Siapapun Tak Mungkin Halangi Kebangkitan Kembali Bangsa Tionghoa
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Siapapun Tak Mungkin Halangi Kebangkitan Kembali Bangsa Tionghoa

Minggu, 06 Sep 2020 20:04 WIB
Heru Zhu
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
CMG
Foto: China Media Group
Jakarta -

"Sejarah pasti akan membuktikan, kebangkitan kembali luar biasa bangsa Tionghoa sulit dihalangi. Siapa pun dan kekuatan mana pun yang mencoba memaksakan niatnya kepada Tiongkok secara bullying, yang mengubah arah kemajuan Tiongkok, dan menghalangi upaya rakyat Tiongkok untuk menciptakan kehidupan sendiri yang indah, rakyat Tiongkok mutlak tidak setuju!" Kamis sore (3/9/2020), pemimpin tertinggi Tiongkok Xi Jinping memaparkan pernyataan tersebut dalam temu wicara memperingati 75 tahun kemenangan Perang Rakyat Tiongkok Melawan agresi Jepang serta Perang Anti-Fasis Sedunia.

Dalam pidato yang signifkan itu, Xi Jinping secara menyeluruh mengenang kembali proses luar biasa dan arti sejarah Perang Rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang, secara mendalam menjelaskan makna semangat melawan agresi, dan dengan perkataan 'harus mempertahankan' menunjukkan arah pewujudan kebangkitan kembali bangsa Tionghoa, dengan 'rakyat Tiongkok mutlak tidak setuju' memberi peringatan kepada segala individu dan kekuatan yang berniat menghalangi kebangkitan kembali bangsa Tionghoa, dengan jelas dan kuat menyampaikan sikap Tiongkok ini mempunyai arti realistis zaman baru.

Semangat melawan agresi ini adalah kekayaan spiritual penting perang Rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang, dan mempunyai signifikansi zaman yang abadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 75 tahun ini, Tiongkok mengalami perubahan drastis, dan menciptakan prestasi pembangunan yang menarik sorotan perhatian seluruh dunia, kebangkitan kembali bangsa Tionghoa menyongsong prospek yang cerah.

Pidato penting Xi Jinping mengundang respons luas masyarakat internasional. Tokoh-tokoh berbagai negara menyatakan, tata tertib internasional pasca PD II sangat tidak mudah diperoleh, masyarakat internasional hendaknya bercermin pada sejarah, menentang hegemonisme dan politik kekuasaan, bergandengan tangan untuk mendorong perdamaian dan pembangunan dunia.

ADVERTISEMENT

Heru Zhu, Jurnalis China Media Group

(ads/ads)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads