Buya Syafii Maarif dan Toleransi
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Buya Syafii Maarif dan Toleransi

Minggu, 29 Mei 2022 06:47 WIB
Jannus TH Siahaan
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Buya Ahmad Syafii Maarif, mantan ketua umum PP Muhammadiyah dan guru besar UNY
Buya, Ahmad Syafii Maarif (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Jakarta -

Salah satu hal penting yang sering disampaikan oleh Buya Syafii Maarif adalah harapannya tentang Indonesia. Beliau menyatakan, "Indonesia harus tetap bertahan satu hari sebelum kiamat."

Ungkapan itu menunjukkan bahwa Buya Syafii sangat peduli pada masa depan bangsa ini. Dan perhatian itu diwujudkan dalam pernyataan, tulisan, dan sikap hidupnya sehari-hari.

Ketika ada fenomena kaum agamawan yang sering main hakim sendiri dan menimbulkan keonaran, Buya Syafii tidak segan mengkritik keberadaan mereka dan menjulukinya sebagai fenomena kaum "preman berjubah".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ada kelompok radikal yang muncul di banyak tempat dan menyusupkan ide-idenya bahkan di lembaga-lembaga pendidikan, beliau menyerukan bahwa bangsa ini jangan sampai mengikuti gerakan radikal karena itu sama artinya dengan "menggali lubung kubur sendiri".

Pada saat para teroris menyerukan jihad dan bom bunuh diri, Buya justru menyerukan yang kita butuhkan bukanlah tekad dan jihad berani mati, tapi kita harus jihad untuk berani hidup untuk kemanusiaan.

ADVERTISEMENT

Nilai-nilai toleransi untuk perdamaian dan kemanusiaan yang sering disampaikan oleh Buya tadi itu, bukan sekadar jargon kosong yang tanpa pelaksanaan.

Buya berusaha menyelaraskan laku dan kata. Buya berani pasang badan untuk mempertahankan ide dan keyakinannya tentang pentingnya nilai toleransi dan perdamaian.

Buya Syafii adalah manusia merdeka yang tidak dapat didikte dan diintervensi oleh siapa saja. Dalam satu kesempatan diskusi buku Muazin Bangsa dari Makkah Darat: Biografi Intelektual Ahmad Syafii Maarif (2015) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, konon ada kesaksian dari Ustadz Yunahar Ilyas, salah satu Ketua PP Muhammadiyah.

Beliau menyampaikan cerita bahwa pada saat Buya Syafii menyampaikan ide-ide dan sikapnya tentang toleransi dan kebhinnekaan, beberapa orang mengingatkan agar Buya jangan terlalu kencang karena beliau adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Namun, jawaban yang didapat di luar perkiraan. Buya menjawab bahwa beliau akan terus menyampaikan dan mempertahankan ide-idenya. Bahkan kalaupun disuruh mundur dari Ketua Umum PP Muhammadiyah ketika itu karena ide-idenya, beliau dengan sukarela siap mengundurkan diri.

Ya, itulah Buya Syafii Maarif. Dengan latar itu, jelas saja Bangsa ini sangat kehilangan sosok negarawan dan Bapak Bangsa. Karena manusia seperti Buya Maarif adalah manusia langka untuk konteks hari ini.

Beliau ikhlas disudutkan di daerah asalnya sendiri karena dianggap terlalu liberal, pun bersedia berdiri berbeda dengan tokoh-tokoh agama lainnya selama itu demi kepentingan keutuhan negara dan bangsa ini yaitu Indonesia.

Sampai akhir hayatnya, Buya membuktikan keyakinannya atas urgensi keutuhan Indonesia tersebut. Buya Maarif menjadi salah seorang tokoh bangsa yang mendengungkan toleransi. Menurutnya, toleransi adalah perekat bangsa Indonesia yang faktanya memang beraneka ragam.

Kini beliau telah pergi. Tapi pesan dan pemikirannya tetap hidup bersama kita. Bukan saja karena pemikirannya jauh melampai zamannya, tapi juga karena Indonesia yang beraneka ragam memang membutuhkan pesan-pesan toleransi dan kebinekaan semacam itu untuk tetap eksis bersama kita.

Bahkan, pemikiran tersebut akan tetap hidup selama bangsa Indonesia ada. Dan boleh jadi, pemikiran semacam itulah yang akan tetap membuat Indonesia kuat bertahan dari berbagai goncangan konfliktual internal. Karena itu, mari kita jaga dan pertahankan pesan-pesan toleransi serta substansi intelektualitas nasionalis beliau dalam kehidupan kita masing-masing. Selamat jalan Buya Syafii Maarif.

Simak Video 'Tak Putus Kehadiran Peziarah di Makam Buya Syafii':

[Gambas:Video 20detik]



(eva/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads