"Ada yg bisa tebak aku mau kemana?"
Kalimat yang diunggah Vanessa Angel di Instastory-nya itu seperti koin bermuka dua. Di satu sisi, istri Febri Ardiansyah ini ingin memberi teka-teki ringan dalam perjalanannya. Bisa jadi tujuannya untuk menyapa penggemarnya. Di sisi lain, ibunda Gala Sky ini memberi pertanyaan yang sangat filosofis dan mendalam bahwa di dalam hidup ini ada satu tujuan yang pasti kita alami bersama: perhentian terakhir.
Kecelakaan di tol Jomo-Jombang-Mojokerto-seperti memberi jawaban atas pertanyaan semua orang. Saat membaca berita itu, saya langsung teringat apa yang dikatakan oleh St. James yang futuris: And now I have a word for you who brashly announce, 'Today-at the latest, tomorrow-we're off to such and such a city for the year. We're going to start a business and make a lot of money.' You don't know the first thing about tomorrow. You're nothing but a wisp of fog, catching a brief bit of sun before disappearing. Instead, make it a habit to say, 'If the Master wills it and we're still alive, we'll do this or that.'
Kota Anu
Vanessa, suami, Sky, babysitter, dan sopir hendak berangkat ke sebuah kota. Such and such a city (Kota Anu) bagi St. James bicara soal perencanaan. Setiap kita punya rencana, termasuk rencana perjalanan, misalnya dari satu kota ke kota lain. "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung," begitu ucapan imajiner yang St. James tuliskan untuk memberi peringatan kepada kita. St. James melanjutkan: "Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok."
Benar sekali. Jangankan satu tahun, satu bulan, satu minggu dan satu hari, satu detik ke depan saja kita tidak tahu apa yang akan terjadi di sekitar kita dan apa yang akan menimpa kita. Di dalam perjalanan itu, apa saja bisa terjadi. Bisa jadi perjalanan kita diwarnai hal-hal yang menyenangkan seperti yang dialami Vanessa. Dia bahkan masih sempat mengunggah perjalanannya ke Instragram-nya. Seorang sahabat mengirimi saya video suasana di dalam mobil. Vanessa tampak ceria. Ada Gala Sky di sampingnya.
Bisa juga perjalanan kita terganggu entah oleh kemacetan atau hal-hal lain yang tak terduga. Dua kali perjalanan saya terhambat oleh pohon tumbang. Pertama saat mau ke bandara. Karena hujan lebat disertai petir yang menyambar-nyambar, sebuah pohon tumbang. Kedua, ketika keluar dari Newcastle. Saya sempat mampir beli kopi di 'warung' pinggir jalan.
Namun, perjalanan kita bisa terhenti atau berhenti total karena kita dipanggil pulang ke rumah Bapa. Panggilan Sang Khalik tidak bisa terjadi dalam waktu kurang dari satu detik. Inilah yang menimpa Vanessa Angel.
Sejumput Kabut
Karena ketidakpastian itulah, St. James memberi kita peringatan kedua. "Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap." Dibandingkan kekekalan, masa hidup kita memang seperti uap yang sekejap lenyap atau sejumput kabut yang tiba-tiba tertiup angin.
Siapa yang menduga Vanessa Angel 'pergi' begitu cepat. Kehidupan rumah tangganya bersama Bibi tampak indah. Apalagi sejak Gala Sky lahir. Vanessa Angel seperti dilahirkan kembali. Pernahkah Anda mengalami euforia pesta dan tiba-tiba saja mengalami kepedihan yang tak terkira? Begitulah hidup.
Insya Allah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 'Insya Allah' diterjemahkan 'Jika Allah mengizinkan." Bukankah nasihat ini juga yang St. James tulis? Sebenarnya kamu harus berkata: 'Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.' Artinya, di setiap jengkal tanah yang kita injak, oksigen yang kita hirup, dan ucapan yang kita keluarkan, perkenan Tuhan-Insya Allah-seharusnya meluncur dari mulut kita.
Firasat Sang Kupu-Kupu
Dalam bahasa Yunani, nama Vanessa artinya 'kupu-kupu', sedangkan Angel, bukan saja berarti malaikat tetapi juga 'pembawa pesan'. Kepergian Vanessa Angel seperti memberi pesan kepada kita untuk menjalani hidup yang lebih baik lagi.
Di channel Youtube milik Nikita Willy dan Indra Priawan, Vanessa ditanya pesannya untuk anaknya jika besar nanti. Jawaban Sang Kupu-Kupu seperti firasat. "Semoga kamu waktu nonton ini, mami masih ada," ujar Vanessa setelah sekian lama speechless menahan tangis. "Apapun yang mami lakuin di masa lalu, semoga Gala ngerti. Semoga Gala bisa bangga sama mami. Maafkan mami belum bisa menjadi ibu yang baik. Tapi mami akan terus berusaha untuk menjadi ibu yang baik buat kamu," tambah Vanessa sambil terus menangis.
Saya teringat apa yang diucapkan Rick Price. Penyanyi dan pencipta lagu dari Negeri Kanguru itu berkata, Every moment of your life is a second chance.
Apa yang akan kita lakukan jika diberi kesempatan kedua? Renungkan nasihat bijak Dave Wilson: Sometimes, life gives you a second chance, or even two. It's what you do with those second chances that count.
Itulah pesan terbaik dari seorang bunda kepada anaknya yang kini yatim piatu. Para sahabat yang mendengar kabar ini mengirim pesan WA kepada saya yang intinya menunjukkan empatinya kepada Gala Sky yang ditinggal kedua orangtuanya pasda saat masih balita.
How people die remains in the memory of those who live on - Dame Cicely Saunders.
Vanessa Angel telah pergi meninggalkan kita. Pesannya bagi Gala Sky bisa jadi pesan bagi kita semua. Selama kita masih bisa menarik napas --meskipun sebagian dengan tarikan berat-- kita masih terus melakukan kesalahan. Untuk itulah kita perlu terus-menerus memperbaiki diri sampai embusan napas terakhir kita. Di balik dinginnya kabut, kehangatan selimut Sang Khalik menanti kita di alam sana.
Selamat jalan Vanessa. Terbanglah....
Xavier Quentin Pranata pelukis kehidupan di kanvas jiwa
(mmu/mmu)