Judul: The Joy of Missing Out: Seni Menjalani Hidup Tanpa Rasa Panik; Penulis: Tanya Dalton; Penerjemah: Rini Nurul Badariyah; Penerbit: Bentang Pustaka, Maret 2021; Tebal: 264 Halaman
Produktivitas adalah problem utama yang dihadapi orang-orang modern sekarang ini. Terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan, menjadi produktif dalam kehidupan sehari-hari selalu menjadi tuntutan sekaligus tantangan. Semuanya seolah harus segera dilakukan karena berpacu dengan waktu yang semakin terbatas.
Tidak jarang, banyak orang merasa kecewa ketika melalui hari-hari dengan kegiatan luar biasa sibuk dan memeras keringat, namun ketika beranjak tidur mereka masih diselimuti oleh perasaan gagal. Merasa telah mengerahkan banyak tenaga, namun ternyata tidak betul-betul optimal dalam menjalani hari.
Kegelisahan semacam itulah yang ditangkap oleh Tanya Dalton dalam bukunya ini. Buku berjudul The Joy of Missing Out ia tulis sebagai upaya memaknai ulang apa yang disebut sebagai produktivitas. Tanya Dalton adalah seorang pakar produktivitas sekaligus CEO dari perusahaan yang didirikannya. Buku yang telah memenangkan penghargaan International Excellence Awards 2019 ini mengulas produktivitas dengan berfokus pada aspek sikap kita di hadapan prioritas-prioritas yang dibuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerepotan dan Mitos Diri
Buku ini ditulis oleh Tanya berawal dari kisah pribadinya yang kerepotan dengan kegiatan sehari-hari. Ia merasa sibuk luar biasa tatkala harus menjalani perannya sebagai pengusaha sekaligus ibu rumah tangga. Mengurus pekerjaan kantor, membalas email, memasak, mengantar anak ke sekolah, dan lain-lainnya. Sampai kemudian ia menyadari bahwa sebetulnya bukan karena aktivitas itulah yang menyibukkan kecuali ia yang menyibukkan dirinya sendiri.
Inilah yang menurut Tanya apa yang ia sebut sebagai mitos diri. Kita semua memiliki daftar mitos tentang diri sendiri yang kita percayai, misalnya pikiran-pikiran seperti kita harus begini, punya pekerjaan begitu, atau menjalani kehidupan seperti itu, namun hal itu jarang kita sadari. Kita musti bertanya ulang, apakah mitos itu benar?
Bagi Tanya, kita harus bisa membedakan antara sibuk dan produktif. Kerepotan bukan karena terlalu banyak yang harus dikerjakan, melainkan tidak tahu harus mulai dari mana. Itu yang membedakan antara orang-orang yang melewati hari-harinya dengan kesadaran dan tanpa kesadaran. Tanya meyakini bahwa tugas utama agar terhindar dari mitos-mitos diri itu adalah dengan mengidentifikasi dan memperjelas kembali prioritas kita. Premis inilah yang diusung dalam buku ini.
Prinsip Produktivitas
Istilah JOMO (Joy of Missing Out) merupakan akronim yang berarti menikmati setiap momen yang kita kerjakan tanpa takut tertinggal. Kerepotan sehari-hari yang memaksa kita melakukan banyak hal bisa jadi sebuah mental yang lahir dari kecemasan akan sesuatu yang sedang populer atau yang dianggap benar oleh masyarakat. Mental itu kemudian mewujud dalam tindakan kita yang seolah-olah harus melakukan semua hal.
Kenyataannya, sebagai manusia biasa, kita tidak bisa melakukan semua hal. Tanya mengatakan, "Setiap orang memiliki tiga sumber daya utama, yakni waktu, energi, dan fokus. Masing-masing unsur ini adalah produk yang mudah menyurut, begitu diinvestasikan, lenyap selamanya". Karena itulah dalam menjalani kehidupan yang produktif kita perlu menemukan prioritas dan tujuan supaya tidak lagi berusaha mengerjakan semuanya.
Tanya menjelaskan bahwa setiap produktivitas tidak akan berjalan optimal apabila kita tidak betul-betul menentukan siapa diri kita. Sebab, menentukan diri kita sebagai apa dan bagaimana adalah prinsip mendasar untuk memulai merancang produktivitas. Setelah itu terjawab, kita mulai bisa membangun goal-goal yang mengantarkan kita pada tujuan, atau apa yang Tanya sebut sebagai "Bintang Utara"
"Bintang utara" adalah kombinasi dari misi, pernyataan visi, dan nilai-nilai inti yang kita anut. Masing-masing akan menjawab tentang jati diri yang kita tentukan. Jika kita telah menemukan bintang utara, maka itulah yang akan berfungsi sebagai pemandu dan penunjuk arah dalam berbagai pengambilan keputusan setiap hari.
Harmoni sebagai Tujuan Produktivitas
Buku ini terdiri dari empat bab dengan masing-masing babnya terdiri atas beberapa sub judul. Setiap ulasan dibahas secara ringkas dan padat. Tanya juga meletakkan studi kasus berdasarkan pengalaman pribadi dan para kliennya untuk menjelaskan gagasannya. Ia juga melampirkan gambar-gambar ilustrasi yang mempermudah pembaca memahami teori yang ia buat.
Hal yang paling jamak kita dengar, untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan besar, kita harus memecahnya menjadi bagian-bagian kecil. Di sini, Tanya tidak hanya berhenti di situ, upaya yang juga penting dilakukan adalah memperjelasnya. Semakin jelas, dan semakin spesifik fokus dan target pekerjaan kita, maka akan semakin ringan kita menyelesaikannya. Kejelasan ini membantu kita dalam mengontrol diri dalam bertindak, termasuk memilah dan memilih informasi yang diperlukan.
Tanya menyimpulkan bahwa hidup yang produktif adalah tidak semata efisien menjalani pekerjaan, tapi juga efektif. Karenanya di buku ini, ada tips-tips dan langkah-langkah teknis yang bisa diterapkan secara praktis dalam kehidupan kita, seperti 4 langkah membentuk kebiasaan dan rumus 3 R dalam menyusun rencana yang baik.
Metode yang dikembangkan oleh Tanya ini ia sebut sebagai metode liveWELL yang menghendaki pendekatan holistik pada produktivitas. Dengan kata lain, membangun produktivitas dengan mempertimbangkan harmoni dari segala aspek dalam hidup. Akhirnya, buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang tengah berjuang menjadi produktif setiap hari. Bacalah buku ini untuk melihat kembali makna produktivitas bagi Anda yang sesungguhnya. Selamat membaca!
(mmu/mmu)