Kolom Kang Hasan

Mengubah Hidup, Mengubah Kebiasaan

Hasanudin Abdurakhman - detikNews
Senin, 27 Des 2021 10:15 WIB
Hasanudin Abdurakhman (Ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Menjelang tahun baru banyak orang membuat resolusi. Tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Aku ingin mencapai ini, aku ingin mendapat itu. Ada sebagian yang berhasil mewujudkannya. Tapi ada banyak orang yang tidak berhasil. Jadinya, tahun-tahun terus berganti, tapi hidupnya tidak berubah, hanya begitu-begitu saja. Kenapa?

Ini sebenarnya soal yang sangat sederhana. Rumusnya adalah, keinginan tidak mengubah kenyataan. Soal ini bisa diilustrasikan dengan seseorang yang bangun pagi, ingin makan telur ceplok. Ia tidak akan mendapat telur ceplok sampai ia meletakkan penggorengan di atas kompor, menyalakan kompor, menuang minyak ke penggorengan, lalu memasukkan telur ke penggorengan. Sama halnya, ketika ia menginginkan telur dadar, ia tak akan mendapatkannya selain melakukan tindakan sesuai urutan proses membuat telur dadar. Kalau tindakan yang ia lakukan adalah langkah-langkah membuat telur ceplok, maka yang akan ia dapatkan adalah telur ceplok, bukan telur dadar.

Orang-orang yang ingin mengubah hidupnya harus mengubah tindakan-tindakan yang ia lakukan dalam hidup. Perubahan besar dalam hidup memerlukan perubahan besar pada tindakan. Mustahil ada perubahan besar dalam hidup kalau tidak ada perubahan besar pada tindakan.

Rumusan sederhana ini sering kali tidak dipahami dan tidak dihayati oleh banyak orang. Karena itu kita sering menyaksikan orang-orang yang mengatakan ingin berubah, ingin membuat perubahan, tapi tetap sama saja. Ia hanya punya keinginan, tak punya yang lain.

Perubahan dalam hidup tak hanya menuntut perubahan tindakan. Sebenarnya tindakan itu nomor dua. Yang harus lebih dulu berubah adalah pola pikir. Bagaimana kita melihat dunia dan permasalahannya menentukan tindakan apa yang akan kita ambil. Perubahan tidak sekadar ditentukan oleh tindakan, tapi oleh tindakan yang terarah untuk mencapai tujuan.

Yang ingin membuat resolusi akhir tahun sebaiknya menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Ia sekaligus harus merumuskan rincian tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Kelak dalam waktu dekat ia harus menyusun rencana aksi. Saat ini setidaknya ia harus tahu sikap dasar apa yang diperlukan agar bisa mengeksekusi rencana tadi guna mencapai tujuan.

Eksekusi rencana bisa menjadi sebuah siksaan. Banyak orang enggan memulai. Banyak pula yang memulai, tapi segera berhenti. Situasinya seperti seseorang yang mencoba melompat ke atas, kemudian jatuh kembali ke permukaan bumi. Ada gaya tarik yang sangat kuat dari keadaan dan kebiasaan-kebiasaan lama, yang membuat banyak orang tidak bisa berubah.

Untuk keluar dari bumi kita memerlukan energi yang lebih besar dari energi potensial gravitasi bumi. Energi itu dalam bentuk energi kinetik berwujud kecepatan awal, dalam istilah ilmu fisika disebut kecepatan kabur (escape velocity). Bila di muka bumi kita menyiapkan energi setara dengan kecepatan kabur tadi, maka kita bisa melepaskan diri dari pengaruh gravitasi bumi.

Demikianlah pula kita dan diri kita yang lama. Perlu energi besar untuk bisa lepas dari tarikan gaya hidup lama. Bila kita tidak menyediakan energi yang cukup, kita segera akan kembali dan tidak membuat perubahan.

Kenapa begitu? Karena kebiasaan. Kita dalam keseharian adalah kumpulan tindakan yang sebagian besar kita lakukan tanpa berpikir. Kita melakukan gerakan-gerakan otomatis, yang "programnya" disimpan di otak kita yang paling primitif. Sesekali kita sadar, kita ubah tindakan itu. Tapi sebentar saja otak kita sudah kembali ke keadaan "autopilot", lalu tanpa kita sadari kita kembali ke kebiasaan lama.

Perlu konsentrasi dan kesadaran besar untuk secara konsisten melakukan hal-hal baru yang berbeda, sampai hal-hal baru itu tersimpan di otak primitif kita, menggantikan program lama yang sudah lebih dulu tersimpan di sana. Kalau itu berhasil, maka kita akan membuat kebiasaan baru.

Tentu saja kebiasaan baru ini harus selaras dengan yang kita tuju. Misalnya, orang yang ingin menurunkan berat badan, harus membangun kebiasaan makan yang baru, serta kebiasaan menggerakkan badan berolah raga. Yang ingin meningkat kariernya harus belajar dan bekerja giat untuk meningkatkan kinerja. Orang-orang yang menginginkan sesuatu harus tahu kebiasaan-kebiasaan apa yang diperlukan untuk mencapai keinginan itu.

Setiap orang bisa membuat resolusi, dan mewujudkan resolusi itu menjadi kenyataan dengan rumus itu. Sebenarnya kapan resolusi itu dibuat bahkan tidak penting. Kita bisa memutuskan untuk berubah kapan saja kita mau. Tahun baru sebenarnya hanyalah produk imajinasi manusia. Pagi yang kita jalani pada suatu hari yang kita tandai sebagai tahun baru sebenarnya tak berbeda dengan pagi pada 364 hari yang lain.




(mmu/mmu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork