Koalisi Perubahan sangat penting untuk segera terwujud. Sebab, koalisi yang akan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini adalah satu-satunya yang akan menghimpun semua partai politik non-pemerintah, yakni Partai Demokrat dan PKS.
Peran Ketua Umum Nasdem Surya Paloh merupakan kunci utama. Tanpa manuver politiknya, kekuatan luar pemerintah tidak cukup mencalonkan pasangan calon presiden. Sebagai bagian dari koalisi besar pendukung pemerintah Presiden Jokowi, Surya Paloh sudah berjasa besar terhadap demokrasi Indonesia yang menghadirkan alternatif.
Saat ini, pembentukan koalisi sudah semakin eksplisit di antara ketiga partai tersebut. Berbalas kunjungan dan diskusi mendalam semakin intensif dilakukan. Baru-baru ini, Anies Baswedan juga sudah mengunjungi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Semua partai yang berhimpun dalam koalisi ini mengaku pembicaraan dan kesepahaman sudah hampir terwujud. Seringkali, mereka menggunakan angka 80% untuk menjelaskan kesepahaman yang terbangun. Lalu, apa masalah yang menghambat 20% kesepahaman ketiga partai ini? Ya jelas, permasalahan siapa calon wakil presiden dari koalisi ini.
PKS dan Partai Nasdem tentunya tidak terlalu berupaya untuk memiliki calon wakil presiden dari internal partainya. Sebab, mereka tidak memiliki Ketua Umum atau elite penting yang dijagokan untuk menjadi kandidat. Kursi calon wakil presiden ini sangat penting bagi Partai Demokrat. AHY yang akan memegang nahkoda partai harus memiliki jabatan publik yang strategis.
Mungkin, PKS tidak punya masalah yang besar terhadap permintaan Partai Demokrat tersebut. Secara elektoral, segmen pemilihnya memang sudah terasosiasi dengan sosok Anies Baswedan. Lalu, kenapa Partai Nasdem masih butuh waktu?
Sudah kita lihat, pertaruhan Partai Nasdem tidak mudah untuk pilihan ini. Banyak kader mengundurkan diri dari keanggotaan atau kepengurusan. Anies Baswedan sebenarnya bukan tokoh yang benar-benar diinginkan oleh semua simpatisan Nasdem. Namun, pilihan sulit ini diambil oleh Ketua Umum Surya Paloh sebagai bagian dari upaya untuk menyalakan api demokrasi.
Maka, pemilihan calon wakil presiden sangat penting bagi Surya Paloh. Tentunya, tokoh yang dapat memperbesar peluang kemenangan dan basis elektoral yang kuat di kantong suara besar sangat dibutuhkan untuk mendampingi Anies.
Tampaknya, nama-nama seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa atau Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang punya kantong suara besar lebih menyenangkan Surya Paloh. Apalagi, kedua tokoh tersebut juga tidak memiliki afiliasi dengan partai politik.
Namun, pilihan yang ideal sering kali menelan biaya yang sangat tinggi. Bisa saja, koalisi ini tidak terjadi dan bubar sebelum terbentuk. Apalagi, PKS sudah mulai membuka komunikasi dengan Partai Golkar yang merupakan penggerak Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Kenegarawanan Surya Paloh dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat dibutuhkan. Hadir tidaknya kekuatan alternatif dalam Pemilu Presiden 2024 sangat tergantung kepada kesepahaman dua tokoh politik senior ini.
Jika tujuannya ingin menghadirkan kekuatan politik sendiri dalam Pilpres 2024 nanti, duet Anies-AHY merupakan solusi cepat. Pastinya, Partai Demokrat akan langsung pasang badan untuk ketua partainya. Angka 80% berkoalisi barangkali menjadi tidak relevan lagi.
Ketiga partai ini dapat langsung bekerja dan berkampanye lebih awal untuk mendongkrak elektabilitas pasangan capresnya. Koalisi ini tentunya akan memancing blok-blok koalisi lain untuk mengumumkan pasangan capresnya.
Warga pun memiliki waktu yang relatif panjang dalam mengamati dan mencermati pikiran-pikiran partai dan calon presidennya. Kita tentu tidak ingin pada 2024 nanti diisi oleh pasangan capres kebut semalam.
Apalagi belakangan, isu jegal menjegal pencalonan Anies Baswedan lewat skenario pembentukan koalisi juga mengemuka. Kepastian berkoalisi menunjukkan bawah tidak mungkin politik jegal-menjegal pencalonan di Indonesia. Setiap partai politik memiliki kedaulatannya masing-masing.
Ditambah lagi, isu penyelenggaraan Formula E yang menyeret nama Anies juga mengemuka. Kepastian pembentukan koalisi akan membantu Anies yang bukan lagi pejabat publik. Pendampingan politik akan menjaga Anies jika ada intervensi terhadap penyelenggaraan hukum yang berkeadilan.
Surya Paloh bakal menghadapi sebuah dilema, segera mewujudkan Koalisi Perubahan yang memastikan alternatif menyala di Pilpres nanti atau mewujudkan pasangan yang dia anggap ideal. Publik tentunya menantikan sebuah pilihan yang negarawan dari tokoh-tokoh politik besar Indonesia ini.
Arie Putra Co-founder Total Politik, Host Adu Perspektif detikcom X Total Politik
Simak juga Video: Gesit Manuver Politik Anies: Dari NasDem ke Demokrat
(mmu/mmu)