keuangan syariah," jelasnya.

Sementara dari sisi pelaku usaha, Hadisatul Ahadiyah mengharapkan agar bisa mendapatkan bantuan alat hibah berupa mesin untuk mempermudah produksi makanan dan minumannya. Baginya, bantuan tersebut menjadi penting karena sebagian para pelaku usaha termasuk dirinya masih mengerjakan secara manual.

"Itu yang saya harapkan. Besar harapan saya bisa dapat bantuan itu dari BSI," tutupnya


Dwi Aditya Putra, Jurnalis Tirto.id

(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads