Membangun Pariwisata di Ekor Pulau Kalimantan
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Membangun Pariwisata di Ekor Pulau Kalimantan

Selasa, 28 Des 2021 10:40 WIB
Kasman Emka
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Membangun Industri Pariwisata di Ekor Pulau Kalimantan
Kasman Emka (Foto: dok. pribadi)
Jakarta - Ekor Pulau Kalimantan merupakan kawasan perbatasan negara antara Indonesia dan Malaysia yang berada di ujung paling barat. Secara administratif desa Indonesia yang paling ujung di kawasan ini adalah Desa Temajuk, Kalimantan Barat sementara ujung Malaysia bernama Kampung Telok Melano, Distrik Sematan. Nama Temajuk dan Telok Melano inilah yang kemudian populer di kalangan wisatawan sebagai "Sepotong Surga di Ekor Pulau Borneo" karena keindahan alamnya.

Temajuk dan Telok Melano pada dasarnya memiliki daya tarik wisata alam yang relatif sama, karena keduanya masih berada dalam satu bentang alam. Destinasi wisata keduanya umumnya tersebar di sepanjang garis pantai, misalnya Pantai Tanjung Selimpai, Batu Bejamban, Pantai Camar Wulan di Pantai Temajuk dan Telok Labuan Gadung, Tanjung Datu National Park, Pantai Pasir Panjang di pantai Telok Melano.

Secara geografis Temajuk memiliki nilai lebih dibanding Telok Melano; Pantai Temajuk mendapatkan positioning untuk sunset, sementara Telok Melano hanya mendapatkan posisi sunrise, yang jika bertolak pada ketertarikan wisatawan asing tentu sunset lebih favorit. Selain itu hasil laut seperti ubur-ubur dan penyu yang ada di Temajuk juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tidak dimiliki oleh Telok Melano.

Dalam dua kali kunjungan ke kawasan perbatasan ini, saya mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakselerasi pembangunan industri pariwisata di Ekor Pulau Kalimantan tersebut.

Pengembangan Potensi

Pengembangan potensi wisata di kawasan ini begitu masif dilakukan terutama pada lima tahun terakhir, baik dilakukan oleh pemerintah ataupun oleh masyarakat setempat. Seolah satu komando, Temajuk dan Telok Melano terus berbenah dalam meningkatkan performa untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara.

Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan di Temajuk dengan mengadaptasi apa yang telah dilakukan oleh Malaysia di Telok Melano. Misalnya, Indonesia perlu membuka trayek wisata alam di hutan lindung dan pantai Tanjung Datok di ujung pulau, sehingga dapat meningkatkan minat wisatawan asing berkunjung ke Temajuk, seperti yang terjadi di Malaysia.

Selain itu, Indonesia juga perlu mengintegrasikan destinasi wisata Temajuk dengan Pulau Serasan yang memiliki pesona alam yang sangat menarik seperti apa yang telah dilakukan oleh Malaysia mengembangkan Pulau Talang-Talang sebagai bagian tak terpisahkan dari kawasan wisata Telok Melano.

Percepatan Infrastruktur

Keseriusan pemerintah dalam mempercepat pembangunan di Temajuk sebenarnya cukup besar, tercermin dari RPJMN 2020-2024; dari 18 PKSN yang ada, 6 PKSN ditetapkan sebagai Major Project yang salah satunya adalah PKSN Paloh-Aruk tempat Temajuk berada. Bahkan sejak misi Membangun Indonesia dari Pinggiran diusung oleh Pemerintahan Jokowi-JK, percepatan pembangunan infrastruktur di Temajuk mulai dikebut.

Kunjungan saya pada pertengahan 2018 menunjukkan pembangunan infrastruktur jalan untuk akses ke Temajuk sedang dibangun dari dua arah, yakni dari arah Kecamatan Paloh dan dari arah Aruk sebagai bagian dari jalan paralel perbatasan Indonesia-Malaysia. Adapun Malaysia merespons pembangunan infastruktur Indonesia dengan membangun akses jalan dari District Sematan ke Telok Melano, maklum selama ini akses ke Telok Melano hanya bisa dengan moda transportasi laut.

Kunjungan kali kedua awal November 2021 sayas mendapatkan kesan kurang baik; pembangunan jalan ke Temajuk baik dari Aruk ataupun dari Paloh tak kunjung selesai bahkan terkesan stag. Sementara untuk kondisi infrastruktur jalan dari Sematan ke Telok Melano berdasarkan informasi masyarakat di Temajuk dan hasil analisis menggunakan Google Earth, terkonfirmasi bahwa jalan di sana sudah selesai.

Kondisi fasilitas umum (ancillary service) sebagai pendukung kegiatan pariwisata di kedua negara juga masih sangat timpang terutama untuk hal yang sangat fundamental seperti jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi. Di Temajuk listrik hanya tersedia 12 jam sehari, sementara jaringan telekomunikasi masih sangat sulit dan kadang roaming.

Langkah Malaysia

Sebelum pandemi Covid-19, perlintasan Temajuk - Telok Melano berstatus pintu keluar masuk negara yang tidak resmi ditandai dengan Pos Lintas Batas (PLB) dan hanya dijaga oleh militer. Penduduk setempat yang tinggal menetap sekitar 20 kilometer dari garis perbatasan negara diperbolehkan keluar-masuk melalui PLB ini hanya dengan menunjukkan KTP. Namun PLB ini kemudian ditutup sepihak oleh pemerintah Malaysia pada masa pandemi.

Penutupan disertai dengan membangun Pos Kawalan Sempadan (PKS) Telok Melano. Langkah pemerintah Malaysia menutup PLB bisa dimaknai sebagai upaya mencegah masuknya virus corona ke wilayah mereka, bisa juga sebagai aji mumpung yakni dengan alasan pandemi, Malaysia berusaha mencegah masuknya barang-barang mereka ke Indonesia. Hal ini tentu merugikan masyarakat kita yang sebagian besar mendapatkan kebutuhan pokok dari Malaysia.

Dengan ditutupnya PLB, pemerintah Indonesia harus bisa memastikan agar kebutuhan masyarakat Temajuk yang selama ini diperoleh dari Malaysia bisa dipenuhi dan dengan harga yang bersaing.

Adapun langkah pemerintah Malaysia membuka PKS merupakan tantangan terbuka bagi pemerintah Indonesia untuk membuka PLBN di Temajuk. Dengan kata lain pemerintah Malaysia ingin perubahan status dari perlintasan tidak resmi ke perlintasan resmi. Dalam konteks ini, Malaysia tentu akan sangat diuntungkan karena wisatawan Indonesia dipastikan akan berbondong-bondong masuk ke Telok Melano, adapun dari sisi Indonesia harus berhati-hati terutama dalam timing pembukaan PLBN.

PLBN memang harus dibuka karena itu akan membuka peluang masuknya wisatawan Malaysia dan mancanegara ke Temajuk melalui PLBN tersebut, tapi kapan waktu yang tepat harus dipertimbangkan secara matang. Faktanya kondisi infrastruktur Temajuk saat ini belum memadai, sehingga bisa menimbulkan preseden buruk bagi wisatawan yang masuk dari Malaysia.

Penataan Ruang

Sinergi antarsemua stakeholder perlu dibangun selama proses pengembangan wilayah, terutama dalam hal penataan ruang. Hal ini penting mengingat potensi wisata yang besar di kawasan ini telah menarik berbagai pelaku usaha untuk berinvestasi. Jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat berpengaruh buruk bagi keberlanjutan kegiatan pariwisata Temajuk.

Selain itu saat ini mulai marak permukiman di perkampungan yang dapat mengganggu fungsi kepariwisataan kawasan, sehingga harus segera dikendalikan dengan menyusun peraturan tata ruang.

Kasman Emka dosen Program Magister Teknik Kajian Pembangunan Perkotaan dan Wilayah UNKRIS

(mmu/mmu)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads