Spiritualitas Sidi Bou Said
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Analisis Zuhairi Misrawi

Spiritualitas Sidi Bou Said

Jumat, 01 Apr 2022 15:24 WIB
Zuhairi Misrawi
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
zuhairi misrawi
Zuhairi Misrawi (Foto: istimewa)
Jakarta -

Sidi Bou Said merupakan salah satu tempat yang paling eksotis di Kota Tunis. Warna putih dan biru mendominasi kawasan yang selalu dipadati para wisatawan, baik lokal maupun asing. Saat liburan sekolah, saya melihat anak-anak dari berbagai daerah memenuhi kawasan bersejarah ini. Saya pun demikian, pada minggu pertama berada di Tunis, langsung menuju salah satu ikon Tunisia tersebut.

Konon, Ibu Megawati Sukarnoputri saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Tunisia pada tahun 2003, sangat terpesona dengan keindahan Sidi Bou Said. Salah satu tempat favoritnya, yaitu Kafe des Delices, yang dalam bahasa Arab dikenal Math'am al-Syab'an. Saya mengajak para home staff KBRI Tunis untuk nongkrong di kafe tersebut, yang punya menu favorit, tiramisu super-maknyus.

Setibanya di kawasan Sidi Bou Said, saya dikenalkan beberapa rumah yang ditempati para artis asal Perancis, di antaranya Louis Moillet, Aleister Crowley, Paul Klee, Gustave-Henri Jossot, dan August Macke. Dari jauh, istana kepresidenan Tunisia juga terlihat indah. Beberapa artis asal Tunisia juga tinggal di kawasan ini, yaitu Yahya Turki, Brahim Dhahak dan Ammar Farhat. Bahkan, filsuf posmodernis asal Prancis, Michel Foucault pernah tinggal beberapa tahun di kawasan ini, khususnya saat mengajar di Universitas Tunis. Beberapa diplomat dari negara-negara Eropa juga tinggal di kawasan yang mempesona ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjelasan singkat tentang kawasan Sidi Bou Said tersebut dapat menggambarkan betapa eksotisnya salah satu tujuan wisata di kota Tunis ini. Kedua bola mata kita akan dimanja dengan pemandangan pantai yang biru, makanan yang lezat, dan hati yang jembar. Apalagi kawasannya mudah dijangkau, hanya sekitar 20 km dari jantung kota Tunis. Dulu, tempat ini dikenal dengan Jabal al-Manar. Tapi, sekarang sudah akrab disebut Sidi Bou Said.

Saya semakin terpesona dengan kawasan Sidi Bou Said ini, karena di samping eksotismenya, tersimpan mutiara spiritual yang sangat penting bagi khazanah moderasi beragama, khususnya bagi umat Islam di seantero dunia. Nama Sidi Bou Said, dalam rangka tabarrukan pada sosok waliyullah terkemuka asal Tunisia, yaitu Abu Said bin Khalef bin Yahya al-Tamimi al-Baji (1156-1231). Warga Tunisia memanggilnya Sidi Bou Said.

ADVERTISEMENT

Dalam khazanah tasawuf, sosok Sidi Bou Said menjadi penting. Ia salah satu guru Imam Abul Hasan al-Syadzili saat melakukan petualangan dan menemukan amalan, yang kemudian menjadi zikir para pengikut tarekat al-Syadziliah. Ibnu Masyisy, guru Imam Abul Hasan al-Syadzili, yang menasehati agar pergi ke Tunisia, dan belajar pada sosok waliyullah terkemuka pada zamannya, Sidi Bou Said. Ia menjadi ikon penting tasawuf di Tunisia dan sekitarnya, khususnya pada masa Dinasti Hafshah.

Bahkan dalam korespondensi Ibnu 'Arabi, kita akan mendapatkan salah satu surat yang ditujukan kepada Sidi Bou Said. Maknanya, kedua sosok sufi ini mempunyai kedekatan, baik secara intelektual maupun spiritual. Sebab itu pula, pengaruh Sidi Bou Said dalam mondialisasi tasawuf sangat besar, khususnya di kawasan Timur-Tengah dan Afrika.

Sebelum menjadi sosok sufi dan menjajaki jalan spiritual, ia dikenal sebagai seorang penjahit. Tetapi, setelah melakukan perjalan ke Mekkah, Damaskus, dan beberapa kota lainnya, ia kemudian memilih jalan spiritual. Ia memilih menjadi asketis, melakukan khalwat, dan mujahadah.

Meskipun demikian, Sidi Bou Said juga dikenal sebagai ulama yang tekun menelaah buku, hingga ia juga dikenal sebagai kutu buku. Pada masanya, ia juga menjadi rujukan keilmuan para ulama lainnya. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan, yang selalu membagi-bagikan hartanya kepada fakir-miskin.

Khadijah al-Sam'uli dalam al-Fikr al-Shufi min Khilali Manaqib Abi Sa'id al-Baji menjelaskan dengan panjang lebar jalan spiritual Sidi Bou Said. Salah satu yang menonjol dari sosok waliyullah ini, yaitu moderasi antara ibadah vertikal (hablum minallah) dan ibadah horizontal (hablum minannas). Ia tidak hanya menyendiri melakukan khalwat, melainkan juga melakukan kebaikan dengan menebarkan ilmu dan membantu mereka yang tidak mampu.

Imam Abul Hasan al-Syadzili memberikan kesaksian perihal Sidi Bou Said, "Tidak ada orang yang mampu menjelaskan tentang pengalaman spiritualku, hingga aku memasuki majelis Sidi Bou Said. Ia memberikan penjelasan yang gamblang perihal apa yang aku alami. Aku kerap menemuinya dan mengambil manfaat yang besar darinya."

Pengaruh Sidi Bou Said pada sosok Imam Abul Hasan al-Syadzili telah menjadikannya sebagai sosok yang sangat istimewa. Namanya diabadikan menjadi salah sosok waliyullah terkemuka, yang mana makamnya selalu ramai diziarahi warga Tunisia dan warga dari berbagai penjuru dunia. Sebab itu pula, pemerintah Tunisia memberikan penghormatan yang tinggi untuk mengabadikan Sidi Bou Said sebagai nama salah satu kawasan wisata terpenting di kota Tunis.

Mendiang Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi dalam al-Habib Bourgaiba: al-Muhim wal Ahamm menulis testimoni perihal pengalaman ibunya saat hamil, orangtuanya ingin sekali agar ia dilahirkan di kawasan Sidi Bou Said untuk mengambil berkah dari sosok sufi terkemuka ini. Orangtuanya pun memberikan mana Baji Sa'id karena kelak ketika besar diharapkan dapat mewarisi kebaikan Sidi Bou Said.

Maka dari itu, selain menikmati eksotisme puncak kota Tunisia di kawasan Sidi Bou Said, kita juga akan menikmati ziarah spiritual ke makam Sidi Bou Said. Inilah cara Tunisia memuliakan para waliyullah. Lebih dari itu, para pemimpin Tunisia ingin agar negerinya selalu dijaga oleh Allah, sehingga kemudian Tunisia dikenal sebagai Tunis al-Mahrusah. Yaitu, negeri yang selalu dilindungi Allah melalui kemuliaan para waliyullah. Atas dasar itu pula, Tunisia selalu mampu melalui masa-masa sulit, karena selalu memuliakan para waliyullah.

Zuhairi Misrawi Dubes RI untuk Tunisia

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads