Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022 yang berlangsung di Bali pada 15 β 16 November lalu telah selesai dihelat. Kesuksesan penyelenggaraan KTT G20 tersebut mendapat banyak apresiasi dari dunia internasional. Indonesia dipandang berhasil menjadi tuan rumah yang bagus untuk penyelenggaraan event bergengsi sebesar KTT G20.
Forum G20 telah memberikan banyak sekali peran nyata dalam aspek finansial dunia, kebijakan perpajakan, isu-isu iklim dan pembangunan, serta kontribusi dalam penanganan krisis ekonomi, sosial, dan kesehatan. Beberapa peran G20 antara lain penanganan krisis keuangan global pada 2008 berupa inisiasi paket stimulus fiskal dan moneter dengan skala besar, mendorong IMF untuk menaikkan kapasitas pinjaman, dan reformasi di bidang finansial.
G20 juga mendorong OECD agar melakukan pertukaran informasi perpajakan, sehingga pada 2021 terbentuk Base Erosion and Profit Shifting (BEPS). Dengan BEPS tersebut, saat ini sudah terbentuk pula kerja sama dari 139 negara untuk mengakhiri penghindaran pajak (www.bi.go.id). Terbaru, G20 juga berperan dalam inisiatif penanganan pandemi Covid-19 dalam bentuk penangguhan pembayaran utang luar negeri bagi negara-negara berpenghasilan rendah, suntikan dana penanganan Covid-19 sebesar lebih dari USD 5 triliun yang tertuang dalam Riyadh Declaration, penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin dan alat-alat kesehatan.
Exposure Kuatnya Ekonomi
Kesuksesan penyelenggaraan KTT G20 di Bali turut membawa banyak paparan (exposure) bagi Indonesia kepada dunia internasional. Tema penyelenggaraan G20 kali ini yaitu "Recover Together, Recover Stronger" tentu sangat relevan dengan kondisi ekonomi dan kesehatan dunia yang masih terdampak pandemi Covid-19 hingga saat ini. Terkait hal ini, dari perspektif penanganan pandemi di Indonesia yang secara kebijakan keuangan negara tertuang dalam program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dapat dikatakan relatif berhasil dalam meminimalisasi dampak pandemi dari sisi ekonomi maupun kesehatan.
Dalam masa-masa pemulihan pandemi pada 2022 ini, bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di jalur positif di kisaran angka 5% --prediksi dari Bank Indonesia dan siaran pers Menteri Keuangan, 21 Oktober 2022 (ekonomi.bisnis.com, 24/10).
Angka pertumbuhan ekonomi yang berada di jalur positif di kisaran 5% tersebut dipandang sebagai salah satu fondasi yang relatif kuat dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi pada 2023 mendatang. Namun berdasarkan pengalaman Indonesia dalam menangani krisis ekonomi seperti pada 2008, potensi bahwa Indonesia bisa bertahan dari serangan badai resesi bisa dikatakan masuk akal. Presidensi G20 Indonesia juga memberi bukti persepsi yang baik atas kekuatan Indonesia bertahan dari krisis (www.bi.go.id).
Keberhasilan perekonomian RI dalam kondisi krisis dunia dapat menjadi benchmark bagi negara-negara lain terkait kebijakan ekonomi dan kesehatan dalam menangani dampak pandemi. Selain itu, keberhasilan ini juga dapat menjadi sebuah exposure bagi Indonesia kepada dunia internasional untuk menjadi potensi masuknya investasi baru atau tambahan investasi yang sudah ada dari negara-negara maju. Kondisi ekonomi RI yang relatif kuat tentu dapat menjadi fondasi positif dalam menghadirkan potensi investasi tersebut.
Exposure Pariwisata
Pemilihan Bali sebagai lokasi penyelenggaraan KTT G20 sangatlah tepat. Bali bagaimanapun adalah salah satu wajah Indonesia di dunia internasional. Dengan begitu banyaknya spot pariwisata, Bali sejak dahulu hingga kini masih selalu menjadi destinasi wisata bagi para turis luar negeri. Bahkan sudah banyak pula tokoh, atlet, dan selebritis dunia yang "hadir" di Bali. Pesona Bali tak pernah luntur.
Ketika G20 diselenggarakan di Bali, hal ini bisa menjadi sarana promosi pariwisata Indonesia ke dunia internasional. Para Kepala Negara, Gubernur Bank Sentral, dan Menteri Keuangan negara-negara anggota G20 mungkin tidak semuanya sudah pernah ke Bali. Momentum Presidensi G20 Indonesia di Bali juga dapat menjadi signal positif bagi perkembangan pariwisata Bali bahkan Indonesia secara umum (kominfo.go.id, 10/11).
Bahkan daerah-daerah wisata lain seperti Labuan Bajo juga bersiap untuk mengantisipasi kunjungan rombongan delegasi negara-negara G20 pasca penyelenggaraan KTT di Bali. Kesuksesan penyelenggaraan KTT G20 di Bali dapat menjadi bukti ke dunia internasional bahwa situasi keamanan dan politik Indonesia juga relatif sangat baik, sehingga dapat menjadi aspek positif dalam perspektif ekonomi, pariwisata, dan investasi dari luar.
Exposure Diplomasi dan Kepemimpinan
Presidensi G20 merupakan salah satu wujud dari keberhasilan dan peran kepemimpinan Indonesia di dunia internasional dalam arah kebijakan ekonomi dunia (kemenkeu.go.id, 16/11). Terbentuknya Resilience and Sustanability Trust (RST) oleh IMF sebesar USD 81,6 miliar merupakan wujud nyata dari keberhasilan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Siaran Pers Menko Perekonomian, Presidensi G20 Indonesia juga menyepakati beberapa proyek kerja sama antaranggota G20. Beberapa hal yang penting antara lain Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) dengan mendorong transisi energi dan komitmen investasi sebesar USD 600 miliar bagi negara berkembang, komitmen investasi dalam bentuk Just Energy Transition Partnership (JETP) dari Jepang sebesar USD 20 miliar, serta 115 proyek di sektor kesehatan, 34 proyek di sektor transformasi digital, 33 proyek transisi energi, dan 111 di potensi lainnya termasuk carbon capture and storage (ekon.go.id, 17/11).
Kesuksesan Presidensi G20 Indonesia juga dapat menjadi acuan bagi kepemimpinan RI di forum-forum internasional di masa mendatang. Sebagaimana dinyatakan oleh Menko Perekonomian, berikutnya akan disusun detail mengenai kerangka kerja ekonomi ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada 2023. Selain itu, Presidensi G20 Indonesia juga disambut baik oleh banyak negara.
Presiden Amerika menyampaikan bahwa kerja sama dengan Indonesia diharapkan dapat terus dilanjutkan dalam melestarikan aturan berbasis sistem dan kepentingan internasional yang berpegang pada HAM (kemenkopmk.go.id). Perdana Menteri Jepang memberikan penghargaan atas inisiatif Indonesia dalam upaya mendamaikan RusiaβUkraina pada pertemuan di Kempinski. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia telah membawa pesan pemersatu. Sementara itu, Perdana Menteri Australia menyampaikan bahwa Indonesia dan Australia memiliki kesamaan pandangan atas perdamaian serta kemakmuran kawasan Indo-Pasifik.
Maka, keberhasilan penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia dapat menjadi exposure bahwa Indonesia layak memegang peran kepemimpinan lain secara global di masa mendatang dalam berbagai forum internasional. Sekjen PBB bahkan menyatakan bahwa Indonesia berhasil dalam mendorong dialog di tengah ketegangan geopolitik global yang memicu gejolak ekonomi dan ancaman resesi dunia.