.webp)
Bukti komitmen perbankan syariah terhadap pemberdayaan masyarakat dengan tidak menggunakan sistem bunga, tetapi karakteristik pembiayaan musyarakah (bagi hasil) dan mudharabah (kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan), yang seharusnya masyarakat (nasabah) memang mendapatkan dampak positif dan dapat menikmati dari layanan perbankan syariah serta mengoptimalkan fungsi syariah sebagai rahmat bagi seluruh manusia.
Pengetahuan masyarakat modern di era sekarang tentang pemanfaatan jasa dunia perbankan, khususnya pelayanan Bank Syariah Indonesia pada era digitalisasi telah meningkat. Karena fokus utama dari bank syariah adalah pendistribusian permodalan bagi sektor UMKM. Semisal dengan pemberian kredit atau modal kepada pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), karena UMKM sangat mempengaruhi dan memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing perekonomian secara mikro.
Pada era serba digital seperti sekarang, hampir semua transaksi dilakukan melalui perbankan. Seperti masyarakat ingin mengurus perpanjang SIM, perpanjang STNK, pengambilan paspor, dan mengurus dokumen-dokumen penting lainnya, yang tidak lepas dari jasa perbankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan sinergitas antara Bank Syariah Indonesia dan stakeholder, akan mampu berpartisipasi, berakselerasi dan berkontribusi secara nyata terhadap pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat, terutama di segmentasi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Bank Syariah Indonesia bisa saja menggunakan sistem executing atau suatu pembiayaan yang berasal dari bank syariah yang ada (dalam hal ini Bank Syariah Indonesia) dengan memutuskan pembiayaan disetujui atau tidak.
Permodalan kepada para pengusaha UMKM di sebuah wilayah tertentu akan sangat membawa dampak positif, dengan didorong oleh Bank Syariah Indonesia untuk mempermudah akses pembiayaan bagi masyarakat yang membutuhkan modal, atau dengan menyediakan berbagai layanan berbasiskan digital bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang membutuhkan modal.
Kendati pun demikian, para pelaku UMKM terkendala dengan tidak adanya ketersediaan jaminan pada saat mengajukan pembiayaan. Sebab, sebagian besar UMKM tentu tidak memiliki jaminan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan persyaratan pengajuan pembiayaan tersebut. Belum lagi dengan minimnya aspek legalitas dan administrasi dan minimnya informasi mengenai sistem bank syariah di wilayah daerah.
Namun dengan melihat peluang sedemikian besarnya, maka pengelolaan layanan sistem perbankan syariah sudah sepatunya memberikan kemudahan akses. Sehingga pembiayaan bank syariah tidak hanya pada sektor jasa usaha, retail dan perniagaan saja. Sebab peranan penting Bank Syariah Indonesia dalam mengoptimalkan pelayanan, serta mengakselerasikan inovasi pelayanan berbasiskan digital kepada para nasabah yang juga notabene-nya merupakan pengusaha UMKM, menjadi solusi yang efektif dan memberikan kenikmatan dalam hal mengelola modal yang didukung oleh Bank Syariah Indonesia.
Dengan begitu, Bank Syariah Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk turut mengembangkan daerah dan memberikan kemudahan permodalan bagi para pengusaha UMKM, mengedepankan nilai-nilai syariah dengan produk-produk halal. Bank Syariah Indonesia demikian akan membentuk ekosistem UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Indonesia yang unggul dan berkualitas.
Bank Syariah Indonesia tentu memiliki gagasan pelayanan yang komprehensif dan aplikatif dengan memanfaatkan teknologi, atau dengan kata lain pelayanan dilakukan serba digital sehingga tujuan menciptakan UMKM yang 'Halal, Digital dan Global' dapat terwujudkan secara selaras.
Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat menciptakan kemaslahatan tidak hanya kepada para nasabahnya saja, tetapi juga di berbagai sektor. Dari kesinambungan antara optimalisasi dan akselerasi transformasi pelayanan Bank Syariah Indonesia tersebut, dapat juga memperkuat ketahanan ekonomi syariah di berbagai wilayah Indonesia, khususnya permodalan bagi sektor UMKM.
Tentu tujuannya adalah memperkuat perekonomian masyarakat. Belum lagi dengan Bank Syariah Indonesia memiliki semacam pelatihan bagi calon-calon nasabah yang juga berkeinginan membuka usaha tetapi terkendala permodalan dan kurang 'melek' teknologi. Dengan kata lain, mereka (nasabah) Bank Syariah Indonesia memodernisasi bisnis mereka dengan memanfaatkan produk-produk platform media sosial sebagai wadah pemasaran produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Bank Syariah Indonesia akan mampu mengoptimalkan layanan perbankan syariah di era modern di masa depan, serta inklusif, dan didukung dengan layanan berbasiskan digital kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia.
Bank Syariah Indonesia tentu akan berkolaborasi dengan banyak pihak untuk membangun ekonomi yang lebih baik. Dengan memberikan pelayanan dan memberikan permodalan kepada pengusaha UMKM, Bank Syariah Indonesia setidaknya mendukung usaha rakyat atau UMKM.
Abdul Majid Ramdhani, Penulis
(prf/ega)
