BSI Smart Jadi Solusi Warga Desa di Pemalang Bertransaksi Selama Pandemi
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

BSI Smart Jadi Solusi Warga Desa di Pemalang Bertransaksi Selama Pandemi

Jumat, 23 Des 2022 12:58 WIB
Oleh: Idealisa Masyrafina
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Ilustrasi Bank Syariah Indonesia
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Penguatan aspek layanan digital merupakan bagian dari salah satu misi yang dicanangkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) untuk memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia. Tidak hanya menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat, transformasi digital juga dapat meningkatkan inklusi keuangan syariah hingga ke pelosok Indonesia.

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI terus mendorong inklusi keuangan melalui aplikasi BSI Mobile dan peningkatan agen Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif) yakni BSI Smart ke seluruh Indonesia. Layanan keuangan tanpa kantor ini telah banyak membantu masyarakat yang kesulitan akses terdekat dengan perbankan. BSI Smart menjadi kepanjangan tangan BSI dalam membantu nasabah melakukan transaksi keuangan seperti tarik dan setor tunai, transfer antar rekening BSI dan bank lain, pembayaran tagihan listrik, BPJS, serta pembelian kuota, pulsa dan lain sebagainya.

Seperti pengalaman seorang agen BSI Smart di Desa Iser, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Sri Pitulasih (45 tahun) pemilik toko sembako di Desa Iser dan merupakan nasabah pembiayaan BSI Area Purwokerto telah merasakan beragam manfaat dari menjadi agen BSI Smart.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski baru menjadi nasabah BSI dan agen BSI Smart selama setahun terakhir ini, ia mengaku sudah banyak memiliki pelanggan yang menggunakan jasa layanan keuangan digital ini. Apalagi sebelumnya ia telah menggunakan aplikasi Laku Pandai bank lain, namun dirasa memiliki banyak kekurangan.

"Kalau dulu di aplikasi bank lain, saldonya terbatas, padahal pelanggan saya butuh transaksi banyak. Jadi sekarang dengan EDC dari BSI Smart saya bisa top up Rp 5 juta per minggu," tutur Sri kepada Republika, Selasa (29/11/22).

ADVERTISEMENT

Pemilik toko kelontong SRC Raffi ini menuturkan bahwa selama pandemi tokonya laris manis karena warga sekitar tidak bisa ke pasar yang berlokasi jauh. Warga di Desa Iser juga kesulitan untuk menarik uang ke ATM yang berlokasi cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Kondisi tersebut juga meningkatkan jumlah transaksi keuangan melalui BSI Smart.

Kebanyakan para pelanggan bertransaksi untuk pembayaran listrik menjelang tanggal 20, pulsa serta kuota internet. Dalam waktu sehari, Sri bisa melayani sebanyak 10- 15 transaksi keuangan melalui BSI Smart. Jumlah itu bisa meningkat di saat-saat tanggal jatuh tempo berbagai tagihan. Memang jumlah tersebut belum begitu besar, tetapi menurutnya keberadaan layanan ini sangat membantu warga desa yang butuh transaksi cepat, mudah dengan biaya admin murah.

"Di sini juga belum ada toko yang pakai EDC selain saya, jadi orang sekalian transfer karena banyak orang butuh transfer mendadak. Juga toko saya buka sampai tengah malam," jelas Sri.

Berbagai kemudahan yang diberikan dari layanan BSI Smart ini memberinya keuntungan sekitar Rp 1 juta per bulan dari fee transaksi.Saat ini omzet toko Sri juga telah meningkat dari Rp 5 juta menjadi Rp 7 juta per hari, yang menurutnya terjadi karena pelanggan yang meningkat akibat membutuhkan layanan BSI Smart.

Area Manager Purwokerto Bank BSI Rahmadiannur mengungkapkan bahwa jumlah total agen BSI Smart yaitu sebanyak 428 agen di seluruh wilayah Area Purwokerto. Adapun agen BSI Smart terbanyak di area BSI Purwokerto berada di Kabupaten Pemalang.

"Jumlah transaksinya rata-rata sebesar 772.495 dan transaksi terbanyak adalah 667.306.853 transaksi per bulan pada bulan Oktober 2022," kata Rahmadiannur.

Untuk meningkatkan jumlah agen, pihaknya terus melakukan berbagai pendampingan bagi nasabah pembiayaan UMKM seperti sosialisasi bagaimana meningkatkan kualitas produk, pemasaran digital, sertifikasi halal dan lainnya. Strategi ini tentunya tidak hanya meningkatkan usaha nasabah, tapi juga transaksi di BSI Smart.

Meski dibandingkan wilayah lain, seperti Aceh, jumlah agen BSI Smart di area Purwokerto masih belum banyak, tetapi menurut Rahmadiannur, ini merupakan bagian dari memperkenalkan transformasi digital perbankan syariah ke masyarakat. Masyarakat juga diharapkan lebih mengenal perbankan syariah, khususnya BSI, dalam transaksi keuangan.

Corporate Secretary BSI Gunawan Arief Hartoyo menjelaskan beberapa strategi mereka dalam transformasi digital dengan BSI Smart yakni dengan melakukan sosialisasi manfaat yang diperoleh sebagai agen BSI Smart, serta meningkatkan engagement para agen BSI Smart yang sudah eksisting dengan berbagai program bisnis.

Strategi ini terbukti berhasil, ditunjukkan dengan jumlah agen BSI Smart yang telah mencapai target di tahun ini.

"Pada tahun ini menargetkan penambahan agen BSI Smart sekitar 15 ribu agen, dimana alhamdulillah target tersebut telah terlampaui," ungkap Gunawan.

Sampai dengan akhir Oktober 2022, total Agen BSI SMART mencapai 36.843 agen di Seluruh Indonesia. Sejak pascamerger, penambahan agen BSI Smart tercatat sebanyak 29.976 agen. Adapun jumlah transaksi lebih dari 13 juta transaksi dengan volume mencapai Rp 31 triliun. Agen BSI Smart dan volume transaksi terbesar berada di wilayah Aceh dan sekitarnya.

BSI juga terus memberikan pemahaman dan literasi keuangan syariah kepada agen-agen BSI Smart di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) keuangan syariah yang bisa diakses dengan mudah, aman dan menjangkau daerah-daerah pelosok. Di mana diharapkan semakin banyak masyarakat yang mulai menjadi nasabah bank syariah.

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19 persen. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ini menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen di tahun 2022.

Sementara itu, indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia meningkat dari 8,93 persen di tahun 2019 menjadi 9,14 persen di tahun 2022. Adapun tingkat inklusi keuangan syariah juga menunjukkan peningkatan menjadi 12,12 persen di tahun 2022 dari sebelumnya 9,10 persen pada periode survei tahun 2019.

SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih sebelumnya mengatakan bahwa BSI terus berkomitmen dalam memberikan layanan keuangan yang inklusif agar bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Melalui kemudahan akses perbankan syariah, masyarakat memiliki kesempatan untuk memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan BSI secara lebih optimal.

"Termasuk dalam merencanakan keuangannya seperti untuk menabung, mendukung kegiatan usaha, berinvestasi dan melakukan proteksi asset," ujar Saut.

Keseriusan BSI dalam melakukan transformasi digital bisa dilihat dari anggaran yang dialokasikan serta strategi yang dicanangkan perusahaan. Dengan total pendapatan Rp 16 triliun dan capex/opex sekitar Rp 700-an miliar, dan total laba Rp 3 triliun, biaya IT di BSI sebesar Rp 229 miliar pada tahun 2022.

Idealisa Masyrafina

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads