"Para Menteri di Tunisia menelepon saya dengan memanggil Menteri Kebahagiaan. Ini sungguh lucu, tapi siapa tahu saya memang akan menjadi Menteri Kebahagiaan. Saya tahu, seluruh warga Tunisia selalu menonton pertandingan dan mendukung saya. Sungguh, saya sangat senang dan semoga banyak turnamen yang bisa dimenangkan di masa-masa mendatang."
Demikian petikan wawancara Ons Jabeur, petenis asal Tunisia setelah berhasil mengalahkan Tatjana Maria di Semifinal Wimbledon 2022. Ia akan menghadapi Elena Rybakina, petenis perempuan asal Kazakhtan. Saya bercanda mengirimkan pesan kepada Duta Besar RI untuk Kazakhtan, M. Fadjroel Rahman, bahwa final Wimbledon akan berlangsung antara Tunisia melawan Kazakhtan.
Pagi ini, beberapa koran terbesar di Tunisia menulis kabar gembira perihal prestasi Ons Jabeur. Harian al-Shorouk menulis headline, Uns Jabir Tubhir al-'Alam: Awwalu 'Arabiyyah wa Ifriqiyyah Tablugh Nihai Wimbledon. Ons Jabeur mengguncang dunia, perempuan pertama dari kawasan Arab dan Afrika yang berhasil menembus final Wimbledon. Harian al-Shabah menulis headline, Uns Taktub al-Tarikh fi Wimbledon. Ons Jabeur mencatat sejarah di Wimbledon. Sedangkan Harian al-Shahafah menulis headline, Uns Jabir Turahin Ghadan 'ala 'Arsy Wimbledon: Awwalu La'ibah 'Arabiyyah fi Nihai Buthulah Grand Slam. Ons Jabeur besok berjuang untuk puncak Wimbledon, perempuan Arab pertama yang berhasil mencapai final Grand Slam.
Benar, saat ini warga Tunisia bersuka-cita. Pencapaian bintang tenis asal Tunisia memang sangat membanggakan dan membahagiakan seluruh warga Tunisia. Saya membaca laman media sosial warga Tunisia bergemuruh; mereka meramaikannya dengan tagar "TerimaKasihMenteriKebahagiaan".
Dalam setahun terakhir, prestasi Ons Jabeur sangat mencengangkan. Ia berhasil memenangkan Italian Open 2022, German Open 2022, dan di Wimbledon berhasil menembus final. Ons Jabeur merupakan petenis perempuan pertama dari kawasan Timur-Tengah, Arab, dan Afrika yang berhasil mencapai final Wimbledon. Saat ini, ia berada di peringkat dua dunia dalam papan atas tenis dunia.
Keberhasilan Ons Jabeur dalam menembus final Wimbledon memberikan angin segar dan kabar gembira bagi Tunisia, khususnya bagi kaum muda agar tidak kehilangan harapan. Tuhan tidak hanya memilih kita untuk lahir di mana pun, tetapi juga memberikan kesempatan bagi kita untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. "Saya ingin perjalanan hidup saya ini dapat menginspirasi seluruh warga Tunisia, Arab, dan Afrika. Kerja keras, keyakinan, dan konsistensi akan menjadikan segala sesuatu untuk meraih prestasi bukan hal yang mustahil. Saya sudah membuktikannya," ujar Ons Jabeur dalam jumpa pers setelah pertandingan semifinal Wimbledon.
Apalagi keberhasilannya melaju pada final Wimbledon tahun ini bersamaan dengan perayaan Idul Adha. Ons Jabeur menyebut momen ini sangat spesial, karena warga Tunisia akan merayakannya bersamaan dengan final Wimbledon. Saya melihat langsung bagaimana perayaan Idul Adha tahun ini penuh dengan suka-cita, karena kegembiraan warga Tunisia makin membuncah bersamaan dengan prestasi membanggakan yang ditorehkan puteri terbaiknya.
"Idul Adha selalu spesial bagi kami, warga Tunisia. Dan kemenangan semifinal memberikan makna yang luar biasa, dan biasanya kami merayakan Idul Adha dengan suka cita bersama keluarga. Jadi, saya dan seluruh warga Tunisia pasti bersuka-cita. Saya akan selalu kembali ke Tunisia, kampung halaman, dan saya bangga menjadi warga Tunisia," ujar Ons Jabeur.
Jika berjalan-jalan di seluruh sudut kota Tunis, kita akan melihat gambar Ons Jabeur dipajang di baliho. Saat ini, sebagian besar warga Tunisia mengidentifikasikan dirinya pada sosok petenis perempuan yang dikenal suka tersenyum dan canda ini. Ia berkali-kali menyatakan bahwa bermain tenis hanya sekadar pertandingan, bukan perang. Sebab itu, ia sangat menikmati setiap pertandingan.
Selama ini, sepakbola merupakan cabang olahraga yang paling diminati di Tunisia. Maklum, tim nasional sepakbola mereka sudah 6 kali berhasil menembus final Piala Dunia. Di Piala Dunia akhir tahun ini, yang akan digelar di Qatar, Tunisia juga berhasil menjadi salah satu negara akan bertanding menjadi wakil dari Afrika. Bayangkan, Tunisia mampu menaklukkan negara-negara Afrika yang dikenal tangguh, karena pemain mereka umumnya bermain di liga-liga ternama Eropa, baik Inggris, Spanyol, Italia, maupun Portugal.
Namun, fenomena Ons Jabeur menjadi hal yang istimewa, karena sebelumnya tenis tidak menjadi olahraga favorit di seantero Tunisia. Ia menjadi lonceng kebahagiaan bagi warga Tunisia, karena pencapainnya benar-benar menggembirakan seluruh warga Tunisia, khususnya kaum perempuan.
Ons Jabeur lahir dari keluarga biasa di Qashr Hilal, di kawasan pantai kota Monastir. Kota ini dikenal sebagai kelahiran Habib Bourgaiba, Bapak Proklamator kemerdekaan Tunisia, yang namanya dielu-elukan hingga saat ini. Takdir Tuhan juga tercatat kembali di Tunisia, seorang perempuan dengan prestasi mendunia juga lahir dari kawasan Monastir. Dulu, pada 1960, saat Bung Karno melakukan kunjungan kenegaraan ke Tunisia, juga berkunjung ke Monastir.
Kebetulan bulan ini juga ada pertandingan Tenis di kota ini, dan salah seorang petenis asal Indonesia akan bertanding di Monastir. Saya akan berkunjung ke Monastir untuk memberikan dukungan kepada petenis kita, sekaligus ziarah ke makam Habib Bourgaiba.
Ons Jabeur menjadi simbol kebahagiaan Tunisia, karena telah mengharumkan negeri yang dikenal dengan kurma dan minyak zaitunnya. Sebagai sebuah negara yang jumlah penduduknya 12 juta warga, dan sejarah panjang yang dimilikinya, khususnya peran aktif kaum perempuannya, apa yang diraih petenis perempuan kebanggaan mereka ini memang patut diapresiasi setinggi-tingginya.
Warga dunia pun saat ini membincangkan prestasi Ons Jabeur dan sikapnya yang sangat menyenangkan, layaknya warga Tunisia yang saya temui dalam lima bulan bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Tunisia. Bahkan, para wartawan menyebut petenis yang murah senyum ini dengan "Menteri Kebahagiaan Dunia".
Zuhairi Misrawi Dubes RI untuk Tunisia
(mmu/mmu)