Tenang di Hati Modern dalam Aksi
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Tenang di Hati Modern dalam Aksi

Kamis, 22 Des 2022 10:15 WIB
Fahrudin
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Ilustrasi Bank Syariah Indonesia
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Mempunyai rekening bank menjadi sebuah keniscayaan di zaman yang serba instan dan cepat ini. Terlebih bagi para pelaku ekonomi maupun para aktivis berbasis literasi, rekening bank menjadi sebuah nilai tambah yang tidak bisa ditawar.

Saya menjadi bagian dari orang-orang yang banyak bergantung dengan kepemilikan rekening bank. Aktivitas ekonomi dan aktivitas literasi yang saya jalani sangat terbantu dengan adanya rekening bank. Namun, keterlibatan saya dengan bank, dari awal saya membutuhkan rekening untuk kebutuhan transfer sampai muncul kebutuhan lain akan bank, hati saya belum sepenuhnya tenang.

Konsep bunga bank dalam dogma yang selama ini saya dapatkan sebagai sebuah riba, membuat saya berinteraksi dengan bank hanya sebagai sebuah kebutuhan dharuriyah. Artinya, hati saya sebenarnya belum sepenuhnya menerima konsep bank dengan sistem bunga, namun aktivitas saya mengharuskan untuk mempunyai rekening bank.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gampangnya begini, saya seorang penulis. Terkadang sistem dari penerbit mengharuskan transfer sebagai pilihan wajib dalam sarana pembayaran. Atau saat saya terlibat dengan proyek pemerintah atau instansi lain tentang kepenulisan, di akhir fase berkaitan dengan pemberian hak finansial saya, maka adanya rekening bank menjadi sebuah keharusan.

Dalam posisi seperti itu maka saya harus membuat rekening bank. Meski dalam hati, saya belum sepenuhnya menerima keniscayaan itu. Oleh karena itu, membuat rekening bank menjadi kebutuhan yang darurat bagi saya.

ADVERTISEMENT

Sebenarnya, ada pembiayaan atau lembaga keuangan yang banyak ditawarkan di tengah masyarakat. Namun, lembaga keuangan yang dalam pandangan saya masih bersifat 'koperasi' belum bisa mengcounter kebutuhan saya karena lingkupnya masih lokal. Sedang lembaga pemerintah, penerbit atau pihak lain yang berkaitan dengan transfer uang, masih mensyaratkan bank yang memang berskala nasional.

Jadilah saya menjalani aktivitas ekonomi dan literasi dengan mengandalkan bank konvensional. Sampai kemudian, saya terpikirkan untuk mencoba membuka rekening di bank BNI Syariah. Kebetulan instansi yang sedang berakad dengan saya dalam dunia perbukuan membolehkan saya menggunakan bank BNI syariah.

Jujur, awal mau membuka rekening bank syariah, hati saya masih belum yakin. Paling seperti yang lain, begitu pikirku. Konsep syariahnya hanya embel-embel agar umat Islam mau berbondong-bondong memilih pelayanan bank syariah.

Namun saat mendapat pelayanan di customer service, saya mendapatkan penjelasan yang langsung klik. Meski tidak panjang lebar dijelaskan konsep syariah dalam bank itu, namun saat saya ditawarkan untuk memilih jenis prinsip tabungan, mau mudharabah atau wadiah, saya langsung yakin.

Background pendidikan saya yang sarjana syariah muamalah langsung memilih wadiah sebagai bentuk simpanan saya. Meski tidak seberapa dana yang saya simpan, namun apa yang saya dapatkan dalam konsep syariah dalam bank itu sudah mampu membuatku tenang.

Terlebih saat saya kemudian mencari informasi tentang prinsip perbankan syariah yang kemudian perbankan syariah Indonesia menginduk dalam Bank Syariah Indonesia, saya menjadi semakin yakin. Hati saya semakin tenang berinteraksi dengan bank.

Dalam wawasan yang saya dapatkan itu, rupanya konsep tabungan bank syariah diatur oleh DSN MUI. Dikutip dari Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Nomor 2/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan, tabungan syariah memiliki akad antara nasabah dan bank. Dalam fatwa tersebut, tabungan yang dibenarkan dalam perbankan syariah, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi'ah.

Dalam konsep simpanan dengan akad wadi'ah, dana yang dititipkan nasabah ke bank syariah bersifat simpanan. Artinya, simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ('athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.

Ciri dari tabungan wadiah ini tidak dikenai biaya pemeliharaan rekening, bebas administrasi dan tidak ada bagi hasil. Konsep wadiah biasa diterapkan bank syariah sebagai pengganti dari giro pada bank konvensional sehingga wadiah bisa dikatakan hampir serupa dengan giro. Perbedaannya dengan bank konvensional, bank syariah tidak menyalurkan dananya untuk usaha yang dianggap tidak sesuai prinsip syariah.

Sejak saya berinteraksi dengan Bank Syariah Indonesia, saya menjadi semakin tenang menjalani aktivitas saya yang berkaitan dengan perbankan, karena konsep wadiah yang ditawarkan mampu meluruhkan was-was saya selama ini terhadap dunia perbankan.

Meskipun dalam beberapa kasus saya tetap harus berhubungan dengan bank konvensional, namun toh saya bisa untuk mengakalinya dengan segera mentransfer dana yang mengalir dalam bank konvensional yang saya miliki ke rekening bank syariah. Itu terjadi jika persyaratan yang diberikan oleh instansi atau penerbit yang tidak bisa ditawarkan lagi untuk transfer bank yang ditunjuk.

Satu hal lain yang lebih membuatku yakin terhadap bank syariah adalah layanan digital yang ditawarkan sebagaimana bank konvensional lainnya dan bisa transfer ke bank konvensional manapun dengan kode tersendiri yang sudah diakui pemerintah.

Transformasi digital di perbankan syariah, dengan stabilisasi sistem mobile, dan upgrade kapabilitas sistem dengan pembaruan-pembaruan fitur enhance, user experience, compare dengan sistem mobile banking, menjadikan bank syariah tidak menjadi bank yang terpinggirkan.

Selain itu, transaksi open banking melalui fitur Application Programming Interface (API) yang dikembangkan bank syariah sebagai bentuk kolaborasi perbankan dengan perusahaan financial technology (fintech), juga kerja sama dengan e-commerce, dan payment sistem menjadikan bank syariah tidak terisolasi dalam hal sistem pembayaran.

Tentu saja perkembangan bank syariah tersebut harus dijadikan sebagai sebuah pilihan pembiayaan karena selain hati tenang, bersama bank syariah kita tidak akan ketinggalan zaman.

Fahrudin

(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads