"Common Sense" Ishadi SK

Terobosan Transisi Energi Lewat Mobil Listrik

Ishadi SK - detikNews
Minggu, 03 Apr 2022 14:26 WIB
Ishadi SK (Iustrasi: istimewa)
Jakarta - Negara-negara dunia saat ini tengah berlomba-lomba mengurangi emisi karbon menuju nol emisi. Terobosan menuju nol emisi karbon salah satunya dengan transisi energi dari bahan bakar minyak atau fosil ke listrik, serta energi baru terbarukan (TBT).

Indonesia menjadi salah satu negara yang terus berupaya membuat terobosan transisi energi ini. Indonesia, menargetkan pada tahun 2060 akan mencapai nol emisi karbon. Untuk mengurangi BBM yang terus berubah tingkat impor negara, keberadaan kendaraan listrik hingga infrastrukturnya terus ditekan oleh pemerintah.

Pemerintah menargetkan pada tahun 2040 akan menghentikan penjualan motor berbahan bakar bensin. Setelah itu berlanjut ke tahun 2050. Menghentikan penjualan mobil konvensional dan atau berbahan bakar bensin.

Berbicara kendaraan listrik, hal ini memang menjadi mimpi lama Indonesia. Mungkin sejak masa kepemimpinan Mantan Presiden SBY kala itu Menteri BUMN Dahlan Iskan yang rajin sekali mendukung terobosan mobil listrik. PerTuran Presiden mengenai mobil listrik akhirnya terbit juga di tahun 2019. Perpres No 55 Tahun 2019 ditandatangani Joko Widodo 8 Agustus dan diundangkan 12 Agustus 2019. Dalam Perpres tersebut terdapat segala macam aturan tentang kendaraan dengan penggerak energi listrik.

Semenjak saat itu pengembangan banyak dilakukan di dalam negeri, mulai dari sisi regulasi, kesiapan infrastruktur, hingga sisi industrinya. Paling penting beberapa perusahaan besar mulai menyuntik modal untuk pengembangan pada industri baterai hingga kendaraan listrik.

Presiden Jokowi pernah menargetkan bahwa akan ada tidak kurang dari dua juta kendaraan listrik yang sudah mengaspal di Indonesia pada tahun 2025. Hal itu dikatakan seiring dengan peluncuran uji coba ekosistem kendaraan listrik.

RI Punya Pabrik Mobil Listrik

Di pemerintahan Presiden Joko Widodo banyak sudah upaya untuk mendukung transisi energi ini. Indonesia misalnya telah resmi memiliki pabrik mobil listrik sendiri yakni PT Hyundai Motorfacturing Indonesia. Pabrik ini diresmikan pada hari Rabu, 16 Maret 2022 yang lalu. Pada saat yang sama Presiden Jokowi meresmikan mobil listrik IONIQ 5. Mobil itu menjadi mobil listrik pertama buatan Indonesia. Pemerintah juga akan beroperasi turun ke jalan pada saat agenda internasional KTT 2022 di Bali.

Pabrik yang terletak di Delta Mas Cikarang, Bekasi, dan Jawa Barat disebut memiliki nilai investasi 1,5 M USD pada tahun 2030. Pabrik kabarnya bisa memproduksi 150.000 mobil per tahun. Untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia tengah berproses dalam transisi energi ini, di agenda KTT 2022 ada presentasi sekitar 556 unit mobil listrik yang akan digunakan untuk pelaksanaan operasional delegasi.

Terdapat tiga jenis mobil listrik yang akan digunakan, 123 unit dari Genesis G80, 226 Hyundai IONIQ 5, dan 143 Toyota WZ4X. Kemudian 1644 unit kendaraan Patwal dan operasional. Namun mobil-mobil ini bukan buatan lokal, hanya disediakan pemerintah untuk showcase saja.

Presiden Jokowi sendiri pernah mengatakan bahwa mobil-mobil itu akan digunakan untuk showcase kepada para delegasi. Hal itu dilakukan guna menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara terdepan dalam penggunaan mobil listrik. Untuk itu upaya dimulai dengan membangun di sektor hulu industri baterai dan komponen lainnya sampai ke hilir.

Salah satu infrastruktur kendaraan listrik yang sudah berkembang yakni Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau disebut SPBU mobil listrik.

SPKLU di Indonesia kini digarap dua perusahaan BUMN. Pertama PT PLN (Persero) dan kedua PT Pertamina (Persero). Untuk PLN sendiri mendukung ekosistem kendaraan listrik yang bisa menambah fasilitas pengisian bahan bakar listrik di tanah air.

Seperti diketahui Februari 2022 total SPKLU telah beroperasi secara nasional sebanyak 267 unit di 195 lokasi. Sementara itu, total SPKLU yang dimiliki PLN mencapai jumlah 120 unit dan tersebar di 92 lokasi.

Akhir tahun 2022 nanti, PLN menargetkan mampu menghadirkan 4.900 Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan 580 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk memudahkan para pengguna kendaraan listrik.

Pabrik Baterai Listrik di Indonesia

Indonesia akan memiliki pabrik baterai mobil listrik. Pada bulan September 2021 lalu, peletakan batu pertama pabrik PT HKML Battery Indonesia sudah dilakukan dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Pabrik ini disebut memiliki nilai investasi 1,1 M USD Rp 15,2 T. Di samping itu akan dibangun juga pabrik baterai Indonesia bersama Contemporary Amperex Technology (CATL). Rencananya dibangun tahun ini, menyusul pabrik garapan PT HKML Battery Indonesia yang sudah lebih dulu groundbreaking.

Kerja sama dilakukan dalam Investasi Pengembangan Ekosistem Energi Baru Berkelanjutan lewat Investasi Baterai Listrik, Kendaraan Listrik dan Industri Pendukungnya dengan Skema Kerjasama Build Operate Localize (BOL). Perkiraan nilai total investasi dalam proyek tersebut di seluruh mitra usaha diperkirakan akan mencapai USD 8 M, atau sekitar Rp 114 T. Keseluruhan proyek diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar USD 100 M di Indonesia pada tahun 2030.

Proyek-proyek raksasa di tahun 2030 akan mendongkrak expose values porsi kendaraan listrik yang menjadi unggulan mobil listrik di Indonesia.

(Tulisan ini diambil dari rilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM, dimuat di detikcom dan detifinance)

Jakarta, 2 April 2022

Ishadi SK
Komisaris Transmedia




(mmu/mmu)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork