Perayaan Natal 2020 ini terasa berbeda dari perayaan-perayaan pada tahun-tahun sebelumnya. Bagi umat Katolik, misalnya, beberapa keuskupan telah memberikan imbauan supaya perayaan Natal dilakukan secara sederhana dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pelaksanaan ibadah di gereja dilakukan dengan kehadiran umat secara terbatas, dan bahkan di beberapa tempat umat diharapkan mengikuti ibadah secara daring.
Memaknai Natal
Istilah Natal sendiri berasal dari kata Latin natus yang berarti lahir. Bagi umat Kristiani, perayaan Natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus. Peristiwa ini dimaknai sebagai tanda kasih Allah bagi umat manusia. Kelahiran Yesus Kristus juga merupakan wujud solidaritas Allah dengan masuk ke dalam sejarah hidup manusia.
Dalam iman Kristiani, peristiwa kelahiran Yesus Kristus dimaknai sebagai peristiwa inkarnasi. Istilah inkarnasi ini berbeda dengan re-inkarnasi. Kata "inkarnasi" sendiri berasal dari kata Latin in carne yang berarti menjadi daging. Dalam hal ini, peristiwa inkarnasi menunjuk pada peristiwa kelahiran Yesus sendiri, Sang Sabda yang menjadi manusia. Injil Yohanes dengan indahnya menyebut peristiwa ini dengan mengatakan: "Sang Sabda telah menjadi manusia, dan diam di antara kita." (Yoh 1:14).
Secara umum peristiwa Natal ini bisa dimaknai sebagai perwujudan kasih Allah yang mau bersolider dengan kehidupan manusia. Dengan mengalami nasib manusia, Yesus menyatakan solidaritas-Nya dengan manusia yang memiliki aneka keterbatasan. Dengan menjadi manusia, Yesus dapat diam dan tinggal dengan semua orang, terutama bersama mereka yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir serta memberikan harapan bagi mereka.
Inilah makna mendasar dari perayaan Natal yang semestinya terus dihidupi oleh semua umat Kristiani. Natal mengajak kita semua untuk mensyukuri kasih Allah yang solider terhadap situasi hidup manusia.
Pesan Natal
Setiap tahun Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengeluarkan pesan Natal bersama. Tema pesan Natal bersama tahun ini adalah: "β¦dan mereka akan menamai Dia Imanuel." (Mat 1:23).
Dalam pesan Natal ini, umat Kristiani diajak untuk menyadari kembali bahwa Allah senantiasa menemani perjalanan hidup manusia, termasuk pula dalam situasi ketika masyarakat global mengalami pandemi Covid-19. Sebagaimana arti dari Imanuel β "Allah beserta kita", mengingatkan bahwa Allah hadir beserta umat manusia dan bekerja untuk memulihkan situasi yang sedang dihadapi.
Kesadaran bahwa Allah senantiasa menyertai umat-Nya akan memberikan harapan dalam hidup. Dengan tegas PGI dan KWI menyatakan demikian:
Sebagai orang Kristen kita bisa menderita sama seperti yang dialami orang lainnya, namun kita bisa menjalaninya dengan damai di dalam keyakinan bahwa Allah sorgawi berjalan bersama kita untuk menghadapinya. Allah tidak membiarkan kita dikuasai oleh roh ketakutan, tetapi oleh kekuatan cinta yang memampukan kita mengontrol hidup kita, dan menghadapi situasi yang sulit ini dengan keyakinan dan kedamaian sepenuhnya.
Selain ajakan untuk tetap berpengharapan, umat Kristiani diajak untuk tidak pernah lelah dalam mengaktualkan makna perayaan Natal di tengah masyarakat, bangsa dan negara. Umat Kristiani diajak untuk terus meneladan Yesus Kristus, Sang Imanuel, "yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik..." (Kis 10:38).
Mewujudkan Solidaritas
Dalam upaya meneladan Yesus Kristus, Sang Imanuel dan mewujudkan makna Natal adalah dengan cara mengembangkan solidaritas. Di tengah situasi keprihatinan akibat pandemi ini, solidaritas akan mendorong setiap orang untuk memiliki rasa kebersamaan, kesatuan, simpati, dan empati untuk memperjuangkan kepentingan bersama.
Mengacu pada pesan Natal 2020, solidaritas dapat diwujudnyatakan dalam tiga upaya berikut:
Pertama, setiap orang berusaha mengikis aneka tindakan yang dapat semakin memperkeruh suasana di masyarakat, antara lain dengan cara mengikis habis ujaran kebencian, berita bohong, intoleransi, dan aneka tindakan kekerasan.
Kedua, setiap orang berusaha saling bekerjasama dengan cara bermurah hati dan saling tolong menolong dalam menanggung beban sesama.
Ketiga, setiap orang berusaha membangun kerja sama dengan pemerintah dan semua pihak yang bekerja keras untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19. Kerja sama ini bisa dilakukan dengan melaksanakan protokol kesehatan sebagaimana dianjurkan oleh pemerintah dan pihak yang berwenang.
Ketiga upaya tersebut bisa menjadi perwujudan solidaritas dalam memaknai perayaan Natal di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sederhana tapi Bermakna
Perayaan Natal 2020 memang terasa berbeda. Suasana dan nuansa sederhana akan lebih terasa. Kendati demikian, umat Kristiani tidak perlu kehilangan makna sesungguhnya dari perayaan Natal ini. Perayaan Natal 2020 di tengah pandemi Covid-19 justru semakin mengajak umat Kristiani merasakan kembali peristiwa kelahiran Yesus Kristus, Sang Imanuel, yang hadir dalam suasana keheningan dan kesederhanaan palungan.
Selamat Natal bagi seluruh umat Kristiani. Semoga perayaan Natal di tengah pandemi ini semakin menggerakkan hati kita untuk semakin bersolider dengan sesama..
Stepanus Sigit Pranoto SCJ Pastor Katolik Anggota Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ), mahasiswa Doktoral Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini