Kolom

Transformasi Digital Bank Syariah Indonesia Mendukung Inklusi Keuangan

Yesi Hendriani Supartoyo - detikNews
Selasa, 20 Des 2022 14:05 WIB
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

"...digitalisasi melalui proses online banking menjadi hal tak terhindarkan. Transformasi digital membuat BSI mampu berkinerja impresif. Selain itu, memberikan nilai tambah bagi stakeholder BSI yang inklusif," Hery Gunardi, Dirut BSI (Road to G20 Summit TIIWG Presidency G20).

Sekitar dua bulan yang lalu tepatnya September 2022, diadakan Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR RI di antaranya dengan Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Agendanya saat itu adalah pembahasan mengenai perkembangan PT Bank Syariah Indonesia Tbk menjadi Bank BUMN. Beberapa poin simpulan antara lain sebagaimana disampaikan oleh Dirut PT Bank Syariah Indonesia Tbk yaitu Hery Gunardi, diantaranya mengenai profil perusahaan, kinerja keuangan, rencana usaha perusahaan, dan strategi perusahaan dalam upaya untuk menjadi Bank Syariah terbesar di Indonesia.

Sebagaimana disebutkan dalam RKP 2022 bahwa kondisi sektor jasa keuangan syariah secara umum cukup terkendali diantaranya terlihat dari stabilnya perkembangan perbankan syariah. Perkembangan positif perbankan syariah didorong oleh terlaksananya merger dari tiga bank Syariah menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yaitu Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Sehingga PT Bank Syariah Indonesia Tbk merupakan Bank Syariah milik HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara).

Jelang dua tahun berdirinya PT Bank Syariah Indonesia Tbk sejak disahkan pada 1 Februari 2021 silam, beragam program kerja tentunya telah disusun dan dilaksanakan. PT Bank Syariah Indonesia Tbk bertujuan meningkatkan upaya perusahaan dalam mendukung economic islamic ecosystem di Indonesia.

Capaian dan Kinerja

Pandemi COVID-19 berdampak di tiap lini tidak terkecuali sektor keuangan. Kabar baiknya di masa pemulihan ekonomi saat ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk mulai bangkit dengan kinerja yang meningkat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan keuntungan selang periode 2020 - 2021. Di mana disebutkan bahwa posisi profit PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai bank BUMN menempati posisi tertinggi keempat dengan kenaikan keuntungan mencapai hingga 38 persen.

Kinerja positif PT Bank Syariah Indonesia Tbk diantaranya didukung oleh pembiayaan yang tumbuh dengan sehat di semua segmen baik consumer, korporasi, UMKM, gadai emas, kartu pembiayaan dan pengembangan serta inovasi digital melalui e-Channel BSI.

Hal ini tentunya menjadi bukti bahwa literasi inklusi perbankan syariah di tanah air semakin menunjukkan peningkatan dan menjadi daya dorong meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Secara tidak langsung, kondisi pandemi mampu menciptakan kebutuhan akan layanan keuangan digital.

Serta menjadi tolak ukur bahwa masyarakat semakin tertarik untuk mencoba layanan perbankan syariah di semua segmen. Sehingga, pertumbuhan ini menjadi daya dukung bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk untuk memperluas pasar di tataran global. Kini saatnya melakukan revolusi di industri keuangan syariah dengan teknologi, demi kemudahan perbankan sesuai syariah.

Hal ini tentu sejalan dengan fokus PT Bank Syariah Indonesia Tbk terhadap jasa keuangan syariah dan upayanya menjadi bank syariah terbesar ke-11 di dunia dalam ekosistem bank syariah. PT Bank Syariah Indonesia Tbk berperan dalam peningkatan pada aspek pendalaman sektor keuangan melalui perkembangan sektor keuangan syariah terutama melalui pertumbuhan PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai bagian dari sektor perbankan syariah.

Transformasi Digital Berbasis Syariah

Kaitannya dengan digitalisasi sendiri, PT Bank Syariah Indonesia Tbk berupaya menyuguhkan produk digital berupa BSI Mobile dan BSI Internet Banking. Bahkan disinyalir PT Bank Syariah Indonesia Tbk telah mempersiapkan sebuah super app perbankan digital yang kabarnya direncanakan akan diluncurkan pada awal tahun 2023.

Kabarnya, transformasi digital yang akan dilakukan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk ialah merealisasikan mobile banking BSI menjadi sebuah super app. Inovasi ini akan menjadikan layanan BSI mobile lebih dari sekedar alat transaksi keuangan karena memiliki fitur yang canggih dan semakin lengkap.

Salah satu fitur canggih tersebut adalah berkaitan dengan e-KYC atau Knowing Your Customer melalui proses biometric yaitu face recognition. Sehingga memungkinkan nasabah untuk membuka rekening tabungan tanpa perlu ke bank. Saya pun mencoba fitur tersebut melalui BSI Mobile Banking dan prosesnya sangat mudah dan cepat.

Pertama, saya mengunduh aplikasi BSI Mobile. Lalu, memilih fitur buka rekening. Saya lalu memilih akad Mudharabah dimana saya sebagai nasabah (pemilik dana) menginvestasikan dana kepada Bank (pengelola dana) yang nantinya akan memberikan bagi hasil kepada saya. Mudharabah sendiri memberikan keuntungan untuk nasabah berupa nisbah bagi hasil yaitu kesepakatan pada porsi atas hasil pengelolaan dana, bukan pada nilai hasilnya. Dalam hal penyaluran/pengelolaan dana, bank syariah sendiri diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah dan Regulator.

Kedua, saya memilih jenis tabungan Easy Mudharabah yaitu menggunakan prinsip bagi hasil, dimana saya sebagai nasabah akan mendapat keuntungan dari hasil pengelolaan dana oleh bank dengan porsi sesuai kesepakatan. Setoran awal cukup dengan Rp 100 ribu dengan biaya administrasi Rp 10 ribu per bulan.

Ketiga, saya memilih BSI Debit GPN - Silver dengan limit tarik tunai Rp 5 juta. Biaya tarik tunai, transaksi maupun biaya admin kartu bulanan GRATIS.

Keempat, saya melakukan konfirmasi data diri. Lalu memperoleh notifikasi bahwa pengajuan pembukaan rekening telah selesai dan sedang dalam proses verifikasi. Selanjutnya, saya memilih metode verifikasi data apakah melalui video call atau datang ke cabang/gerai.

Kelima, nomor tiket terbuat dan saya bersiap datang ke cabang/gerai terdekat dengan membawa KTP dan NPWP untuk mengambil buku tabungan dan melakukan setoran awal.

Mudah, kan?

Inklusi Keuangan Digital

Seolah mimpi yang hampir mewujud nyata, upaya pembentukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Syariah berskala besar untuk meningkatkan pangsa pasar sudah di depan mata. Hal ini sebagaimana usulan rencana pihak Sekretariat Komite Nasional Keuangan Syariah. Adapun alternatif pembentukan bank Syariah ketika itu adalah membentuk perusahaan induk bank syariah, menggabung bank syariah yang ada, dan memberi suntikan pada tiga bank syariah terbesar.

Langkah berikutnya adalah mewujudkan strategi nasional pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang berbasis teknologi. Mengingat kehadiran teknologi finansial dan usaha rintisan menjadi penting untuk dilibatkan karena dapat menarik pangsa pasar khususnya para generasi muda / milenial.

Berdasarkan hasil survei nasional Keuangan Inklusif tahun 2021 disebutkan bahwa penggunaan masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan syariah tercatat mengalami peningkatan dan didominasi oleh kelompok masyarakat yang tinggal di perkotaan dan yang tinggal di luar Pulau Jawa. Selain itu penggunaan produk bank syariah mengalami peningkatan dari angka 6,9 persen menjadi 7,8 persen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga pada dasarnya mendukung ide dasar perbankan syariah diantaranya melalui Roadmap Perbankan Syariah yang telah disusun. Roadmap ini merupakan rencana strategis yang disusun oleh OJK guna mengembangkan industri perbankan syariah nasional. Bank Syariah juga diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian wilayah.

Inklusi keuangan digital menggunakan sarana digital untuk menjangkau populasi yang belum terlayani layanan keuangan formal. Misalnya melalui fintech yang mampu mendukung akses pada jasa keuangan. Di satu sisi, inklusi keuangan digital dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

Akhir kata, mengutip yang disampaikan oleh Ajay Banga, CEO of Mastercard, pada forum Ted Talks bahwa "...financial inclusion has got so many facets, but the basic facet is be counted, be included, be somebody, have the dignity of your identity, and of being included. That's really what financial inclusion is."

Dr. Yesi Hendriani Supartoyo, MSi, Peneliti di Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork