Aktor-Aktor Transisi Energi
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Aktor-Aktor Transisi Energi

Kamis, 13 Okt 2022 13:43 WIB
Kurniawan Jabar Malik
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
panel solar listrik
Panel solar listrik (Foto ilustrasi: Dok. Pemprov Jatim)
Jakarta -
Sejak jutaan tahun lalu, manusia telah mengonsumsi energi meskipun dalam jumlah kecil dan hanya untuk memenuhi diri sendiri melalui makanan. Masih dalam periode jutaan tahun lalu, manusia mulai mengenal api yang digunakan untuk memasak, perlindungan diri, dan penerangan. Sejalan dengan peningkatan populasi manusia, angin dan air juga dimanfaatkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.

Angin dan air mulai dimanfaatkan untuk kegiatan produktif manusia, terutama dalam bercocok tanam melalui pembangunan irigasi, aqueduct, dan kincir angin. Semakin tingginya populasi manusia, adanya dampak industrialisasi, kemajuan ekonomi dan pembangunan, menjadikan kebutuhan akan energi untuk proses produksi dan konsumsi semakin kompleks. Manusia terus mencari sumber-sumber energi hingga pada akhirnya manusia mengenal energi fosil dan energi nuklir.

Hingga saat ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran lingkungan, upaya pencarian sumber-sumber energi untuk produksi dan konsumsi dilakukan secara berkesinambungan. Di Indonesia sendiri, produksi dan konsumsi masih sangat bergantung kepada energi fosil, utamanya konsumsi energi untuk kendaraan dan produksi listrik. Sehingga dampak atas penyediaan dan pemenuhan kebutuhan raw material energi fosil untuk BBM dan produksi listrik akan selalu menjadi isu panas dan sensitif bagi masyarakat.

Dalam rangka memenuhi energi di Indonesia pada masa mendatang yang diimbangi dengan kesadaran lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan kebijakan transisi energi dengan mematok komitmen berupa net zero emission pada 2060 atau diharapkan terimplementasi lebih cepat. Peta jalan energi yang ditetapkan melingkupi target penetapan regulasi dan kebijakan mengenai EBT, retirement sumber energi fosil, hingga penggunaan sumber energi berbasis tenaga surya dan hydro, serta penggunaan kendaraan listrik.

Triple Helix Transisi Energi

Triple helix merupakan suatu kerangka dan model interaksi yang dikenal untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial. Model yang diperkenalkan oleh Etzkowitz & Leydesdorff menunjukkan interaksi-interaksi yang melibatkan akademisi, pemerintah, dan industri. Ketiga sektor ini dapat berperan dalam implementasi kebijakan transisi energi yang sedang dilakukan dan setiap sektor dapat bertindak sebagai agen pengelola perubahan.

Interaksi dan sinergi ketiga sektor tersebut sangat diperlukan, jangan sampai masing-masing sektor memiliki jalan panjang mengenai program energinya sendiri-sendiri. Pemerintah melalui kebijakan transisi energinya harus mampu meyakinkan berbagai sektor bahwa upaya transisi energi benar-benar dilakukan dengan penuh komitmen dan kesadaran, serta upaya yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, bukan hanya sebagai "kelatahan" atau "ikut arus" karena tekanan politik atau tekanan industri semata.

Di bidang akademik, riset dan penelitian baik yang selama ini maupun akan dijalankan agar seiring dan sejalan dengan kebijakan pemerintah dan kebutuhan industri. Sedangkan sektor industri dengan segala dinamika bisnisnya, perlu mempertimbangkan kebijakan pemerintah dan hasil-hasil riset yang ada. Harapannya, inovasi dan penciptaan produk serta pembangunan sumber-sumber energi dapat menekan ongkos produksi yang pada akhirnya energi ramah lingkungan dapat dijangkau masyarakat luas tanpa mengurangi mutu dan manfaat yang akan diterima.

Dengan adanya interaksi antarsektor diharapkan dapat tercipta suatu instrumen dan dapat digunakan untuk mengantisipasi adanya ego/silo sektoral. Bukan tidak mungkin bahwa ada sektor lain yang dapat dilibatkan dan berperan, sebagaimana pengembangan model triple helix (quadruple, penta, dll).

Terus Berinovasi

Menilik kembali penggunaan energi oleh manusia dari masa ke masa, manusia dengan segala kebutuhannya dibekali ilmu dan terus berinovasi untuk mencari upaya pemenuhan kebutuhan energi yang efektif dan efisien. Tiga sektor di atas memiliki peran dan tujuannya masing-masing, sedangkan masyarakat apakah hanya bertindak sebagai konsumen dan menerima produk untuk memenuhi kebutuhannya saja?

Jawaban atas pertanyaan ini tentunya akan bervariasi sesuai dengan pandangan dan kebutuhan masyarakat. Sejarah penggunaan energi memberikan pelajaran bahwa kebutuhan tidak hanya untuk saat ini semata, terlebih dengan target peta jalan pemerintah, jelas terlihat bahwa hasil inovasi dan upaya transisi saat ini akan dinikmati oleh generasi berikutnya. Sehingga setiap sektor dan setiap individu dapat mengambil peran sesuai dengan porsi dan keilmuan untuk mewujudkan transisi energi.

Simak juga 'Menteri ESDM: Transisi Energi Jadi Potensi untuk Pertumbuhan Ekonomi Baru':
(mmu/mmu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads