Tunisia hari-hari ini benar-benar berbahagia dan bergembira ria, karena pahlawan mereka kembali ke tanah kelahirannya. Ons Jabeur, petenis asal Tunisia, finalis Wimbledon 2022, dan peringkat 2 tenis dunia. Kedatangan petenis perempuan yang berusia 27 tahun ini disambut dengan suka-cita sejak dari bandara internasional Carthage, mendapatkan penghargaan dari Presiden Kais Said, hingga menghadiri pembukaan Festival Carthage 2022 dan penyambutan supermeriah di jantung kota Tunis, Jalan Habib Bourgaiba.
"Kami adalah Ons Jabeur, dan Tunisia adalah Ons Jabeur." Itulah kira-kira ungkapan membahana di langit-langit Tunisia hari-hari ini. Ons Jabeur menjadi inspirasi dan pemersatu Tunisia. Perempuan dan kaum muda menyambut meriah kedatangannya di berbagai kegiatan, khususnya di Carthage dan gedung teater di Jalan Habib Bourgaiba, kota Tunis.
Saya sangat susah menembus kerumunan massa menuju arena penyambutan Ons Jabeur di Jalan Habib Bourgaiba. Kaum perempuan dan kaum muda sangat antusias ingin melihat langsung idola yang saat ini menjadi ikon Tunisia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tunisia ini susah dilihat di peta dunia, tetapi Ons Jabeur telah berhasil mengharumkan nama Tunisia di dunia internasional. Semua orang membincangkan namanya, karena prestasinya yang menjulang tinggi dan membanggakan kita semua. Ia tidak hanya mampu menunjukkan kemampuannya dalam memainkan bola tenis, tetapi juga menyalurkan energi positif kepada banyak orang melalui senyum dan keceriaan. Ia perempuan tangguh," ujar salah seorang warga Tunisia yang sangat antusias menyambut perayaan atas prestasi Ons Jabeur.
Ons Jabeur adalah sosok perempuan muda yang sangat istimewa, yang dapat menggambarkan wajah perempuan Tunisia. Perempuan yang terus berperan dalam ruang publik dan memberikan pengabdian terbaik pada negerinya. Maklum, Tunisia merupakan satu-satunya negara di kawasan Timur-Tengah yang mempunyai undang-undang tentang kesetaraan perempuan, bahkan para perempuannya mempunyai peran strategis di ruang publik. Perdana Menteri Tunisia adalah seorang perempuan, Najla Bouden Romdhane.
Ons Jabeur dapat menjadi wajah peradaban Tunisia, yang memberikan dan mendorong kaum perempuannya memberikan pengabdian terbaik kepada negerinya. Dalam berbagai wawancara di media, ia selalu menyampaikan, bahwa idolanya adalah ibunya sendiri, Samira Jabeur. Ia mengenal dan dikenalkan kepada tenis oleh ibunya, yang juga sebagai atlet tenis, saat usianya masih 3 tahun.
Ada ungkapan yang meluncur dari lisannya saat masih kanak-kanak, "Saya ingin menjadi juara Roland Garros". Istimewanya, ia memenangkan Roland Garros pada level yunior pada tahun 2011 lalu. Kemenangan pada Roland Garros yunior tersebut menjadi awal kepercayaan dirinya dalam meraih peringkat 2 dunia, dan mencapai finalis Wimbledon 2022.
Yang menarik dari pernyataannya saat tiba di bandara internasional Carthage, bahwa pencapaian terbaiknya di Wimbledon 2022 merupakan awal dari perjalanan untuk meraih mimpi tertinggi dalam hidupnya. Yang terdekat, ia menatap US Open, untuk meraih mimpi sebagai peringkat 1 dunia, dan memenangkan Grand Slam di masa-masa mendatang, termasuk di US Open 2022.
Apa yang membuat Ons Jabeur mempunyai keyakinan, bahwa ia bisa meraih mimpi dan terus menginspirasi warga Tunisia, Arab, Afrika, dan dunia? Ia sejak kecil merupakan perempuan tangguh, tidak pernah menyerah, dan tekun dalam bermain tenis. Saya beberapa hari lalu berkunjung ke Monastir, kota kelahiran Ons Jabeur dan melihat langsung lapangan tenis yang biasa digunakannya latihan tenis. Kebetulan saat ini ada petenis Indonesia, Prinska Nugroho yang mengikuti turnamen tenis di sana. Saya pun memberikan dukungan, menonton pertandingan petenis kita.
Saya bersaksi dan menyaksikan, betapa Ons Jabeur merupakan perempuan luar biasa. Ia tidak menyerah pada situasi dan kondisi apapun, terutama dari segi minimnya fasilitas. Ia terus berlatih dan berlatih untuk meraih mimpinya dalam olahraga tenis. Ia selalu bergembira dalam suka dan duka, dengan meningkatkan kemampuannya dalam bermain tenis.
Ungkapan yang populer yang kerap diungkapkan Ons Jabeur, "Hal yang penting dalam menjalani hidup ini adalah kepercayaan diri dan keyakinan. Lalu, perlu ketekunan dan perjuangan. Kita tidak perlu mendengarkan suara-suara sumbing, karena dapat menjatuhkan mental dan membunuh kepercayaan diri. Setiap dari kita akan mampu meraih mimpi. Tidak ada seorang pun yang dapat menghentikan mimpi, selama kita tekun dalam menjalaninya."
Selain, Ons Jabeur juga menekankan pentingnya cinta Tanah Air sebagai spirit dalam bermain tenis di level tertinggi. Ia bermain tenis bukan untuk dirinya, tetapi untuk Tanah Air. Sebab itu, dalam setiap komentar di hadapan penonton dan wartawan di berbagai pertandingan, ia selalu menyampaikan, "Saya bangga sebagai warga Tunisia. Saya sangat mencintai Tunisia. Saya persembahkan medali untuk warga Tunisia."
Kata-kata tersebut menjadi mantra yang membahana di Tunisia. Pada 25 Juli yang akan datang, warga Tunisia akan melangsungkan referendum bagi konstitusi baru, yang merupakan wajah baru Tunisia setelah revolusi 2010 lalu. Presiden Kais Said menyebut konstitusi baru Tunisia sebagai al-jumhuriyyat al-Jadidah. Republik Baru.
Dalam konteks tersebut, Ons Jabeur benar-benar menjadi oase di tengah negerinya yang sedang berproses untuk bangkit dan melakukan kerja-kerja besar. Jika Ons Jabeur mempunyai keyakinan, ketekunan, dan cinta Tanah Air, maka seluruh warga Tunisia saat ini juga mendapatkan inspirasi yang luar biasa dari petenis perempuan kebanggaan mereka.
Sebab itu pula, saya sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia juga membuat video ucapan selamat kepada Ons Jabeur yang telah menginspirasi kaum perempuan dan kaum muda di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Ada pepatah Arab yang berbunyi, wa ma al-ladzdzah illa ba'da al-ta'ba. Tidak ada kenikmatan, kecuali setelah kerja keras. Ons Jabeur saat ini sudah menjadi ikon dan pahlawan bagi Tunisia dan dunia. Ia sudah menginspirasi kita semua, bahwa tidak ada yang mustahil untuk meraih mimpi, selama kita mempunyai keyakinan, ketekunan, dan cinta Tanah Air. Dan warga Tunisia pun memanggil Ons Jabeur sebagai Menteri Kebahagiaan.
Zuhairi Misrawi Duta Besar RI untuk Tunisia
(mmu/mmu)