To Be dan To Have
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

To Be dan To Have

Jumat, 24 Feb 2006 10:38 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Ada dua kata yang sangat menentukan corak hidup anda. Kesalahan memilih kata yang dijadikan sebagai pedoman hidup, akan berujung pada kehancuran. Sebaliknya, bila anda tepat memilih kata yang dijadikan sebagai acuan kehidupan maka perjalanan hidup anda akan dipenuhi dengan prestasi dan kemuliaan hidup. Dua kata itu adalah To Be dan To Have.To Be adalah keinginan anda untuk "menjadi". Keinginan itu dikaitkan dengan proses untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang anda miliki. Contoh dari To Be adalah keinginan untuk menjadi pengusaha sukses berkelas internasional atau keinginan menjadi manajer terbaik di perusahaan tempat bekerja. To Have adalah keinginan anda untuk "memiliki" sesuatu. Keinginan tersebut dikaitkan dengan proses meraih benda-benda materi atau hasil akhir dari sebuah usaha, sebagai bentuk dorongan dari kesenangan duniawinya. Contoh dari To Have adalah keinginan untuk mendapatkan gaji, tunjangan, fasilitas, rumah, mobil, popularitas, status, dan pujian. Perbedaan To Be dan To Have terletak pada titik tujuan yang hendak dicapai. Bukan pada kata-kata. Misalnya ketika Anda mengatakan, ingin menjadi manajer terbaik. Pernyataan di dalam kalimat itu bisa berarti To Be, bisa juga To Have. Sangat tergantung dari apa yang menjadi fokus pengejarannya. Bila yang Anda kejar adalah gaji manajer, fasilitas manajer, mendapatkan pengakuan dan pujian dari banyak orang maka keinginan itu merupakan To Have. Tetapi kalau yang Anda kejar adalah kesempatan berprestasi yang lebih besar dan tanggung jawab sebagai seorang manajer dengan mengerahkan semua kemampuan yang anda miliki maka keinginan itu merupakan To Be.Kalau pikiran anda dijejali To Have, maka kecenderungannya adalah, setiap apa yang anda lakukan harus selalu dibalas dengan materi. Anda tidak tertantang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar kalau tidak dibayar setimpal. Prestasi kerja anda menjadi terbatas karena anda hanya bekerja sesuai gaji yang diterima dari perusahan. Akhirnya potensi diri anda stagnan dan tidak akan pernah berkembang.Ketika anda tergoda mengejar To Have, seringkali anda tergoda untuk menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan To Have. Kasus para pejabat Komisi Pemilihan Umum (KPU), BLBI dan juga penjualan asset-asset BPPN adalah contohnya. Akibat orentasi hidupnya adalah To Have, para pejabat yang terlibat kasus itu hidupya dipenuhi kegelisahan bahkan sudah ada bebrapa pelaku yang mendekam di balik jeruji. Nama baiknya ternoda. Harga diri keluarganyapun anjlok.Namun demikian, bukan berarti To Have dilarang. Hanya saja To Have tak boleh dijadikan kemudi hidup. Bila anda ingin punya rumah dan mobil, jangan pikirkan rumah dan mobil mewahnya (To Have). Pikirkan prestasi apa yang harus anda raih yang dengan prestasi itu anda mampu membeli rumah dan mobil.Jadikan To Be sebagai kemudi hidup anda. Orang dan perusahaan visioner yang masih bertahan hingga sekarang menjadikan To Be sebagai kemudi. Misalnya, General Electric yang memiliki ideologi inti: "mengembangkan kualitas kehidupan melalui teknologi dan inovasi". Bandingkan dengan PT QSAR yang dimotori Ramly Araby. Perusahaan yang meroket diawal tahun 2000 ini hancur dalam waktu yang amat singkat. Penyebabnya, Ramly Araby menjadikan To Have sebagai kemudi.Anda ingin sukses jangka panjang? Jadikan To Be sebagai kendali hidup anda.Keterangan Penulis:Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku Best SellerKUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup. (/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads