Angka ini terdiri dari: 30 juta petugas kesehatan dan petugas pelayanan publik lini terdepan, dan 270 juta usia tua dan usia di bawahnya tapi dengan komorbid.
Vaksinasi sudah dimulai pada 16 Januari, tiga hari sesudah Indonesia memulai, dan sampai 28 Februari sudah divaksinasi 14,3 juta orang, jadi tinggi sekali cakupannya, dengan menggunakan dua jenis vaksin, Covishield (by Serum Institute of India Ltd) dan Covaxin (by Bharat Biotech International Ltd).
Angka 14,3 juta akan secara besar-besaran (digunakan kata eksponensial meningkat) mereka tingkatkan mulai 1 Maret, antara lain dengan tiga cara.
Pertama, selain di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, akan mengikutsertakan fasilitas pelayanan kesehatan swasta, sehingga masyarakat akan mudah mendapat tempat vaksinasi di dekat rumah dan lingkungannya, tanpa harus antre, mendaftar, dan berbagai prosedur birokrasi lainnya; tinggal langsung datang saja dengan membawa kartu identitas.
Kedua, vaksinasi di fasilitas pemerintah sepenuhnya gratis, di fasilitas swasta (klinik dan RS) membayar 250 rupees (sekitar Rp 50 ribu rupiah saja), walaupun di RS yang amat mewah sekalipun (tanpa tambahan biaya apa-apa lagi).
Ketiga, sasaran mulai 1 Maret adalah petugas kesehatan dan petugas publik lini terdepan yang belum divaksinasi pada Januari dan Februari; mereka di atas 60 tahun yang belum divaksinasi pada Januari dan Februari, dan semua orang dengan usia 45 - 59 tahun dengan komorbid.
Prof Tjandra Yoga Aditama mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara yang berkantor di India sejak 2015 sampai 2020
(mmu/mmu)