Catur Politik Surya Paloh
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Catur Politik Surya Paloh

Rabu, 22 Jun 2022 09:55 WIB
Ibnu Nugroho
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Ilustrasi Surya Paloh membisiki Jokowi menjelang reshuffle kabinet.
Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta -

Manuver politik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh akhir-akhir ini menjadi sorotan berbagai pihak. Surya Paloh bertemu beberapa ketua umum partai lain dalam rentang waktu yang berdekatan.

Terekam oleh media, Surya Paloh bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Rabu (1/6) di Nasdem Tower, Jakarta Pusat. Pertemuan yang berlangsung lebih dari empat jam tersebut tidak terlepas dari agenda hajatan politik nasional Pemilu 2024 mendatang.

Surya Paloh dalam keterangannya mengatakan, dirinya sempat bertanya langsung mengenai niatan Prabowo untuk kembali maju pada Pilpres 2024 mendatang. Sayangnya, jawaban Prabowo atas pertanyaan itu tidak disampaikan ke publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat hari berselang, Surya Paloh kembali didatangi sahabat lamanya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pada Minggu (5/6). Sayangnya, pertemuan keduanya tidak dilengkapi konferensi pers sehingga terkesan rahasia.

Menurut petinggi Partai Nasdem, pertemuan tersebut tidak terlepas dari pembahasan persiapan Pemilu 2024. Namun, oleh Partai Demokrat, kunjungan SBY ke Nasdem Tower selama hampir tiga jam tersebut merupakan kunjungan balik setelah sebelumnya Surya Paloh menjenguk SBY ketika berobat di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Oleh beberapa pihak, pertemuan Surya Paloh dengan SBY dipandang sebagai langkah progresif. Pasalnya, keduanya nyaris tidak pernah terlihat bersama pasca Pilpres 2004 lalu. Kerenggangan keduanya bahkan terus berlanjut pada Pilpres 2009, 2014, dan 2019.

Di sisi lain, tanpa peliputan media, Surya Paloh juga telah merapat ke Istana untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Surya Paloh, pertemuan dirinya dengan Presiden Jokowi membahas ihwal pembangunan Indonesia yang harus terus berlanjut meski kepemimpinan Presiden Jokowi berakhir.

Manuver politik Surya Paloh harus diakui telah membuat beberapa partai politik lain melirik kepadanya. Terlebih, Surya Paloh dan Partai Nasdem memiliki daya tarik bagi partai lain. Pasalnya, partai yang memiliki semangat restorasi perubahan tersebut dinilai mempunyai bekal kuat untuk pemilu mendatang.

Catur Politik

Layaknya permainan catur, pemilu adalah papan catur dan partai politik adalah bidaknya. Setiap gerak-gerik bidak catur akan selalu menarik untuk dianalisis dan ditafsirkan. Hal yang sama juga terjadi pada elit partai politik. Setiap pergerakannya pasti memiliki makna dan tujuan penting.

Sama seperti politik, permainan catur adalah seni. Tak jarang, pada permainan catur, sebuah langkah perlu dilakukan untuk menarik perhatian lawan ke satu arah tertentu. Padahal, target sebenarnya berada di arah lain. Strategi tersebut tentunya dilakukan untuk mengecoh dan mencapai tujuan utama, yaitu skakmat.

Bermain catur memang seperti berpolitik. Jika salah melangkah sedikit saja, maka permainan akan mudah ditebak oleh lawan dan dapat merugikan pertahanan.
Catur dan politik juga mengharuskan kegesitan dan keluwesan dalam melangkah meskipun di tengah kondisi yang terhimpit. Jam terbang tentu menjadi kunci penting pada kedua permainan tersebut.

Pada konteks politik saat ini, tidak berlebihan jika Partai Nasdem dan Surya Paloh dapat diibaratkan sebagai bidak kuda catur.

Kuda pada catur memang tidak semematikan patih ataupun benteng. Tetapi, ia tetap memegang peranan penting dalam melumpuhkan barisan lawan. Apalagi, kuda catur sejatinya memang tidak bisa berjalan lurus, tetapi membentuk huruf L sehingga gesit dalam melangkah. Ia bisa berpindah dengan melompati bidak-bidak lain tanpa harus khawatir berhadapan langsung karena ia bisa melompat tanpa terkena serangan. Kemampuan inilah yang tidak dimiliki oleh bidak lain.

Namun, walaupun memiliki langkah luas dan terlihat menonjol, kuda tidak akan kuat jika bermain sendiri. Begitupun dengan Partai Nasdem dan Surya Paloh.

Partai Nasdem merupakan salah satu partai yang dapat dikatakan memiliki prestasi gemilang. Sebagai partai muda yang belum genap berusia 11 tahun, Partai Nasdem mampu duduk di barisan empat besar perolehan kursi di DPR RI hasil Pemilu 2019. Beberapa kader Partai Nasdem juga telah duduk di pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Namun, walaupun memiliki modal kuat dengan 9 persen kursi di legislatif, Partai Nasdem belum bisa mengusung calon presiden dan wakil presiden tanpa berkoalisi dengan partai lain. Partai Nasdem dengan sistem saat ini setidaknya masih membutuhkan 11 persen kursi lagi agar bisa berlaga di pentas pilpres 2024 mendatang.

Oleh karena itu, Surya Paloh terus bergerak melakukan langkah-langkah strategis untuk membuat barisan pertahanan yang kuat. Pemilihan figur calon presiden yang akan diusung pun digodok pada Rakernas Partai Nasdem 15 hingga 17 Juni. Siapapun nama yang akan muncul, tentu akan mempengaruhi langkah-langkah politik Partai Nasdem ke depan. Tujuannya jelas, agar sang kuda catur tersebut dapat memainkan perannya dengan maksimal sehingga pada titik akhirnya bisa memenangkan pertandingan.

Ibnu Nugroho peneliti Well Indonesia

Simak Video '3 Bakal Capres NasDem: Anies, Andika Perkasa, Ganjar':

[Gambas:Video 20detik]



(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads