Kebaikan Semu
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kebaikan Semu

Jumat, 07 Apr 2006 07:14 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Sabtu lalu saya pergi hendak "mewisuda" para calon pengusaha muda di "pesantren" wirausaha yang saya pimpin di Klaten Jawa Tengah. Pesantren wirausaha ini mendidik para calon wirausaha selama enam bulan. Setiap angkatan hanya menerima 20 calon wirausaha putra, lulusan SLTA, berusia antara 18-22 tahun. Mereka diseleksi dari seluruh Indonesia. Pendidikan yang dilakukan selain melalui transfer knowledge, pemberian skill khusus, juga mendorong perubahan attitude positif, produktif dan kontributif.Ketika di pesawat menuju ke tempat wisuda, saya duduk bersebelahan dengan mas Bambang (29) yang baru saja terkena PHK. Dalam kesempatan itu mas Bambang bercerita, "Atasan saya sentimen dengan saya, pak. Dia katakan saya tidak bisa memenuhi standar kerja dia. Padahal target yang diberikan kepada saya selalu tercapai. Di sisi lain banyak yang kualitas kerjanya jauh di bawah saya tapi tidak di PHK. Saya nggak habis pikir, dia satu almamater dengan saya bahkan boleh dikata selama ini hubungan kami sangat baik."Setelah mas Bambang selesai mengungkapkan semua uneg-unegnya, saya ajukan pertanyaan sederhana kepada beliau, "Sejujurnya mas Bambang menyukai pekerjaan di perusahaan itu tidak?" Dengan sedikit menarik napas, mas Bambang menjawab, "sebenarnya saya tidak terlalu menyukai pekerjaan itu. Saya terpaksa, dari pada ngganggur. Saya juga perlu status sosial di depan calon mertua saya."Tanpa menunggu mas Bambang selesai berkomentar saya langsung berkata, "Pilihan bos anda adalah tepat. Mem-PHK anda justeru menyelamatkan hidup anda dalam jangka panjang. Dia tidak ingin anda bekerja bukan pada jalur sejati anda. Dia tidak ingin memberi kebaikan semu kepada anda.""Kebaikan semu?" sergah mas Bambang. "Ya, bila bos anda membiarkan anda bekerja dengan keterpaksaan dan tetap menjadikan anda sebagai karyawan karena pertimbangan almamater dan hubungan baik, maka sesungguhnya bos anda memberi kebaikan semu kepada anda. Anda seharusnya bersyukur karena di-PHK sekarang. Bagaimana kalau anda di PHK di usia senja? Anda akan sangat sulit mencari pekerjaan di tempat lain. Sementara saat ini, usia anda masih sangat muda dan masih memiliki kesempatan luas untuk mencari pekerjaan di perusahaan lain."Kebaikan semu muncul ketika sikap dan perilaku positif yang kita tunjukkan bertentangan dengan nurani kita. Kita membiarkan staf kita yang tidak memiliki kemampuan ketika bekerja, itu adalah kebaikan semu. Kita memberi pujian dan penghargaan kepada orang lain yang tidak tepat, itu juga kebaikan semu. Kita mendukung orang untuk menjadi pimpinan padahal kita yakin bahwa dia tidak mampu, sesungguhnya kebaikan kita adalah kebaikan semu. Dalam jangka panjang, kebaikan semu akan menyesatkan orang yang menerimanya.Kebaikan semu dari orang-orang di sekeliling pak Harto yang dulu kita kenal ABS (Asal Babak Senang) telah menjadikan dia harus melepaskan kekuasannya disertai berbagai hujatan. Kebaikan semu dari para negara donor, telah menjadikan negara berkembang terlilit hutang berkepanjangan. Kebaikan semu dari para mitra kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU), telah menjadikan para petinggi KPU meringkuk di dalam jeruji besi. Nah, berapa orang yang telah menjadi korban kebaikan semu dari anda selama ini?Keterangan Penulis:Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup. (/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads