Buya Syafii Maarif, Perjuangan Pikiran yang Abadi

Obituarium

Buya Syafii Maarif, Perjuangan Pikiran yang Abadi

Arie Putra - detikNews
Sabtu, 28 Mei 2022 14:10 WIB
Buya Syafii Maarif di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Jumat (3/1/2020).
Buya Syafii Maarif (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Jakarta -

Kaki Ahmad Syafii Maarif sedang tidak nyaman berjalan menuju Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Sambil bergandengan tangan, Pemuka Agama Budha Bikkhu Pannyavaro berjanji akan membawakan tumbuhan-tumbuhan herbal pereda rasa sakit yang ditanamnya di pekarangan Vihara Mendut.

Percakapan yang hangat tersebut terucap saat panas terik matahari menerangi kirab tokoh lintas agama yang mempertanyakan kinerja pemerintah SBY-Boediono pada 2011 silam. Saat itu, tokoh agama bergerak untuk menjadi alarm pengingat agar pemerintah segera bergegas melakukan transformasi politik.

Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii adalah simbol intelektualisme Islam Indonesia. Memang hidupnya sangat sederhana, namun pikiran-pikirannya sangat mewah. Beliau tumbuh di tengah diskursus Islam progresif yang sedang merebak dan bersemi di ruang publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Buya Syafii bukanlah seorang pluralis yang sudah terbentuk gagasannya dari awal. Berbagai gejolak intelektual terjadi dalam kehidupannya. Perjalanan pikiran yang perih dan berliku harus dilaluinya menuju sebuah keyakinan Keislaman.

Beliau menyaksikan langsung bagaimana perselisihan pemikiran saling berantuk-antuk untuk menentukan arah negara. Bahkan, Buya Syafii yang merupakan seorang partisan Masyumi di akar rumput sempat memiliki hasrat besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Meski Masyumi bubar di kala Orde Baru, obsesinya pun tidak pernah sirna.

ADVERTISEMENT

Sampai akhirnya, Buya Syafii pun terbang ke Universitas Chicago. Di sana, pertemuan dengan Begawan Pemikiran Islam Fadzlur Rahman membuat pandangannya berubah secara radikal. Keinginannya mengubah Indonesia menjadi negara Islam pun secara perlahan mereda.

Menurutnya, konsep Negara Islam sudah jelas digilas oleh hukum besi sejarah. Berbagai perjuangan dalam politik sudah dilakukan, namun ternyata fakta keras keberagaman Indonesia tidak memungkinkan gagasan tersebut tumbuh dan bersemi.

Buya Syafii kemudian merujuk pada Pemikiran Mohamad Hatta mengenai filsafat garam dan gincu. Islam harus menjadi garam yang tak tampak namun terasa, bukan gincu yang merona tapi hanya hambar semata. Kesimpulan tersebut menjadi pedoman perjuangannya sampai ajal menjemput.

Guru Besar Sejarah ini menilai Pancasila bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan Islam. Kasus tersebut mirip dengan konsep syura (musyawarah) yang sudah ada sejak masa masyarakat Arab pra-Islam atau Jahiliyah, kemudian mengalami Islamisasi.

Jalur yang ditempuh membuat Buya Syafii berbeda dengan paling tidak tiga sahabatnya, yakni Nurcholish Madjid, Abdurahman Wahid, dan Amien Rais. Jika ketiga sahabatnya tersebut masuk langsung ke arena politik praktis, Buya masih menganggap politik sebagai sebuah praktek pertarungan intelektual. Berpegang pada prinsip intelektualisme membuat politik tetap berada pada jalur yang semestinya, yakni menghadirkan keadilan.

Buya Syafii mengajarkan konsistensi dalam intelektualisme bukan berarti harus takut merevisi pemikiran dan keyakinan sendiri. Jalan intelektual merupakan upaya untuk terus bertumbuh, mengenal kenyataan, kemudian menjadi inspirasi bagi perubahan sosial yang inklusif dan toleran. Selamat jalan Buya Syafii, pikiranmu merupakan warisan terbesar untuk bangsa, sikapmu adalah teladan bagi generasi selanjutnya.

Arie Putra lulusan Departemen Sosiologi FISIP UI dengan penelitian akhir "Pemikiran Islam Ahmad Syafii Maarif: Dari Etika AlQuran Menuju Masyarakat Demokratik"

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads