PeduliLindungi, Masihkah Melindungi?
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

PeduliLindungi, Masihkah Melindungi?

Kamis, 24 Feb 2022 14:15 WIB
Surya anantatama
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Berdasarkan aplikasi peduli lindungi pukul 14.17 sebanyak 8.351 orang berada di Grand Indonesia dari total kapasitas 140.238 selama PPKM Level 3.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - PeduliLindungi kembali mendapatkan sorotan dalam satu pekan ke belakang. Hal ini ditandai dengan bebasnya penderita Covid-19 melancong di ruang publik, terlebih lagi saat angka kenaikan penderita Covid-19 sedang mengalami peningkatan. Penderita tersebut memasuki ruang-ruang yang selama ini memerlukan izin dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Kehadiran PeduliLindungi dalam bentuk sebuah aplikasi dianggap sebagai solusi untuk pengendalian dan pelacakan kasus Covid-19. Masyarakat diminta untuk mendisiplinkan diri dalam penggunanya. Namun, berkali-kali aplikasi tersebut tidak mampu melindungi masyarakat ketika terjadi kecurangan.

Aplikasi PeduliLindungi hampir satu tahun menemani aktivitas masyarakat. Tetapi, masyarakat masih saja disibukkan dengan permasalahan yang bersumber dari aplikasi tersebut. Mulai dari banyaknya data peserta vaksinasi yang belum tampil di aplikasi. Permasalahan ini disebabkan aplikasi PeduliLindungi kerap kesulitan dalam menampilkan sertifikat vaksin digital. Padahal, pengembang menjanjikan kemudahan dalam mengakses sertifikat yang dibutuhkan dalam berpergian.

Kemudian kasus pencurian data yang terjadi melalui PeduliLindungi. Kasus ini sempat membuat heboh di masyarakat. Sebab banyaknya data pengguna yang telah diperjualbelikan situs internet. Terlebih lagi banyak data penting pribadi masyarakat yang diunggah di aplikasi tersebut.

Menjanjikan Rasa Aman

PeduliLindungi digagas oleh pemerintah secara resmi untuk melacak dan menghentikan penyebaran Covid-19. Pernyataan tersebut tertuang di halaman resmi situs PeduliLindungi. Bahkan aplikasi tersebut dianggap mampu memberikan sinyal keamanan akan bahaya penyebaran Covid-19.

PeduliLindungi akan memberi sinyal informasi terkait zonasi dan notifikasi keramaian akan situasi penyebaran Covid-19. Jika pengguna akan berpergian pada suatu wilayah. Sehingga penggunanya dijanjikan rasa aman selama beraktivitas di luar rumah dari bahaya Covid-19.

Belakangan masyarakat kerap melancarkan ajakan petisi secara daring di berbagai ruang terkait aplikasi PeduliLindungi. Sebab, semenjak kehadiran aplikasi tersebut, masyarakat kerap dibatasi akan aktivitas di luar rumah. Hal ini terkesan bagus, tetapi tidak semua masyarakat memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Meski penanggung jawab sebuah tempat bisa saja memberikan kemudahan, dengan cara memberikan syarat agar menunjukkan bukti sertifikat riwayat vaksin yang telah ada, demi menjaga keselamatan bersama.

Masyarakat dalam beraktivitas sosial dan ekonomi selama pandemi ini hampir seluruh memerlukan izin dari aplikasi PeduliLindungi. Meski dalam penerapannya kerap mengalami pengubahan peraturan. Seperti saat masyarakat memerlukan aplikasi tersebut ketika ingin berpergian jarak dekat atau jauh. Atau, saat masyarakat hendak memasuki pusat perbelanjaan baik tradisional atau modern. Bahkan di beberapa tempat yang ketat akan instruksi pemerintah akan penggunaan aplikasi PeduliLlindungi menyarankan untuk menggunakan aplikasi tersebut ketika hendak memasuki rumah ibadah.

PeduliLindungi sebenarnya mampu memberikan efek yang lebih baik, jika akses masyarakat terhadap aplikasi tersebut diketahui secara merata. Sebab, ketidaktahuan masyarakat akan PeduliLindungi memberikan batas masyarakat dalam beraktivitas. Saat pandemik seperti sekarang ini, masyarakat diminta untuk mengakses QR Code ketika hendak memasuki tempat umum. Masyarakat yang tidak memiliki akses pengetahuan atau teknologi terpaksa tidak dapat memasuki sebuah tempat. Padahal masyarakat membutuhkannya untuk mengurus kebutuhan mereka.

Evaluasi

Alat tracking seperti PeduliLindungi sebenarnya banyak digunakan di berbagai negara. Namun, ada beberapa negara sejauh ini telah menyudahi penggunaan aplikasi tracking tersebut. Masyarakat mengeluhkan ketidaknyamanannya atas diketahuinya data pribadi mereka. Namun, ada beberapa negara yang memberikan jaminan akan keamanan data pribadi penduduknya sehingga masyarakat tetap mengikuti.

Terlebih lagi pendanaan untuk pengendalian akan penggunaan data pada sebuah aplikasi sangat besar. Sampai sejauh ini hanya negara Jerman yang mau mempublikasikan bagaimana pengelolaan dan pembiayaan akan teknologi aplikasi tracking di negaranya.

Beberapa negara juga sudah melakukan evaluasi bila kasus semakin meningkat. Seperti yang dilakukan pada beberapa bagian negara di Australia. Beberapa lembaga kesehatan dan sosial di Australia menilai sudah seharusnya meninggalkan teknologi tracking tersebut. Hal ini disebabkan pendanaan yang tinggi bahkan hingga September 2021 telah mencapai 9 juta dolar. Sama halnya di Amerika; luasnya negara tersebut membuat penerapan aplikasi tidak terjadi secara merata, sehingga tidak memberikan kejelasan akan efektivitas dalam menyelesaikan pandemik Covid-19 ini.

Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah Indonesia?

Pemerintah Indonesia tentunya dapat mengadopsi dari beberapa pengalaman penggunaan di berbagai negara di dunia. Pengalaman tersebut bisa menjadi pembelajaran untuk menerapkan teknologi yang telah ada. Terlebih lagi teknologi digital menjanjikan kemudahan bagi produsen dan penggunanya dalam mengakses teknologi tersebut. Tindakan yang lebih jauh mungkin dapat dilakukan dengan meninggalkan penggunaan aplikasi tersebut. Tentunya dengan menimbang terlebih dahulu baik buruk dampaknya bagi masyarakat.

Masyarakat tentunya menaruh harapan besar agar pemerintah mampu mengatasi keadaan sosial dan ekonomi seperti sekarang ini. Terlebih lagi di saat naiknya angka penderita Covid-19 yang mengakibatkan terjadinya kembali pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di seluruh Indonesia. Meski masing-masing berbeda tingkatannya, namun memberikan efek yang berat bagi masyarakat yang kembali terpaksa untuk beraktivitas dari rumah.

Teknologi pada dasarnya diciptakan untuk memudahkan manusia dalam beraktivitas, bukan untuk mempersulit, apa lagi menghambat ruang gerak masyarakat. PeduliLindungi memang dimaksudkan baik untuk melacak dan mengendalikan penyebaran Covid-19 yang tidak kunjung usai. Tetapi, alangkah baiknya bila pemerintah mencoba kembali mendengarkan bagaimana efektivitas dari teknologi tersebut.

Terlebih lagi data yang telah diunggah masyarakat merupakan sesuatu yang penting untuk saat ini dan ke depannya. Dan, terakhir alangkah baiknya bila pendanaan tersebut digunakan untuk membantu masyarakat yang tengah bangkit dari kesulitan selama pandemi. Semoga kita mampu melewati pandemi ini dan menata kembali hidup kita, baik dalam aktivitas ekonomi maupun sosial.

Surya Anantatama mengajar di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Makassar

(mmu/mmu)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads