Indonesia menjadi destinasi perjalanan alam bebas karena memiliki banyak sekali jenis hutan, flora, dan fauna. Dimulai dari hutan hujan tropis hingga lautan luas yang menyimpan berbagai jenis flora dan fauna. Indonesia memiliki kurang lebih sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis tumbuhan di seluruh dunia, dengan total jumlah marga endemik 202 jenis.
Sedangkan untuk jenis persebaran fauna dapat dilihat dari jenisnya, yaitu mamalia (hewan menyusui) yang lebih dari 500 jenis, pisces (ikan) lebih dari 4.000 jenis, aves (burung) lebih dari 1.600 jenis, reptilia dan amphibi lebih dari 1.000 jenis, lalu jenis insecta (serangga) ada lebih dari 200.000 jenis.
Bentangan alam serta kekayaan flora dan fauna di dalamnya itulah yang menjadikan kegiatan alam bebas di Indonesia menjadi tren dan hobi bagi banyak kalangan, laki-laki maupun perempuan, muda hingga dewasa. Namun, di tengah maraknya kegiatan alam bebas di Indonesia, masih banyak yang menganggap kegiatan ini hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja karena kegiatan alam bebas cenderung memakan waktu yang lama mulai dari persiapan hingga pelaksanaan.
Voytek Kurtyka mengatakan, "Alpinism is the art of suffering," dalam buku Mountaineering: The Freedom of the Hills yang bila diterjemahkan kurang lebih menjadi "pendakian merupakan seni penderitaan." Dalam melakukan kegiatan alam bebas perlu ada tim yang terbentuk untuk mempersiapkan banyak hal mulai dari peralatan, fisik, pengetahuan, hingga mental untuk menunjang kegiatan alam bebas yang aman dan nyaman.
Dalam melakukan persiapan tentunya memerlukan kerja sama dari tim yang sudah terbentuk untuk memaksimalkan sumber daya yang ada serta memaksimalkan hasil yang akan diraih. Dimulai dari persiapan perjalanan alam bebas kemampuan untuk bekerjasama dalam tim dapat dilatih. Dengan persiapan yang matang diperlukan agar kegiatan yang dilaksanakan minimal risk and zero accident.
Dalam pelaksanaan kegiatan alam bebas diperlukan mental tangguh dan jiwa pantang menyerah untuk menghadapi segala kesulitan yang akan dihadapi dalam melakukan perjalanan alam bebas, dimulai dari membawa beban berat hingga cuaca yang tidak menentu. Manajemen dalam kegiatan alam bebas juga sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan alam bebas yang aman dan nyaman.
Manajemen waktu, sumber daya, peralatan, serta kebutuhan lainnya tidak dapat dikesampingkan, dimulai dari persiapan hingga pelaksanaan kegiatan alam bebas. Tentu dengan hal-hal tersebut tidak lagi dapat dikatakan perjalanan alam bebas hanya membuang waktu dan tenaga saja, namun banyak soft skill yang dapat dilatih serta dikembangkan.
Manajemen
Manajemen sangat berguna dalam kehidupan ke depannya baik dalam dunia kerja maupun dalam dunia pendidikan. Manajemen memiliki fungsi planning (perencanaan) di mana pada kegiatan alam bebas dilakukan sebelum perjalanan dilakukan. Dimulai dari merencanakan apa tujuan perjalanan yang akan dilakukan, ke mana akan melakukan perjalanan, hingga kapan akan dilakukannya perjalanan tersebut.
Planning bermanfaat agar terhindar dari kesalahan yang mungkin terjadi, menjadi pedoman dalam melakukan kegiatan, membuat pelaksanaan menjadi tepat serta pelaksanaan tugas menjadi lebih terorganisasi.
Fungsi kedua adalah organizing (pengorganisasian). Hal ini dilakukan untuk membagi tugas kepada setiap anggota dalam suatu kegiatan alam bebas sehingga dalam pelaksanaannya setiap orang mendapat tugasnya masing masing, sehingga tidak ditanggung oleh satu orang saja.
Tugas-tugas tersebut bisa dibuat ke dalam beberapa divisi, di antaranya operasional yang mengatur kegiatan per harinya, logistik yang mengatur kebutuhan peralatan selama berkegiatan, konsumsi yang mengatur kebutuhan makanan, administrasi yang mengurus perizinan serta surat-menyurat dan terakhir medik yang mengurus kebutuhan obat-obatan selama berkegiatan.
Organizing bermanfaat untuk pembagian tugas kepada setiap sumber daya yang ada serta setiap personel mengetahui tugas apa yang dijalankan.
Fungsi yang ketiga adalah actuating (pengarahan), yaitu mengarahkan tugas dari setiap divisi yang terbentuk agar jelas tugasnya dan efektif pekerjaannya.
Terakhir fungsi manajemen adalah controlling (pengawasan). Pada perjalanan alam bebas pengawasan berfungsi dalam pengaturan untuk mencapai target dan bila tidak sesuai rencana akan dibuat judgement call sesegera mungkin.
Controlling berfungsi untuk mengevaluasi keberhasilan, koreksi terhadap penyimpangan serta memberi alternatif solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi.
Pantang Menyerah
Dalam pencapaian target atau tujuan terdapat banyak hal yang perlu dilakukan sehingga membutuhkan kerja sama tim dan dibutuhkan komitmen serta jiwa pantang menyerah untuk mencapai target tersebut.
Dalam perjalanan alam bebas, dua hal tersebut perlu dimiliki oleh setiap orang yang melakukannya sehingga kerja sama tim dan jiwa pentang menyerah sangat dilatih dalam persiapan hingga pelaksanaan perjalanan alam bebas. Dari mulai persiapan banyak hal yang perlu dipersiapkan secara pribadi dan kelompok, dimulai dari peralatan, makanan, jadwal kegiatan hingga perlengkapan medis.
Tentu hal itu tidak dapat dilakukan seorang diri bila ingin berkegiatan dengan efektif sehingga kita perlu membagi tugas-tugas tersebut. Kerja sama tim ini tidak hanya untuk meringankan beban setiap orang, namun juga dapat saling melakukan pengecekan terhadap pekerjaan anggota tim untuk meminimalisasi kesalahan.
Dalam pelaksanaan perjalanan alam bebas tidak dapat tiba-tiba berhenti di tengah jalan bahkan tidak dapat berhenti saat mencapai target, harus melakukan perjalanan pulang karena akan membahayakan keselamatan bagi peserta perjalanan alam bebas. Jiwa pantang menyerah memainkan peranan penting di saat kita sedang melewati tantangan tantangan sulit di alam bebas karena keganasan alam bebas bisa menimpa siapapun, tidak pandang bulu.
Tentu karakter alam yang bisa menimpa siapapun itu yang melatih jiwa pantang menyerah kita untuk terus menghadapi kesulitan-kesulitan yang sedang dialami.
Pada zaman sekarang banyak orang tidak lagi suka melakukan perjalanan alam bebas karena sudah terlalu nyaman hidup di kota dengan segala fasilitas yang ada. Selain itu, tidak semua orang mau membayar untuk gangguan fisik dan spiritual yang tinggi dalam melakukan perjalanan alam bebas. Namun, dalam ketidaknyamanannya kegiatan alam bebas akan mengajarkan banyak hal dengan alam bebas sendiri sebagai gurunya.
Alam dapat mengajarkan untuk hidup sederhana serta mengajarkan untuk bersyukur terhadap hal-hal kecil. Dengan persediaan pangan yang terbatas misalnya, kita tentu akan lebih menghargai makanan yang ada dan tidak pilih-pilih makanan. Selain itu dengan melakukan perjalanan alam bebas banyak hal yang dapat dilatih dan bisa diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu mulailah untuk mencoba berkegiatan alam bebas dan mulai melakukan eksplorasi mulai dari lokasi yang masih terjangkau dari rumah. Selain melatih diri dengan melakukan perjalanan alam bebas, kegiatan ini juga dapat membuat tubuh menjadi bugar karena tubuh kita terlepas dari polusi di perkotaan. Namun dalam berkegiatan alam bebas wajib untuk terus mengingat dan melaksanakan prinsipnya --aman dan nyaman, serta menjaga keselamatan diri sendiri dan anggota tim.
Terakhir, dalam melakukan perjalanan alam bebas tidak boleh melupakan etika kegiatan alam bebas yakni take nothing but picture, kill nothing but time, leave nothing but footprints. Dengan melakukan hal tersebut, maka risiko rusaknya alam bebas akan berkurang.
(mmu/mmu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini