Revolusi Berceloteh Bebas bagi Warga Twitter
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Revolusi Berceloteh Bebas bagi Warga Twitter

Jumat, 06 Agu 2021 10:50 WIB
Tahta Rizki
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Auto Base, fenomena "baru" media sosial Twitter
Jakarta -

"Boleh juga nder!"
"Cak! ayo nak kodam!"
"Semangat interview besok ya nder!"

Kalimat-kalimat di atas, lumrah ditemukan di beranda Twitter. Kalau Anda sudah tidak menggunakan Twitter 4 tahun terakhir, dijamin akan dilanda bimbang dengan aneka kicauan tersebut. Apalagi, pengirim tweet tersebut bukan dari akun seseorang. Melainkan, muncul dari akun dengan embel-embel base atau fess.

Twitter dikenal dengan bebasnya masyarakat untuk bisa menuangkan unek-unek melalui cuitan online. Berdasarkan hasil riset Hootsuite, yang dilansir dari VOI.id (2021), pengguna Twitter di Indonesia meningkat dari tahun 2020 lalu sebesar 7.6%. Cuitan berupa teks pendek inilah yang membuat Twitter menjadi unik dibanding medsos lainnya. Meski awalnya terbatas 140 karakter, namun sejak 2017 telah diekspansi menjadi 270 karakter. Tentu ini menjadi kelebihan bagi warganet yang suka berceloteh online.

Seiring berjalannya waktu, warga Twitter tampaknya semakin menjaga privasi diri secara online. Tak sedikit yang mengunci akun pribadi mereka, hingga membuat akun alter (akun kedua) untuk mengekspresikan diri mereka secara anonim dan tanpa judgement. Alasannya pun beragam. Mulai dari rasa malu dilihat teman/sahabat/dosen, atau yang bahkan yang paling krusial, yakni malu dilihat pihak HRD kantor. Apalagi, jika Anda seorang fresh graduate yang fokus mencari pekerjaan.

Dari situlah, auto base berangsur populer di Twitter, seakan menjadi revolusi solutif yang datangnya tepat waktu. Lalu apa sih, sebenarnya autobase di Twitter? Dilansir dari VOI (2020), auto base sejatinya akun yang mampu mem-posting berbagai menfess (mention confess), yang dikirim oleh pengguna Twitter via DM (Direct Message). Tweet yang di-posting pun terjaga kerahasiannya, karena identitas pengirim tidak akan muncul. Dengan begitu, tidak ada yang tahu siapa sender (pengirim) dari tweet tersebut.

Selanjutnya, siapapun bisa merespons menfess yang dikirim tersebut dengan reply tweet, retweet, atau like.

Umumnya, auto base sudah memiliki banyak follower, sehingga akan menjangkau banyak kalangan. Tak ayal, auto base digemari karena sifatnya yang mudah dalam mendapat respons warganet Twitter. Sehingga, banyak ditemukan aneka cuitan dari yang receh, sampai kontroversial, dan selalu mengundang warga Twitter untuk turut memberikan reply tweet.

Akun-akun auto base ini mayoritas muncul dari kesamaan tempat tinggal, minat, maupun hobi. Contohnya saja @sbyfess, yang merupakan tempat berkumpulnya warga Twitter Surabaya. Atau @worksfess, yang menjadi wadah pencerahan dan diskusi bagi pencaker dan pekerja. Adapun akun @collegemenfess, yang penuh dengan pertukaran cerita-derita sebagai mahasiswa.

Seperti yang sudah-sudah, setiap inovasi yang muncul pasti memberikan berbagai dampak tersendiri. Dalam dunia Twitter, akun base/menfess menunjukkan angka followers yang terus melaju naik. Merupakan tanda positif bahwa inovasi ini semakin diterima warga Twitter. Bahkan tak jarang warga Twitter meminta follow back dari akun auto base, supaya mereka juga bisa mengirim tweet secara anonim.

Positifnya, adanya akun auto base menjadikan keberanian komunikasi menjadi meningkat, karena kita bisa berekspresi secara anonim di Twitter. Tak banyak warga Twitter yang berani speak up mengenai berbagai hal jika harus menggunakan akun pribadi mereka. Sekalinya ada, penulis tweet lantas dihujani pro-kontra yang apabila sampai parah akan mengganggu kesehatan mental. Melalui menfess, cuitan mereka akan diterbitkan secara anonim.

Negatifnya, acapkali auto base disalahgunakan oleh warga Twitter. Dengan status anonimusnya, tak jarang mereka menulis cuitan yang "unfaedah", cuitan berbau bullying, sampai cuitan yang kontroversial. Rasa aman sebagai anonim justru disalahgunakan oleh warga Twitter. Misalnya, saat ada yang mencuitkan tweet kontroversial via base yang mengakibatkan amarah warganet meradang.

Berkat status penulis tweet yang anonim, warganet pun hanya bisa meluapkan emosi di kolom reply akun base, bukan pada akun penulis. Toh, mereka tak akan tahu siapa penulisnya. Namun, tiap akun auto base selalu punya kebijakan sanksi bagi pelanggar yang berceloteh di luar batas aturan. Yang paling umum, pelanggar akan di-block oleh admin, sehingga tidak akan bisa mengirim menfess lagi

Percaya tak percaya, auto base yang notabene merupakan produk dunia maya, nyatanya memberikan dampak tersendiri di dunia nyata. Banyak pencari kerja yang merasa terbantu untuk mengikuti interview kerja. Mahasiswa semester akhir menjadi mudah dalam mencari subjek untuk tugas akhir. Bahkan banyak pula sejoli dalam suatu daerah yang bersatu berkat akun auto base. Jadi, manfaatkan auto base Twitter dengan sebaik-baiknya!

(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads