"Palguna-Palgunadi" dan Kepakaran Gaya Baru
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Jeda

"Palguna-Palgunadi" dan Kepakaran Gaya Baru

Sabtu, 10 Des 2022 10:30 WIB
Mohammad Aziz Yusuf Latif
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Palguna-Palgunadi dan Kepakaran Gaya Baru
Jakarta -
Dalam cerita pewayangan klasik berjudul Palguna-Palgunadi dikisahkan bahwa Palguna alias Janaka alias Arjuna adalah murid terkasih Resi Durna yang punya obsesi menjadi pemanah paling mahir di kolong langit. Ternyata ada orang lain yang juga punya niat yang sama yang bernama Bambang Ekalaya alias Palgunadi. Palgunadi berniat berguru kepada Resi Durna karena hanya Durna yang menguasai ajian Danurwendo yang dahsyat itu. Arjuna gusar karena hal tersebut.

Guru besar Durna menolak Palgunadi karena sudah telanjur berjanji bahwa dia hanya akan menjadi guru bagi Pandawa dan Kurawa saja. Sebenarnya Durna melihat Palgunadi adalah calon murid yang sangat berbakat. Tapi Durna tidak mau ada orang lain yang nantinya akan menyaingi Arjuna murid terkasihnya.

Menghadapi penolakan Durna, Palgunadi tidak patah semangat. Dia pergi ke hutan membuat patung Durna dan berlatih dalam "pengawasan" patung tersebut. Singkat cerita Palgunadi tekun kuliah non formal serta ilegal itu siang dan malam dalam universitas terbuka tanpa gelar dan tanpa bayar SPP ke gurunya. Berkat kerja keras disertai semangat dan ketekunan yang sangat, akhirnya Palgunadi berhasil menguasai ilmu panah yang hebat itu. Sementara di tempat yang lain Palguna alias Arjuna sang mahasiswa resmi dari perguruan tinggi negeri yang tersohor itu juga tekun kuliah di bawah bimbingan langsung Prof Durna.

Paling tidak ada tiga versi cerita Palguna-Palgunadi ini, yaitu versi Mahabharata, versi pewayangan Jawa, dan versi R.A Kosassih. Singkat cerita Palguna sang Casanova playboy itu jatuh cinta dan mengejar-ngejar Dewi Anggraini yang tidak lain adalah istri dari Palgunadi. Palgunadi tidak terima dan akhirnya Palguna dan Palgunadi berhadapan untuk beradu kesaktian. Ternyata Palguna alias Arjuna terbunuh oleh Palgunadi. Kemudian tubuh Arjuna dibawa oleh Kresna dan dihidupkan kembali dengan Bunga Wijayakusuma karena Arjuna masih punya misi di Perang Mahabharata nanti.

Setelah perkelahian itu Palgunadi menghadap "gurunya" yaitu patung Durna, melaporkan kemenangannya. Pada kondisi itu Kresna masuk dalam patung Durna dan bicara seolah sebagai Durna yang marah karena Palgunadi membunuh mahasiswa kesayangannya dan meminta Palgunadi mempersembahkan jari yang di sana ada cincin ampalnya. Setelah cincin diserahkan, Palgunadi pun terbunuh.

Nah, dari ilustrasi yang panjang di atas, saya akan loncat ke buku Tom Nicols yang berjudul The Death of Expertise yang terbit pada 2017. Buku ini di Indonesia diterjemahkan dengan judul Matinya Kepakaran. Saya mencoba memandang dari sudut yang berbeda dari kondisi yang diratapi oleh Tom Nicols pada buku tersebut.

Nicols menganggap bahwa kemajuan teknologi khususnya media sosial, mesin pencari dan platform lainnya akan melenyapkan kepakaran karena di media sosial dan dunia maya orang awam dapat lebih dipercaya dari para pakar. Tentu anggapan ini boleh jadi benar meski menyisakan ruang besar untuk perdebatan.

Kesempatan yang Sama

Seharusnya para pakar menyadari bahwa dunia maya memberikan kesempatan yang sama antara para pakar dan para awam dalam segala hal, termasuk dalam menarik kepercayaan publik. Kesetaraan bermain ini seharusnya disikapi dengan dewasa, bukan dengan merengek minta diberikan prioritas khusus. Ibarat pemain tenis yang selalu juara di lapangan keras tiba-tiba ngambek karena kalah main di lapangan rumput. Sindrom Palguna-Palgunadi bisa saja terjadi pada rivalitas pakar vs awam jika para pakar tidak mengubah sikap dan perilaku saat ini.

Kolaborasi Antardisiplin Ilmu

Jika selama ini para pakar lebih banyak bekerja sama dengan kolega dengan disiplin ilmu sejenis dan bersifat elitis, maka hal tersebut tidak cukup lagi. Para pakar harus membaur dan terlibat aktif dalam percakapan di tengah masyarakat umum. Mereka harus berkolaborasi dengan pihak-pihak yang paham bagaimana men-generate traffic sehingga konten-konten ilmiahnya dapat memenuhi ruang-ruang diskusi publik sebelum ruang itu dikuasai oleh para awam yang kurang paham atas keilmuan yang mereka keluhkan.

Kepakaran Gaya Baru

Para Pakar juga harus legawa bahwa internet saat ini telah menjelma menjadi kampus ajaib sebagaimana hutan dan patung Durna bagi para Palgunadi-Palgunadi masa kini. Internet sebagai wahana pencarian ilmu sekaligus upaya verifikasi yang efektif efisien sehingga dapat memunculkan kepakaran gaya baru. Yang harus dilakukan para Pakar adalah ikut masuk di dalamnya dan berkolaborasi secara sehat dengan mereka. Para pakar justru mendapatkan peluang lebih dengan menjadi "Durna-Durna" nyata yang baik hati dan berlaku adil untuk melahirkan Palguna-Palgunadi yang sakti tapi rukun dan cinta damai.

Konfirmasi dari Dunia Industri

Alkisah, Arfian Fuadi dan Arie Kurniawan, dua orang lulusan SMK dari Salatiga, berhasil menyingkirkan para doktor dan insinyur dunia dalam mendesain jet engine Bracket, salah satu komponen untuk mengangkat mesin pesawat terbang. Keunggulan jet engine Bracket yang didesain oleh Arfian Fuadi dan Arie Kurniawan adalah faktor bobot komponen pascaproses pembuatan cetak biru atau prototip.

Jet engine Bracket yang ada memiliki bobot 2 kilogram; Arfian Fuadi dan Arie Kurniawan berhasil memangkas 84% dari bobot tersebut sehingga bobotnya hanya 327 gram. Mereka berdua belajar secara autodidak dari buku dan internet hingga mempunyai keahlian tersebut. Mereka mendirikan firma Dtech Engineering yang dengan badan usaha tersebut menerima order dari banyak perusahaan dunia. Ini bukti bahwa dunia industri dan masyarakat telah memberikan konfirmasi atas kepakaran gaya baru.
(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads