"Permisi Mas/Mbak, di sini ada wifi tidak? Password-nya apa ya?" Kata-kata tersebut tentu sudah tidak asing lagi jika kita berada di sebuah kafe atau restoran modern. Wifi kini telah menjadi incaran masyarakat luas khususnya generasi milenial untuk berselancar di dunia digital. Dengan bantuan wifi, kita bisa terus terhubung dan mengakses apa yang berada jauh dari lingkungan sekitar kita.
Perkembangan dunia teknologi yang disertai dengan kondisi pandemi telah membuat kita untuk terus bisa 'berteman baik' dengan internet. Untuk tetap eksis di internet, tentu kita membutuhkan kuota internet. Di sisi lain, kita bisa menggunakan wifi yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan kuota internet. Salah satu alternatif yang mudah didapatkan ialah wifi publik.
Wifi publik merupakan layanan di mana seluruh masyarakat bisa mengakses internet tanpa harus mengeluarkan biaya sepeser pun. Maka dari itu, tidak sedikit dari masyarakat lebih memilih untuk mencari wifi publik yang gratis dibandingkan harus membeli kuota internet secara rutin. Wifi publik kini bisa dengan mudahnya ditemukan di berbagai sudut dalam kota. Bandara, restoran, mall, kafe, dan bahkan transportasi seperti mobil travel, bus, dan pesawat sudah dilengkapi dengan wifi.
Hal tersebut disebabkan karena fasilitas free wifi telah menjadi suatu daya tarik sendiri bagi masyarakat. Tidak heran jika banyak restoran dan kafe kini menawarkan fasilitas tersebut dan berani menjaminkan kecepatan yang baik hanya untuk menarik konsumen. Kata 'gratis' dalam penawaran fasilitas wifi tentu menggiurkan bagi mereka yang tidak memiliki kuota internet atau sekadar ingin berhemat.
Layaknya peribahasa "orang haus diberi air, orang lapar diberi nasi", wifi publik tentu menjadi seperti mendapatkan sebuah doorprize bagi mereka yang menginginkan internet gratis. Banyak dari mereka pun menjadi buta dan langsung menggunakan wifi tersebut. Mereka tidak tahu bahwa di balik godaan kata 'gratis' tersebut tersembunyi banyak bahaya yang mengancam data dan privasi pengguna.
Meskipun wifi publik tidak terlihat mencurigakan, banyak tindakan kejahatan dan risiko yang mengintai para pengguna. Jika wifi tersebut bukanlah wifi yang dimiliki secara resmi, hacker atau pemilik wifi bisa saja mengambil data pengguna seperti password, history, dan data lain yang ditransfer melalui wifi tersebut. Terlebih lagi, kini Anda bisa menemukan berbagai cara untuk melakukan tindakan-tindakan ilegal seperti cracking, sniffing, evil twin, dan lain-lain di Google maupun Youtube.
Maka dari itu, siapapun bisa belajar hal tersebut dan mempraktikkannya kepada Anda yang sedang menggunakan wifi publik. Bayangkan jika Anda sebagai pengguna wifi publik sedang melakukan transaksi melalui mobile banking yang memperlihatkan data sensitif berupa nomor kartu bank dan kata sandi. Atau mungkin Anda ingin melakukan proses checkout di dalam akun e-commerce favorit Anda. Hacker dengan mudahnya bisa mengakses bank milik Anda tanpa khawatir seberapa sulit kata sandi yang dipakai. Dengan kata lain, menggunakan wifi publik sama saja dengan memberikan data kita kepada seseorang yang tidak kita kenal secara cuma-cuma.
Berbagai ancaman dengan jelas mengintai para pengguna wifi publik. Namun, masyarakat tetap lebih memilih untuk mencari dan menggunakannya. Mengapa hal tersebut terjadi? Masyarakat lebih memikirkan kenyamanan dan kesenangan semata untuk menggunakan internet tanpa harus mengeluarkan biaya. Mereka mengabaikan ancaman besar yang ada tepat di depan matanya hanya karena mereka merasa bahwa bahaya tersebut tidak menakutkan dan tidak penting.
Maka dari itu, diperlukan edukasi lebih lanjut bagi setiap pribadi tentang pentingnya menjaga data sensitif pribadi masing-masing. Di balik itu semua, wifi publik tentu masih boleh digunakan oleh masing-masing pengguna. Meskipun demikian, bukan berarti kita boleh menggunakannya secara sembarangan. Kita harus menggunakannya secara bijak agar data kita aman dari ancaman kejahatan siber. Gunakanlah wifi publik hanya untuk beraktivitas yang tidak membutuhkan data sensitif atau proses log in seperti membaca berita/komik, bermain game, googling, dan lain-lain.
Jika kita tetap membutuhkan internet, ada baiknya kita menggunakan hotspot milik kita sendiri. Alternatif lain yang dapat dicoba adalah menggunakan wifi publik yang resmi dan mengharuskan pengguna untuk memasukkan password. Wifi tersebut lebih aman dibandingkan wifi 'resmi' tanpa password. Dengan melakukan hal preventif tersebut, data pribadi kita dapat dipastikan aman dari ancaman hacker.
Internet yang telah menjadi 'makanan' kita sehari-hari tentu membutuhkan jaringan seperti kuota berbayar ataupun wifi. Wifi publik gratis yang telah tersedia di mana-mana dapat kita gunakan untuk mengeksplorasi internet yang luas dan tak terbatas. Meskipun demikian, kita sebagai pengguna harus berhati-hati dengan ekstra dan menggunakannya dengan bijak. Hal tersebut karena kejahatan siber akan selalu menjadi ancaman saat kita menggunakan wifi publik. Marilah kita mementingkan keamanan data pribadi dibandingkan kenyamanan yang hanya bertahan sesaat.
Kolom
Wifi Publik: Kenyamanan yang Membahayakan
Kamis, 06 Jan 2022 11:30 WIB

Jakarta -