PANJALU, Inovasi Pemanfaatan Bentonit Kurangi Emisi Karbon Limbah Cair

Kolom

PANJALU, Inovasi Pemanfaatan Bentonit Kurangi Emisi Karbon Limbah Cair

Ridhan Mulki Hidayat Jati - detikNews
Minggu, 31 Okt 2021 13:45 WIB
PUPR
Foto: Istimewa
Jakarta -

PANJALU (Installation of Clay Absorptive Pipes): Inovasi Pemanfaatan Serbuk Lempung Aktif (Bentonit) Sebagai Absorban Bau, Warna, Tingkat Keasaman (Ph), Kadar Karbon (C), Merkuri (Hg) Serta Jumlah Bakteri Pada Limbah Cair Industri Kertas Mewujudkan Pengurangan Emisi Karbon Kawasan Perkotaan

Kemajuan teknologi dapat mengubah segala hal yang ada di dunia ini. Bahkan, saat ini teknologi telah dijadikan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Jika teknologi suatu negara maju, maka kemampuan sumber daya manusia di negara itu juga mengalami kemajuan.

Pengembangan industri dari hari ke hari semakin digalakkan. Salah satu bukti peningkatannya adalah semakin banyaknya industri yang berdiri di negara kita ini, baik yang dimiliki investor domestik maupun investor asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkembangan industri selama ini tidak terlalu mencolok bagaikan air yang mengalir, lambat tapi pasti. Sehingga tidak ada rasa puas dalam benak para pengusaha, karena hasil yang mereka dapatkan itu datang secara bertahap. Keberhasilan industri memang sangat menggiurkan kita, kadang kita tidak sadar bahwa ada sisi lain yang perlu kita waspadai, yaitu mengenai limbah dari hasil produksi itu, karena setiap proses produksi selalu menghasilkan limbah.

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pabrik kertas menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan non logam jenis C.

ADVERTISEMENT

Limbah cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan, termasuk industri kertas yang merupakan pada proses pembuatan kertas juga menghasilkan limbah. Karena dari proses pembuatan kertas dihasilkan sekitar 30% saja, sehingga sisanya muncul sebagai limbah.

Limbah yang dihasilkan pabrik kertas ini sangat beragam, yaitu limbah cair, partikulat, padat dan gas. Untuk mengatasi hal tersebut, bisa ditanggulangi dengan cara mengabsorbsi air tersebut, biasanya bahan yang digunakan adalah karbon aktif dari serbuk arang karbon kayu.

Tingkat keasaman (pH) air juga berubah akibat adanya limbah industri. Tidak ketinggalan bau dan warna air juga tidak netral. Ditambah lagi adanya kandungan logam ataupun bakteri pada beberapa air limbah.

Dalam penelitian ini kami mencoba membandingkan serbuk karbon arang kayu dengan lempung yang diaktivasi sehingga menjadi serbuk lempung aktif untuk menanggulangi limbah cair berwarna dan berbau.

Lempung aktif dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran warna dan bau ke dalam air. Selain itu lempung mudah dan banyak ditemukan di daerah Kediri.

Hal yang mendasari dalam pemecahan masalah yang terjadi adalah (1) untuk mengetahui apakah serbuk lempung aktif dapat digunakan sebagai bahan absorban pada limbah cair industri kertas, (2) untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk lempung aktif terhadap perubahan bau, warna dan tingkat keasaman (pH) pada limbah cair kertas, serta (3) untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk lempung aktif terhadap perubahan kadar non-logam karbon (C) dan logam berat merkuri (Hg) serta jumlah bakteri pada limbah cair kertas.

Kemungkinan Tanah Lempung Sebagai Absorban

Sifat dari tanah liat adalah lengket jika terkena air dan menggumpal jika kering. Hal ini umumnya menimbulkan keresahan pada masyarakat yang tinggal di daerah yang tanahnya adalah tanah liat.

Oleh karena itu, tanah liat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat bahan bangunan, dengan cara diaktivasi. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya.

Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan - kerutan atau 'pecah-pecah' bila kering.

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurnianya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya secara norma disebut dengan pencemaran air.

Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda. Sebagai contoh, air kali di pegunungan yang belum tercemar tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan untuk dikategorikan sebagai air minum (Philip Kristanto, 2004 : 72-73).

Arang aktif adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai daya serap/absorbsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap. Saat ini, arang aktif telah digunakan secara luas dalam industri kimia, makanan/minuman dan farmasi. Pada umumnya, arang aktif digunakan untuk bahan penyerap dan penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan juga sebagai katalisator.

Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan cara 'Destilasi Kering', yaitu pembakaran tanpa adanya oksigen pada temperatur tinggi. Untuk kegiatan ini dibutuhkan prototype tungku aktivasi (alat destilasi) yang merupakan kisi-kisi tempat arang yang diaktifkan dengan kapasitas 250 kg arang. Proses aktivasi dilakukan hanya dengan mengontrol temperatur selama waktu tertentu (Pusat Dokumentasi Dan Informasi Ilmiah LIPI).

Menurut Standar Industri Indonesia (SII No. 0258-79) persyaratan arang aktif adalah sebagai berikut:

Salah satu cara untuk menghilangkan komponen-komponen terlarut tersebut adalah dengan mengalirkan air yang telah diolah melalui lapisan karbon aktif. Komponen-komponen organik yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan karbon aktif dan terpisah dari air. Karbon yang sekarang banyak digunakan berbentuk butiran (granular) atau bubuk (tepung). Karbon yang berbentuk bubuk membutuhkan waktu kontak yang lebih sedikit (sebentar) dibanding karbon yang berbentuk butiran.

Karbon butiran dapat diaktifkan dan digunakan kembali setelah dipanaskan dalam furnace ganda. Karbon bubuk dapat langsung dimasukkan dalam air. Komponen-komponen organik akan teradsorbsi pada karbon yang selanjutnya dapat dipisahkan dengan penggumpalan menggunakan bahan kimia tertentu.

Fosfor yang merupakan nutrein tanaman dapat dihilangkan dari air dengan cara pengendapan. Teknik ini dapat diterapkan sebagai suatu tahap terpisah dalam penanganan air limbah. Dua metode kimia yang dapat digunakan untuk mengendapkan fosfor adalah dengan penambahan kapur (CaO), sehingga air menjadi bersifat alkali, fosfor dapat mengendap.

Metode yang lain adalah dengan penambahan metal hidroksida. Pada kedua metode tersebut fosfor anorganik (sebagai fostat) diendapkan sebagai garam fostat yang tidak larut dalam kation-kation separate Fe+3, Al+3, atau Ca+2, dan komponen fosfor organik diadsorbsikan pada endapan (floc) hidroksida yang terbentuk dari kation tersebut dalam larutan alkali. Lumpur yang dihasilkan dapat dikumpulkan dan dapat diberi perlakuan untuk regenerasi bahan pengendap tersebut.

Adapun tujuan absorbsi antara lain, menghilangkan bahan-bahan terlarut atau menghilangkan senyawa organik yang sulit dipisahkan/dipecahkan. Untuk mengabsorbsi zat pencemar, biasanya digunakan karbon aktif baik dalam bentuk granular maupun serbuk.

Sementara itu, untuk menentukan kualitas karbon aktif, dapat dilihat dari permukaan luarnya. Semakin luas permukaan kontak, semakin tinggi kualitas karbon aktif. Pada umumnya karbon aktif terbuat dari anthracite, bituminous, petroleum coke dan arang tempurung kelapa atau arang kayu. Kelebihan dari karbon aktif adalah dapat mengabsorbsi senyawa organik yang larut maupun senyawa yang tidak dapat dipecahkan oleh mikroorganisme. Zat racun (toksin) yang terdapat dalam air limbah akan diabsorbsi oleh karbon aktif.

Penggunaan karbon aktif tergantung pada bentuknya. Karbon aktif granular, kebanyakan digunakan untuk filter bed dan oleh karena itu juga disebut karbonbed. Fungsi dari bed tersebut adalah :

1) Sebagai filter, yaitu menyaring partikel yang terdapat di dalam air buangan.

2) Sebagai media biologis, yang digunakan sebagai media untuk pertumbuhan bakteri dan juga sekaligus membantu pemurnian air.

3) Sebagai absorber, yaitu menyerap partikel.

Keberadaan pabrik kertas di Jatim membawa degradasi bagi kualitas air. Nganjuk, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan Kediri adalah contoh wilayah yang rusak akibat buangan limbah cair pabrik kertas.

Pabrik Pulp dan Kertas di Jawa Timur memberikan kontribusi besar dalam ekspor non Migas Jawa Timur pada Semester Pertama Tahun 2003. Dari 2.597 juta dollar Amerika nilai Ekspor Non migas Jawa Timur, sumbangan terbesar diberikan sektor Industri Pulp dan kertas sebesar 348 juta dollar Amerika (sumber BI Surabaya).

Namun dibalik itu, Industri kertas juga menyumbang kerusakan terbesar di Perairan Brantas Jawa Timur. Bahkan pada Juni 2004 dalam program Proper (yaitu program penaatan industri dalam pengelolaan lingkungan). Empat pabrik kertas yang berdomisili di Jawa Timur masuk dalam daftar Merah atau belum memenuhi kriteria baku mutu buangan limbah cair.

Pabrik-pabrik tersebut antara lain, PT Pabrik Kertas Indonesia (PAKERIN) Pungging Mojokerto, PT Jaya Kertas Kecamatan Kertosono Kab. Nganjuk, PT Surya Zig - Zag Kecamatan Gampeng Rejo Kediri, PT Eureka Aba Mojosari Mojokerto Tiga industri dalam pantauan ecoton memang memiliki reputasi buruk terhadap pengelolaan lingkungan di wilayah masing-masing. Saat ini ecoton bekerja sama dengan Komunitas Peduli Lingkungan (KOLING) sedang melakukan pemantauan terhadap industri-industri tersebut.

Perusahaan kertas memang merupakan momok kerusakan lingkungan bagi ekosistem perairan karena karakter limbah mereka yang memiliki nilai BOD/COD (Kebutuhan oksigen dalam menguraikan senyawa biologi dan kimia) sangat tinggi. Sehingga limbah cair yang dibuang ke perairan akan mengakibatkan degradasi kualitas air yang ditandai dengan matinya ikan dan biota air. Sedangkan senyawa kimia yang dipakai dalam proses pemutihan, pemisahan tinta, dan pengasaman umumnya dibuang kesungai tanpa melalui proses pengolahan.

Akibatnya terjadi kontaminasi terhadap sumur-sumur warga yang tinggal di bantaran kali. Selain keempat pabrik d iatas, di Jawa Timur terdapat PT AdiPrima Sura Printa, Wringin Anom Gresik PT Surabaya Agung Pulp and Paper Tbk, Driyorejo Gresik PT Meka Boks, Driyorejo Gresik PT Suparma, Surabaya yang termasuk dalam industri-industri yang memberikan 86% kontribusi pencemaran di Kali Surabaya.

Air mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Kualitas air ditentukan oleh berbagai faktor fisik, kimia, mikrobiologi. Kualitas fisik meliputi bau, warna, rasa dan kekeruhan, sedangkan kadar oksigen meliputi kadar oksigen terlarut dan berbagai senyawa kimia lain seperti nitrit, nitrat, fostal. Kualitas mikrobiologi air ditentukan oleh jumlah total bakteri atau total plate count (TPC), kandungan bakteri Colifrom dan Escherichia coli serta kandungan bakteri patogen seperti Salmonela, Shigella, maupun Vibrio.

Pemeriksaan air untuk mengetahui adanya kontaminasi oleh bakteri colifrom dan E. Coli dilakukan melalui tiga tahap uji yaitu uji dugaan (Presumtive test), uji penetapan (confirmed test) dan uji lengkap (completed test). Uji dugaan dilakukan pada media laktosa cair yang selanjutnya hasil positif ditandai dengan terbentuknya gas dan asam yang mengakibatkan perubahan warna media. Hasil uji ini selanjutnya dicocokkan dengan indeks Most Probable Number (MPN).

Bila uji dugaan menunjukkan hasil positif, maka perlu dilakukan uji penetapan dengan menggoreskan hasil dari uji dugaan ke dalam media Endo agar atau Eosin Methylene Blue (EMB) agar, uji penetapan dapat juga dilakukan pada media cair Brilliant Green Bile Lactosa (brilla broth) dalam tabung reaksi. Uji penetapan bertujuan untuk memperkuat dugaan bahwa memang terdapat bakteri E coli didalam sampel air. Uji penetapan menunjukkan hasil positif bila terdapat koloni berwarna keemasan pada media Endo agar atau koloni berwarna merah kehijauan mengkilat pada media EMB agar, uji positif pada Brilla broth ditandai dengan terbentuknya gas.

Selanjutnya, perlu dilakukan uji lengkap yang bertujuan untuk memastikan bahwa E Coli memang benar-benar ada di dalam sample air. Hasil uji lengkap positif menunjukkan sampel air yang diuji telah tercemar oleh bakteri E coli. Star air minum yang memenuhi persyaratan yang tekah ditentukan oleh Depkes RI adalah mengandung 0- 5/100 ml air.

Mikrobia yang berasal dari lingkungan berada dalam populasi campuran. Di alam sangat jarang mikrobia berada dalam spesies tunggal. Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan ajakan murni sangatlah penting.

Selain itu pemeliharaan kemurnian isolate selama penyimpanan juga sangat perlu diperhatikan, karena berkaitan dengan produk atau metabolic tertentu dari satu spesies tunggal. Selain itu karakter biakan, meliputi karakter morfologi dan fisiologi dari suatu spesies hanya dapat dipelajari apabila spesies tunggal mikrobia terpisah dari populasi campurannya.

Untuk itu perlu dilakukan isolasi dan pemurnian untuk mendapatkan biakan bumi. Teknik isolasi/pemisahan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melakukan pengenceran berseri dilakukan dengan pembiakan pada media yang sesuai yaitu metode cawan tuang (pouered plate) atau cawan gores (streak plate). Biakan murni (isolate) yang diperoleh dari tahap 3, selanjutnya dapat disimpan pada jangka waktu yang lama untuk penelitian dan sebagainya. Dengan cara memindahkan media agar miring (slant agar) yang mengandung media yang sesuai (NA atau PDA) dan disimpan pada suhu 40 C (Anonim,2003 : Petunjuk Praktikum Biologi : 16-17).

Penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk memahami dan menerangkan permasalahan penelitian ini, dengan melakukan studi eksperimental laboratorium dengan cara mengamati perubahan bau, warna, tingkat keasaman (pH) pada limbah cair kertas akibat pemberian arang karbon dan serbuk lempung aktif. Selanjutnya menguji kadar non-logam karbon (C) dan logam berat Merkuri (Hg) serta jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pemberian serbuk lempung aktif. Dikarenakan pada studi eksperimental peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel penelitian dan kemudian mempelajari efek perlakuan tersebut (Campbell DT, Stanley JC;1963).

Serbuk arang karbon yang digunakan berasal dari arang karbon kayu yang sudah diaktivasi. Serbuk lempung aktif yang digunakan berasal dari bahan lempung / tanah liat yang sudah diaktivasi. Limbah cair kertas yang digunakan adalah limbah yang mengalir dari selokan pabrik kertas yang akan mengalir ke sungai. Adapun yang diamati adalah perubahan bau, warna, dan tingkat keasaman (pH) pada masing-masing sampel.

Serbuk lempung aktif dapat dimanfaatkan sebagai bahan absorban pada limbah cair. Terdapat perbedaan bau, warna, dan tingkat keasaman (pH) akibat pemberian serbuk lempung aktif pada limbah cair kertas. Terdapat perubahan kadar non-logam Karbon (C) dan logam berat Merkuri (Hg) serta jumlah bakteri akibat pemberian serbuk lempung aktif terhadap limbah cair industri kertas, dan terdapat perbedaan dari masing-masing variasi tersebut.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan, antara lain studi literatur. Sumber pustaka studi yang didapatkan berasal dari membaca, menganalisis dan mengaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang diangkat. Studi pustaka ini meliputi buku, surat kabar cetak, online dan jurnal penelitian yang dianggap relevan dengan pembahasan.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah:

a) Data kualitatif, yakni data yang berasal dari hasil wawancara berupa deskripsi dengan para responden (Brotowidjojo, Mukayat D. 1995).

b) Data kuantitatif, yakni data yang berasal dari kajian kepustakaan dan hasil eksperimen (Brotowidjojo, Mukayat D. 1995).

Sumber data yang peneliti gunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah:

1. Sumber data primer, yaitu data pustaka yang merupakan penjelasan langsung dari seorang peneliti mengenai peneitian yang telah dilakukannya.

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan dari data yang sudah dikumpulkan oleh pihak sebelumnya.

Proses analisis dilakukan pada data-data yang terkumpul yang kemudian dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang relevan.

Kemudian dapat diambil titik utama yang diolah menjadi beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan rekomendasi yang terkait. Dengan cara mendeskripsikan dan membandingkan perubahan bau, warna dan tingkat keasaman (pH) sebelum dan sesudah pemberian arang karbon dan lempung aktif.

Selanjutnya juga membandingkan bau, warna, pH, kadar non-logam jenis karbon (C), logam berat jenis merkuri (Hg) dan jumlah bakteri pada limbah cair kertas akibat pemberian serbuk lempung aktif dengan kontrol. Kemudian juga menggunakan analisis statistika pada semua sampel untuk mengetahui perbedaan pada masing-masing variasi.

Prosedur Penelitian

Kualitas air limbah menunjukkan spesifikasi limbah diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemaran di dalam limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan semakin kecil konsentrasinya, hal itu menunjukkan semakin kecilnya peluang untuk terjadinya pencemaran limbah.

Beberapa kemungkinan yang terjadi akibat limbah di lingkungan, antara lain:

1. Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal ini disebabkan karena volume limbah kecil, parameter pencemaran yang terdapat dalam limbah sedikit dengan konsentrasi yang kecil.

2. Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran.

3. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda (bangunan), tanaman dan peternakan.

4. Merusak atau membunuh kehidupan yang ada dalam air.

5. Dapat merusak keindahan (estetika) karena bau busuk dan tidak enak dipandang.

Pabrik Pulp dan Kertas di Jawa Timur memberikan kontribusi besar dalam ekspor non Migas Jawa Timur pada Semester Pertama Tahun 2003. Dari 2.597 juta dollar Amerika nilai

Ekspor Non migas Jawa Timur, sumbangan terbesar diberikan sektor Industri Pulp dan kertas sebesar 348 juta dollar Amerika (sumber BI Surabaya).

Namun di balik itu industri kertas juga menyumbang kerusakan terbesar di Perairan Brantas Jawa Timur. Bahkan pada Juni 2004 dalam program Proper (yaitu program penaatan industri dalam pengelolaan lingkungan). Empat pabrik kertas yang berdomisili di Jawa Timur masuk dalam daftar merah atau belum memenuhi kriteria baku mutu buangan limbah cair.

Pabrik-pabrik tersebut antara PT Pabrik Kertas Indonesia (PAKERIN) Pungging Mojokerto, PT Jaya Kertas Kecamatan Kertosono Kab. Nganjuk, PT Surya Zig-Zag Kecamatan Gampeng Rejo Kediri, PT Eureka Aba Mojosari Mojokerto Tiga industri dalam pantauan ecoton memang memiliki reputasi buruk terhadap pengelolaan lingkungan di wilayah masing-masing. Saat ini ecoton bekerja sama dengan Komunitas Peduli Lingkungan (KOLING) sedang melakukan pemantauan terhadap industri-industri tersebut.

Air mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Kualitas air ditentukan oleh berbagai faktor fisik, kimia, mikrobiologi. Kualitas fisik meliputi bau, warna, rasa dan kekeruhan, sedangkan kadar oksigen meliputi kadar oksigen terlarut dan berbagai senyawa kimia lain seperti nitrit, nitrat, fostal. Kualitas mikrobiologi air ditentukan oleh jumlah total bakteri atau total plate count (TPC), kandungan bakteri Colifrom dan Escherichia coli serta kandungan bakteri patogen seperti Salmonela, Shigella, maupun Vibrio.

Mikrobia yang berasal dari lingkungan berada dalam populasi campuran. Di alam sangat jarang mikrobia berada dalam spesies tunggal. Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan ajakan murni sangatlah penting. Selain itu pemeliharaan kemurnian isolate selama penyimpanan juga sangat perlu diperhatikan, karena berkaitan dengan produk atau metabolic tertentu dari satu spesies tunggal. Selain itu karakter biakan, meliputi karakter morfologi dan fisiologi dari suatu spesies hanya dapat dipelajari apabila spesies tunggal mikrobia terpisah dari populasi campurannya. Untuk itu perlu dilakukan isolasi dan pemurnian untuk mendapatkan biakan bumi. Teknik isolasi / pemisahan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: melakukan pengenceran berseri dilakukan dengan pembiakan pada media yang sesuai yaitu metode cawan tuang (pouered plate) atau cawan gores (streak plate) (Anonim,2003:Petunjuk praktikum biologi:16-17).

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

  • Penumbuk 1 buah
  • Keranjang Pengayak 1 buah
  • Kantong Plastik 4 buah
  • Neraca Ohaus 2 buah
  • Neraca Ohaus Digital 1 buah
  • Gelas Air Mineral 250 ml 165 buah
  • Gelas Kimia 4 buah
  • Gelas Ukur 4 buah
  • Indicator Pepper 10 buah
  • Kertas Saring 165 lembar
  • pH meter Digital 1 buah
  • Sendok Pengaduk 4 buah
  • Gelas Corong 4 buah
  • Bejana 4 buah

Sementara itu, bahan-bahan yang digunakan adalah

  • Lempung 500 gram
  • Arang Karbon 30 gram
  • Limbah Cair Kertas 6000 mL

Dalam penelitian ini kami melakukan percobaan yaitu,

Keterangan :

a. Pada setiap variasi dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali.

b. Volume kontrol adalah 100 mL.

c. Tempat yang digunakan adalah didalam ruangan dengan suhu kamar.

d. Volume limbah yang dimaksud adalah limbah cair kertas yang mengalir ke sungai yang sudah tercampur dengan air sungai

e. Hal - hal yang diamati adalah perubahan warna, bau, dan tingkat keasaman (pH). Dan juga mengamati perubahan kadar non-logam karbon (C) dan logam berat merkuri (Hg) serta jumlah bakteri.

f. Membandingkan larutan limbah yang dicampur serbuk lempung aktif dengan arang karbon.

Adapun prosedur-prosedur dalam penelitian ini adalah :

  1. Mencari arang karbon dan lempung.
  2. Lempung diaktifasi dengan temperatur tertentu sehingga menjadi serbuk lempung aktif.
  3. Menghaluskan arang karbon dan lempung dengan ayakan agar partikelnya semakin kecil.
  4. Melakukan percobaan.
  5. Menimbang serbuk lempung aktif dan arang karbon
  6. Mengukur volume limbah cair kertas.
  7. Mencampurkan limbah cair kertas dengan serbuk lempung aktif.
  8. Mencampurkan limbah cair kertas dengan serbuk arang karbon.
  9. Menandai masing - masing variasi pada sampel.
  10. Merendam campuran serbuk lempung aktif dan arang karbon dalam limbah cair kertas pada masing-masing variasi selama 24 jam.
  11. Menyaring semua sampel dengan menggunakan kertas saring.
  12. Mencatat hasil percobaan terhadap masing-masing variasi.
  13. Membuat laporan.

Parameter pengamatan yang diamati adalah :

1. Membandingkan perubahan bau, warna, dan tingkat keasaman (pH) antara serbuk lempung aktif dengan arang karbon pada limbah cair kertas.

2. Membandingkan perubahan akibat pemberian serbuk lempung aktif terhadap bau, warna, tingkat keasaman (pH), kadar non-logam karbon (C) dan logam berat merkuri (Hg) serta jumlah bakteri dengan kontrol pada limbah cair kertas.

Serbuk Lempung Mungkin Jadi Bahan Absorban

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa serbuk lempung aktif kemungkinan dapat digunakan sebagai bahan absorban yang kualitasnya tidak akan kalah dengan serbuk arang karbon. Akan terjadi perubahan bau, warna, pH, kadar logam berat dan jumlah bakteri limbah cair akibat pemberian serbuk lempung aktif, dikarenakan di dalam serbuk lempung aktif tersebut terdapat ruang-ruang yang mana dapat mengabsorbsi limbah cair dan dapat digunakan sebagai bahan absorban.

Pengabsorbsian dilakukan dengan cara direndam selama 24 jam. Berdasarkan kajian analisis dan sintesis penulis, yang dapat diberikan bekerja sama dari berbagai pihak terkait seperti kalangan akademisi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, masyarakat dan industri dalam upaya menjalankan aktivitas berwawasan lingkungan yang berkarakter melalui inovasi optimalisasi pemanfaatan serbuk lempung aktif (bentonit) sebagai absorban bau, warna, tingkat keasaman (pH), kadar non-logam jenis Karbon (C) dan logam berat jenis Merkuri (Hg) serta jumlah bakteri pada Limbah Cair Industri Kertas.

Membuat tim khusus dalam upaya pengkajian pembuatan serbuk lempung aktif (Bentonit) sebagai absorban. Dilakukan upaya pengembangan ide inovasi tersebut sebagai bentuk rasa cinta terhadap lingkungan sekitar sehingga menjadikannya sebagai barang jual.

Ridhan Mulki Hidayat Jati, Juara Favorit Karya Tulis PUPR Kategori Umum

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads