Puasa, Kesembuhan, dan Kemuliaan
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Puasa, Kesembuhan, dan Kemuliaan

Jumat, 08 Apr 2022 11:10 WIB
Xavier Quentin Pranata
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Interval fasting diet. Intermittent fasting concept represented with a plate and products on gray background. Healthy lifestyle. Fat loss concept. Top view
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/Yummy pic
Jakarta -

Saya sedang menuju bandara untuk penerbangan balik ke kampung halaman. "Wajah Bapak pucat. Sakit ya?" ujar panitia camp keluarga yang mengantar saya turun dari puncak.

"Ya. Saya menderita maag," jawab saya singkat.

"Pantas dari tadi Bapak menolak saya ajak sarapan," ujarnya bersimpati. "Coba dipuasain, Pak," tambahnya dengan nada empati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasihatnya saya turuti. Kebetulan --saya lebih memaknainya sebagai jalan Tuhan-- setibanya di rumah, awal puasa Ramadan dimulai. Setelah sebulan penuh mengatur badan agar bisa beradaptasi kapan tubuh boleh mendapat asupan makanan, saya sembuh dari maag saya. Sampai saat ini.

Tampak seperti paradoks bukan? Sakit maag malah berpuasa. Saya makin meyakini ungkapan "obat yang terbaik adalah beristirahat dan berpuasa" --selain "hati yang gembira adalah obat yang mujarab."

ADVERTISEMENT

Membersihkan Nurani

"Saat itu saya sedang diantar sopir menuju bandara," ujar seorang ibu setengah baya kepada saya. "Hujan turun dengan lebatnya dan Jakarta sedang macet-macetnya," sambungnya.

"Di tengah sikon yang gloomy itu, saya merasa ada 'telapak tangan' yang menekan pipi saya lembut yang membuat saya mau tidak mau menoleh ke samping. Di trotoar, seorang ibu tampak menyuapi dua anak balitanya dengan nasi kucing. Tiba-tiba hati saya terhentak. Apa cukup? Pertanyaan singkat yang keluar dari hati nurani saya itu merupakan titik balik kehidupan saya," tambahnya.

Ibu yang biasa ke mana-mana naik business class --bahkan, jika tersedia, first class-- itu mengubah gaya terbangnya. Ke mana pun dia pergi --termasuk ke Amerika--memilih membeli tiket ekonomi. 'Selisih' harga itu dia pakai untuk berbagi ke MBR, termasuk ke ibu-ibu yang menggelandang.

Kisah yang berbeda, bahkan berbanding terbalik, dengan afiliator yang suka memamerkan gaya hidup mewahnya bukan? Jika mereka yang mengklaim diri sultan atau crazy rich --yang sebenarnya crazy but not rich-- ibu ini adalah orang superkaya yang sesungguhnya.

Bukankah kaya itu dinilai bukan dari seberapa besar kekayaan yang kita miliki, melainkan seberapa banyak yang kita bagi?

Menunda Kemuliaan

Puasa bukan saja yang membersihkan nurani, namun juga menunda --plus memperbesar-- kemuliaan. Delayed gratification. Saya senang dengan istilah ini. Banyak orang yang mengartikan gratifikasi sebagai pemberian uang, barang, jasa, bahkan liburan untuk memperlancar, mempermudah, bahkan mempercepat urusan.

Bagi saya, gratifikasi bisa datang dari Tuhan sendiri.

Fasting is a cleansing agent for the body and soul. Begitu kutipan yang saya baca menjelang bulan Ramadan ini. Bagi saya, puasa bukan hanya agen pembersih tubuh dan jiwa, melainkan juga kesembuhan dari maag, kepekaan terhadap lingkungan seperti yang dialami ibu kaya di atas, dan penundaan kemuliaan.

Bukankah kita akan mampu bertahan terhadap kelelahan, kehausan, dan kelaparan saat kita tahu bahwa pada waktu tertentu, semua itu tersedia bagi kita?

Saat melakukan perjalanan spiritual ke Mesir bersama istri, bayangan akan hotel yang hangat dan nyaman serta makanan dan minuman yang menanti membuat kami tetap mengayunkan langkah di atas jalanan berpasir dengan sinar matahari yang menyengat. Namun, penundaan kemuliaan bukan sekadar pemenuhan kebutuhan jasmani.

Pada saatnya kelak, sesuai dengan waktu dan cara-Nya, saya berharap mendapatkan perhentian abadi di surga yang menanti. Bukankah kita yang menaati perintah-Nya tanpa berdalih justru menjadi umat-Nya yang terpilih?

Xavier Quentin Pranata pelukis kehidupan di kanvas jiwa

Simak juga 'Bulan Suci Ramadhan Bulan yang Penuh dengan Kemuliaan dan Keagungan':

[Gambas:Video 20detik]



(mmu/mmu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads