Saudaraku sebangsa dan setanah air, jangan pernah berhenti mencintai republik ini. Demo tidak dilarang, namun jangan anarkis, apalagi jatuh korban baik korban jiwa maupun materi. Hindari demo yang sudah mengarah ke aksi lempar batu, apalagi berbuntut pada lempar bom molotov atau senjata tajam. Jika sudah ada yang seperti itu lebih baik berhenti dan menjauh, sebab keselamatan kita bisa terancam.
Praktek rusuh dan huru hara bukan watak bangsa kita yang berperadaban adi luhung, justru cegah jika ada ajakan ke arah situ. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Vandalisme dan holiganisme anarko bukan budaya kita.
Pro kontra dalam sebuah peraturan perundang-undangan adalah hal biasa. Hati panas kepala dingin. Tidak ada pemerintah yang ingin menyengsarakan rakyatnya. Pasti akan ada buah manis yang bakal dipetik dalam jangka menengah dan panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adik-adikku dan saudaraku yang budiman, mari beri contoh dan teladan akan kearifan dan sikap bijak kepada generasi junior kita. Agar mereka tak meniru cara seniornya yang terkadang kurang pas dalam menyikapi sesuatu.
Demo yang tertib menunjukkan bahwa kita memiliki peradaban tinggi, saling menghargai dan ikuti konstitusi melalui proses judicial review via Mahkamah Konstitusi jika ada yang tidak sependapat.
Lakukan check, recheck dan crosscheck jika ada provokasi baik langsung maupun via medsos. Tanyakan kepada yang mengerti, jangan telan mentah. Jangan terjebak pada eforia dimana massa berkumpul maka emosi lebih menguasai ketimbang rasio. Begitu ada yang meneriakkan kata "serbu" lantas ikut menyerbu, menjarah, merusak dan lain-lain dan akhirnya malah dijatuhi sanksi pidana.
Kita harus siap dengan perubahan, sebab perubahan adalah keniscayaan, mari lukis negeri ini dengan torehan tinta emas dan prestasi, bukan dengan kerusakan dan caci maki anarki. Niscaya akan kita lalui semua ini dengan senyum keguyuban serta kebersamaan. Jangan jadikan demo menjadi cluster COVID-19 yang baru. Sudah cukup korban Covid berjatuhan, tak perlu ditambah lagi via cluster demo.
Kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ormas dan OKP, mari beri literasi dan kesejukan kepada bangsa kita agar tetap memegang teguh persatuan dan kesatuan bangsa. Ada hitung mari kita hitung, ada rembug mari kita rembug. Niscaya kita menuju negeri yang baldatun toyyibatun wa robbun ghofur. Amiin Ya Rabbal Alamin. Salam damai untuk bangsaku.
Wawan Hari Purwanto, Deputi VII Badan Intelijen Negara
(eva/eva)