Seperti Kinan dalam "Layangan Putus"
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Seperti Kinan dalam "Layangan Putus"

Sabtu, 12 Mar 2022 10:00 WIB
Suharnanik
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Cuplikan adegan di serial Layangan Putus.
Foto: Dok. WeTV
Jakarta -
Kinan dalam serial Layangan Putus telah berakhir episodenya dengan perceraian. Tayangan ini sempat viral di jagat maya, sampai beberapa dialognya menjadi viral dengan parodinya yang diperankan oleh beberapa artis kenamaan di media sosialnya.

Betapa kondisi kita saat ini sangat dipengaruhi oleh media teknologi. Ketika sebuah serial tayangan televisi menjadi konsumsi publik, dan yang menjadi tokoh utamanya adalah perempuan, maka pertanyaan kritisnya, "Bagaimana dengan perempuan kita saat ini?" Dengan sudut pandang feminisme, kajian ini patut untuk diselidiki, dimaknai, bagaimana perempuan mengalami situasi seperti Kinan dalam Layangan Putus?

Kontribusi apa yang dapat diberikan tayangan serial ini dalam memberikan kesadaran bagi perempuan untuk lebih berdaya dalam memutuskan kehidupan yang membuatnya bahagia?

Peran Perempuan

Kajian feminisme telah memberikan ilustrasi yang tentunya dapat memberikan pandangan tentang situasi yang terjadi. Kita ketahui bahwa perempuan hadir dalam hampir semua di situasi sosial kehidupan. Perempuan ada dalam ranah sosial, dalam keluarga, komunitas sosial masyarakat. Perempuan hadir dalam ranah politik dan bahkan perempuan juga hadir dalam ranah kegiatan ekonomi.

Ketika perempuan tidak hadir, bukan karena tidak mampu dalam hal tersebut dalam keterampilan dan pengalaman, namun karena ada upaya yang disengaja untuk mendiskriminasikan mereka. Ketika aku menjadi Kinan dalam Layangan Putus, peran perempuan telah dilakukan dalam konsepsi perempuan yang pada umumnya. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya, menjalani profesi yang terpandang yang tentunya juga berimbas pada penampilan sosok istri yang cantik nan rupawan.

Sebetulnya perempuan yang menjalani peran sebagai istri sekaligus seorang ibu dan dalam serangkaian peran lainnya dapat bekerja sama dengan laki laki mampu menciptakan kreativitas yang membangun secara dinamis dalam menghadapi situasi sosial yang terjadi. Namun, meskipun perempuan hadir secara aktif dalam situasi sosialnya, masyarakat beserta aktor-aktor sosialnya menganggap remeh peran mereka.

Dan, hal yang sangat krusial, peran perempuan dalam sektor esensial masih saja dianggap berbeda, dianggap kurang meyakinkan, tidak menarik, kurang berbobot sehingga perempuan ditempatkan di bawah peran laki laki. Anggapan suami Kinan bahwa Kinan dapat dibohongi tentang proyek besar dan hanya dia sebagai laki laki yang hanya boleh tahu adalah kebohongan besar bahwa perempuan dianggap makhluk yang tak layak untuk disetarakan kedudukannya.

Andai aku menjadi Kinan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang sama dalam serial Layangan Putus. Mampu mengungkap kebohongan laki laki yang ketahuan bahwa selingkuh tidak dapat dibenarkan dalam membangun rumah tangga sebagai pranata sosial yang utuh. Tentunya kemampuan yang harus dimiliki perempuan adalah penguasaan teknologi informasi dalam mengungkap kasus penipuan seperti pembelian properti, pembelian tiket pesawat online, bukti transfer buku tabungan, dan lain sebagainya. Ini menjadi bekal bagaimana kebohongan laki laki dapat diungkap, sebagai bukti bahwa ia yang telah menempatkan posisinya sebagai perempuan untuk direndahkan.

Namun bagaimana jika aku menjadi Kinan yang tidak memiliki upaya untuk menghakimi laki laki yang telah merendahkan diri dan kehormatan perempuan? Bagaimana jika aku menjadi tokoh yang tidak memiliki keterampilan dalam teknologi informasi; yang kutahu hanyalah dapur, sumur, dan kasur? Tentunya ceritanya akan berbeda; Kinan yang kualami hanyalah menerima begitu saja laki laki tidak menghargai, mendiskriminasikan diriku, dan itu membuatku tak berdaya.

Kinan dalam Layangan Putus mampu memberanikan diri untuk menggugat cerai, meskipun dalam pandangan umum perempuan yang baik sebagai penjaga keutuhan keluarga. Terasa pamali jika perempuan seberani itu melakukan gugatan. Dalam dialog yang viral, Kinan menyatakan bahwa bukan karena ia tidak mau menjadi istri yang baik bagi suaminya atau menjadi ibu yang membuat anaknya kehilangan ayahnya, namun keputusan bercerai ini diambil semata mata untuk menjaga harga diri perempuan.

Dalam pandangan feminisme, perempuan memiliki nilai yang selayaknya dihargai sama dengan laki laki, pengakuan harga diri memang harus dimulai pada diri perempuan itu sendiri kemudian biarkan masyarakat yang menilainya.

Kesejajaran

Pertanyaan kritis dari paham feminis adalah bagaimana mengubah dunia sosial untuk menjadi tempat yang lebih adil bagi semua. Dalam feminisme sosialis, pengakuan akan hak perempuan dalam ranah publik merupakan bagian dari keadilan yang dapat ditawarkan atas ketidakadilan yang selama ini diperoleh perempuan.

Memang waktu munculnya era paham tersebut mendorong laki laki bekerja karena banyak industri yang sedang dibangun. Pertanyaannya, di mana letak perempuan? Apakah boleh bekerja ataukah di wilayah domestik namun diberikan haknya sebagaimana ia telah bekerja? Dalam dunia teknologi yang serba digital pembagian ini tidak menarik lagi; yang lebih menarik adalah kebersamaan dalam bekerja sama menghadapi situasi sosial yang penuh dengan tantangan. Kesejajaran dalam kekuasaan politik dan ekonomi tanpa mempersoalkan gender.

Gender merupakan kreasi sosial, artinya perempuan dan laki laki berbeda itu unik, tapi dalam penguasaan kemampuan dan keterampilan memiliki peluang yang sama dalam sains teknologi. Lalu, apalagi yang perlu diperdebatkan?

Tentunya perjuangan Kinan dalam realitas sosial kita masih panjang, sebab tidak semua perempuan memiliki pendidikan dan kemampuan profesi yang baik seperti dalam kisahnya di Layangan Putus. Jika kita melihat data, berapa sih perempuan yang duduk di anggota parlemen? Berapa sih yang memiliki profesi di manajerial? Berapa perempuan yang memiliki gaji yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Mari kita jawab bersama sama, terutama kita sebagai perempuan sendiri yang berikhtiar penuh atas kebahagiaan kita sebagai perempuan.

Suharnanik sosiolog perempuan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads